Bengisnya Militer Myanmar, Bunuh Pasangan Suami Istri yang Hendak Jual Susu
Pasangan suami istri (pasutri) ditembak mati oleh pasukan keamanan Myanmar di kota Tamu pada Selasa (13/4/2021) pagi waktu setempat.
Pada Rabu pagi waktu setempat, polisi dan tentara Myanmar melakukan penggeledahan di dua kelurahan di Tamu.
“Mereka menggeledah rumah orang-orang yang dicurigai mengikuti protes dan aktivitas (anti-kudeta), ”kata seorang penduduk kepada Myanmar Now pada Rabu.
Sebelum Kishan dan Harimaya terbunuh, lima orang dilaporkan telah menjadi korban tewas di tangan angkatan bersenjata Myanmar sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.
Pada 1 April, satu pekan setelah adanya korban tewas pertama di kota Tamu, sebuah kelompok anti-kudeta menyerang pos polisi dan menewaskan lima polisi.
Sabtu (10/4/2021) pekan lalu, penduduk setempat menyergap konvoi pasukan junta militer ketika mereka memasuki kota Tamu untuk menekan protes.
Dengan menggunakan senapan berburu rakitan, mereka membunuh setidaknya tiga tentara. Dua warga sipil juga tewas dalam bentrokan itu.
Sehari kemudian, seorang penembak jitu menembak dan membunuh seorang pengendara sepeda motor yang sedang melewati sebuah kantor polisi di kota Tamu.
Banyak penduduk Tamu melarikan diri ke India setelah pembunuhan, penggerebekan, dan penangkapan yang dilakukan oleh pasukan junta militer.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, pasukan junta militer telah membunuh lebih dari 700 warga sipil di seluruh negeri sejak militer merebut kekuasaan.
Artikel ini telah tayang di Kompa