Kisah Sedih Dibalik Jokowi jadi Imam Salat Jumat di Lembata, Imam Masjid Babul Janah Belum Ditemukan
Saat melaksankan Salat, warga Ile Ape memadatai area sekitar masjid menunggu orang nomor satu itu selesai beribadah dan dapat bertemu dengan warga set
TRIBUNSUMSEL.COM, KUPANG - Kisah dibalik Presiden Joko Widodo jadi imam salat Jumat di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4/2021).
Ternyata ada kisah pilu dibalik orang nomor satu di Indonesia itu jadi imam salat Jumat.
Imam Masjid Babul Janah, Desa Amakaka Lembata, ternyata dinyatakan hilang pasca-banjir bandang.
Diketahui, kunjungan Jokowi di desa Amakaka kecamatan Ile Ape kabupaten Lembata, NTT yang bersamaan dengan waktu salat, sehingga sang presiden pun meluangkan waktunya untuk melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid Babul Janah, Desa Amakaka Lembata.
Presiden Jokowi di daulat menjadi imam saat melaksanakan salat Jumat pada siang itu, Jumat 9 April 2021.
Saat melaksankan Salat, warga Ile Ape memadatai area sekitar masjid menunggu orang nomor satu itu selesai beribadah dan dapat bertemu dengan warga setempat.
Usai salat Jokowi menyapa umat yang turut hadir melaksanakan ibadah salat.
Kemudian melanjutkan perjalanan ke kota Lewoleba.
Diketahui, presiden Jokowi hadir di desa Amakaka untuk meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang yang menyebabkan puluhan korban meninggal dunia.
Jokowi Salat di Masjid Babul Janah Amakaka, Imam Masjidnya Turut Menjadi Korban Banjir Bandang
Kehadiran Presiden Joko Widodo ( Jokowi) di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di desa Amakaka kecamatan Ile Ape, kabupaten Lembata untuk meninjau lokasi bencana alam menyimpan kisah pelik yang terselip.
Presiden Jokowi datang pada hari Jumat 9 April 2021 atau lima hari setelah bencana banjir bandang menerjang desa tersebut.
Jokowi melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid Babul Janah, desa Amakaka sekira pukul 12.00 WITA.
"Mestinya, kali ini yang menjadi imam untuk pak presiden adalah bapa imam Mansur Mangu, tapi sayang, kita punya imam itu belum dapat," ujar Ishak, umat di masjid Babul Janah Amakaka, Jumat 9 April 2021 saat di hubungi POS-KUPANG.COM.
Imam Masjid bernama Mansur Mangu, menjadi korban akibat banjir menerjang desa itu pada tanggal 4 April 2021 dinihari.
Sang imam, hingga hari ini belum ditemukan oleh tim pencari.

Kisah Imam Mansur
Imam Mansur dikenal dengan suara merdunya kala memimpin salat ataupun saat membaca ayat suci Alquran.
Ia pun seorang yang ramah dan menghargai sesama, juga mempunyai jiwa semangat yang tinggi.
Di usia senjanya, Mansur saat memimpin ibadah salat, sering jatuh sakit, namun kegigihannya untuk tidak meninggalkan salat membuatnya tetap menginjakan kaki dan setia menjadi seorang imam ketika waktu salat tiba.
Selain sebagai seorang imam masjid, Mansur Mangu juga di kenal memiliki kemampuan bela diri tradisional yang sering di mainkan pada saat upacara adat di desa setempat.
Jiwa romantis Mansur pun tak kala menariknya, ia rela sepayung dan seirama bersama sang istri ketika pulang dari kebun ataupun dalam menghadiri tiap acara.
Kini sang imam itu belum ditemukan, puing-puing kenangan yang ia bangun, hanya menjadi saksi yang tak berkesudahan ketika mengingat namanya.
Kepergeian imam masjid berusia cukup tua ini, menjadi pukulan keras bagi umat di masjid Babul Janah.
"Memang ini berat, tapi mau bagaimana. Bapak imam itu orang baik" ucap Iskal, seorang pemuda masjid, berlinang air mata, Kamis 8 April 2021.
Kedatangan presiden Joko Widodo kali ini menyimpan begitu banyak cerita bagi warga setempat.
Untuk pertama kalinya, masjid tersebut di imami oleh orang nomor satu di negeri ini.
Di kabupaten Lembata juga, kehadiran presiden menjadi yang pertama, setelah agenda kehadiran presiden dalam peringatan Hari Nusantara (Harnus) 2019 silam batal.
Presiden Jokowi Pastikan Relokasi Korban Banjir Ile Ape Dilakukan Secepatnya
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) akhirnya menginjakan kakinya di tanah Lembata, Jumat (9/4/2021).
Bersama rombongan, dia hendak melihat langsung lokasi bencana banjir dan longsor di desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape dan mengunjungi pengungsi yang berada di posko pengungsian Puskesmas Waipukang.
Di Desa Amakaka, Presiden Joko Widodo memastikan akan merelokasi pemukiman warga korban banjir bandang.
Presiden meminta Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur untuk memastikan lokasi baru yang akan dibangun perumahan bagi para pengungsi korban banjir dan longsor.
Hal ini harus dilakukan secepat-cepatnya, kata Presiden.

"Siang hari ini saya berada di Desa Amakaka di mana bencana banjir bandang yang ada di Kabupaten Lembata ini korbannya paling banyak," ujar Presiden.
Atas nama pribadi dan mewakili pemerintah, Kepala Negara menyampaikan belasungkawa kepada para korban bencana. Presiden mendoakan agar arwah mereka diterima di sisi Tuhan dan diberikan tempat terbaik.
"Saya, secara pribadi dan mewakili pemerintah, mengucapkan duka yang mendalam atas korban yang ada. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan, diberikan tempat yang terbaik, dan yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga mengunjungi warga setempat yang kini tengah berada di lokasi pengungsian di Puskesmas Waipukang.
Di sana Kepala Negara menemui para pengungsi dan ingin memastikan bahwa segala kebutuhan warga telah tercukupi.
Presiden juga mendengarkan sejumlah keluhan masyarakat setempat yang nantinya akan ditindaklanjuti selama proses penanganan.
"Untuk pengungsian juga sudah dipastikan untuk logistiknya cukup. Hanya tadi ada dari masyarakat menyampaikan bahwa BBM-nya mahal. Saya terima (masukannya)", tuturnya.
Melalui kunjungan dan peninjauan ini, Presiden Joko Widodo telah berbicara dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengenai penanganan dan pemulihan pasca bencana di wilayah setempat.
Atas persetujuan masyarakat, warga di lokasi terdampak bencana ini nantinya akan direlokasi dimana proses pembangunannya akan segera dilakukan secepat-cepatnya.
Selain itu, Presiden juga telah memerintahkan agar proses pencarian di tengah medan berbatuan yang menyulitkan pengoperasian alat berat untuk tetap dilakukan.

"Sampai siang hari ini, total korban di Nusa Tenggara Timur ada 163 yang meninggal dan masih dalam pencarian 45 orang. Ini yang akan terus kita usahakan agar yang dalam pencarian tadi bisa segera ditemukan. Kalau kita lihat di lapangan memang keadaannya berbatuan, batu yang besar-besar, yang itu sangat menyulitkan alat-alat berat kita. Tetapi tadi sudah saya perintahkan untuk terus dicari dan ditemukan yang masih hilang", ujarnya.
Baca juga: Saya Tidak Mau Cuci, Biar jadi Kenangan, Bahagianya Pemuda Lembata yang Diberi Jaket oleh Jokowi
Baca juga: Tangis Jokowi di Adonara, Buka Masker Lalu Usap Air Mata, Sederet Momen Jokowi Kunjungi NTT
Baca juga: TEGAS, Jokowi Minta 45 Korban Banjir Bandang di NTT yang Hilang Dicari dan Ditemukan : Segera
Baca juga: Histeris Sambut Jokowi di Bandara, Warga : Pelan-pelan saja Jalannya Biar Kami Bisa Lihat Muka Bapak
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, sebelumnya juga telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang, longsor, dan gelombang pasang yang terjadi di wilayahnya.
Status tersebut ditetapkan terhitung mulai tanggal 4 hingga 17 April 2021 mendatang untuk mempercepat proses pemulihan wilayah setempat selepas bencana. (tribun network/thf/PosKupang.com)