Berita Palembang
Cerita Sebuah Daerah Bernama Tangga Buntung di Palembang, Terdapat Kampung Narkoba
Terdapat tiga lorong yang digerebek oleh ratusan pasukan gabungan dari Polrestabes Palembang dan Brimob Polda Sumsel
TRIBUNSUMSEL.COM-Masyarakat Indonesia dihebohkan oleh video viral penggerebekan kampung narkoba di daerah Tangga Buntung, Kota Palembang, Minggu (11/4/2021).
Terdapat tiga lorong yang digerebek oleh ratusan pasukan gabungan dari Polrestabes Palembang dan Brimob Polda Sumsel.
Dari penggerebekan itu, diamankan 65 orang dan barang bukti 1,5 kg sabu.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira Satya Putra mengatakan, penggerebekan dilakukan di tiga lorong kampung Narkoba di kawasan Tangga Buntung Palembang.
"Tim gabungan Polda Sumsel, Polrestabes Palembang, di backup Brimob dan Polair dan menerjunkan K9, melakukan penggrebekan di 3 lorong di kawasan kampung narkoba," katanya Minggu (11/4/2021).
Di mana lokasi Tangga Buntung itu? Daerah ini masuk kecamatan Ilir Barat (IB) II Palembang.
Kawasan ini cukup dikenal sebagai salah satu daerah yang cukup "disegani" oleh orang Palembang.
Lalu, dari mana sebenarnya nama "Tangga Buntung" itu didapatkan?. Apa arti sebenarnya?.
Dari pantauan Tribunsumsel.com di lapangan kawasan Tangga Buntung ini terletak dari dari masjid suro atau Jalan Ki Gede Ing Suro itu sudah termasuk dalam kawasan Tangga Buntung yang selama ini dikenal.
Daerah ini termasuk daerah yang padat penduduk.
Terlihat kanan kiri rumah masih kebanyakan berbentuk rumah limas, rumah adat kota Palembang.
Di daerah ini juga banyak menjual berbagai macam ciri khas kota Palembang seperti sebagai sentra songket Palembang.
Tak hanya itu, banyak juga orang berjualan pempek, kue bluder khas makanan warga kota Palembang.
Daerah ini juga banyak orang mengenal dua jenis yakni daerah laut atau daerah darat.
Daerah laut di sini artinya orang yang tinggal di pinggiran sungai musi sedangkan darat orang yang tidak tinggal di pinggiran sungai musi.
Ketika Tribunsumsel.com bertanya kepada salah satu warga, Sri Susilawati (40) yang merupakan warga Tangga Buntung mengaku tidak mengetahui pasti tentang asal mula atau sejarah Tangga Buntung ini.
Wanita yang lahir dan besar disana pun mengaku minim sekali pengetahuan tentang sejarah daerahnya tersebut.
"Setahu saya ya tangga buntung ini, nama yang diberikan oleh orang Belanda. Katanya dulu tangga di sini banyak buntung alias tepotong tapi dak tau tangga apa," jelas dia.
Ibu rumah tangga ini pun mendapatkan cerita tersebut dari mulut ke mulut orang-orang yang ada di sini.
"Tahunya ya dari orang-orang saja. Gak pernah nanya serius kepada orang tua juga," ungkap dia.
Menurut Sejarawan Palembang Andi Syarifuddin, di Palembang ini banyak nama-nama tangga.
Ada tangga takat, tangga tanah, tangga panjang dan tangga buntung.

"Itu menunjukkan tempat dan tempat itu juga menunjukkan fungsinya. Misalnya lingkungan kepandaian itu tempat pandai-pandai besi. Termasuklah Tangga Buntung yang juga merupakan nama asli," jelas dia.
Ia mengatakan tangga buntung ini ada ceritanya mengapa diberi nama Tangga Buntung.
Menurutnya, ada versi yang mengatakan tangga itu buntung dan itu kurang panjang.
"Jadi tangga itu buntung dan potongan itu disambungkan di tempat lain mungkin ke tangga panjang itu, itulah yang dinamakan tangga buntung dan ada tangga panjang," ungkapnya.
Tangga yang dimaksud dalam sejarahnya yakni pada zaman dulu transportasinya sungai.
Sungai itu ada dermaga, untuk menghubungkan antara dermaga dan daratan itu ada tangga.
"Jadi untuk mencapai daratan kurangnya panjang sehingga diambil tangga lain jadi tangga lain jadi buntung. Itulah yang dinamakan tangga buntung. Itu salah satu versinya," ungkap dia.
Andi mengatakan Tangga Buntung ini perkampungan asli Palembang? Mengapa karena di daerah tersebut banyak ditemukan rumah adat limas.
"Artinya perkampungan orang Palembang tradisional karena dulu punya rumah limas bukan orang sembarangan," beber dia.
Tambah dia, ia menyakini di Tangga Buntung sebagai sentral kehidupan paling penting dijaman dulu karena banyaknya rumah limas yang ada disana.
"Di sana (Tangga Buntung,red) merupakan kampung lama Palembang. Makanya ini perlu dikaji lagi lebih dalam," ungkap dia.
Kampung Narkoba
Dalam perkembangannya, kawasan yang menjadi pusat pemukiman warga Palembang ini mulai terpengaruh oleh narkoba.
Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam sebuah laporan tahun 2019 mengungkapkan, Tangga Buntung dikategorikan daerah rawan narkoba oleh masyarakat.
Di kecamatan ini terdapat sebuah kampung yang banyak warganya hidup dari hasil jual-beli narkoba.
Di antara warga saling menjaga jika ada hal-hal yang dianggap mencurigakan.
Misalnya, jika ada petugas yang masuk ke kampung ini, maka mudah diketahui seluruh warga kampung. Rumah tangga berjualan segala jenis narkoba tetapi bukan sebagai bandar besar, melainkan kaki tangannya.
Bandar narkoba tidak tinggal di kampung tersebut, bahkan ada bandar besar yang ada di penjara yang menggerakkan pasokan narkoba mereka.
Bandar besar ini umumnya memiliki kaki tangan atau agen yang didistribusikan melalui kurir.
Dari kurir atau pengedar jalanan ini, pengguna membeli narkoba “paket hemat”. Dalam transaksi narkoba biasanya mereka menggunakan bermacam-macam istilah. Misalnya, shabu sering disebut kristal.
Mereka yang mendapatkan narkoba ditawari oleh orang yang diperkenalkan dari temannya. Mereka ditawari shabu tetapi mereka harus mengantarkan shabu ke orang tertentu, jadi dengan sebatas mengantarkan saja.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com pada 21 Juli 2019