Berita Palembang

Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang Ajak Masyarakat Makin Peduli Sejarah dan Budaya

Sahabat Cagar Budaya (SCB) dimulai dari diskusi yang dilakukan bersama para pakar sejarah, arkeolog dan penelusur sejarah yang ada di Palembang.

Editor: Vanda Rosetiati
SRIPOKU.COM
Robby Sunata, koordinator Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Berawal keprihatinan atas hilangnya cagar budaya Pasar Cinde di Palembang, Robby Sunata akhirnya membuat komunitas yang fokus mengajak masyarakat di Palembang untuk peduli terhadap sejarah dan budaya.

Robby Sunata membentuk Komunitas Sahabat Cagar Budaya Palembang dengan beranggotakan hanya lima orang saja pada tahun 2017 lalu.

Dia tidak ingin ada lagi cagar budaya yang dimiliki oleh Kota Palembang hilang atau diruntuhkan seperti Pasar Cinde.

"Ini karena kecintaan saya kepada Kota Palembang, pengabdian kepada kota tercinta," katanya.

Salah satu caranya adalah menanamkan kecintaan akan sejarah dan budaya kepada masyarakat sehingga masyarakat paham bahwa cagar budaya adalah warisan bagi generasi selanjutnya.

"Kita mulai dari masyarakat karena jika mereka mengerti tentang sejarah, maka mereka punya kekuatan untuk menolak segala jenis penghilangan cagar budaya," jelasnya.

Sahabat Cagar Budaya (SCB) dimulai awalnya dari diskusi yang dilakukan bersama para pakar sejarah, arkeolog dan penelusur sejarah yang ada di Palembang.

"Awalnya kita diskusi dan bincang santai itu di kafe-kafe, kita ajak teman-teman dan ahli sejarah untuk menjelaskan topik tertentu," terangnya.

Namun tidak hanya sebatas diskusi, Robby juga mengajak para anggota dan siapa saja yang mau ikut untuk mendatangi langsung tempat-tempat bersejarah yang ada di Palembang.

Menurutnya, orang Palembang biasanya tidak puas hanya membahas sejarah dengan mendengarkan, melainkan harus mendengarkan dan melihat langsung tempat bersejarah tersebut.

"Kita pernah ke banyak lokasi bersejarah, seperti tempat penemuan prasasti talang tuo, komplek pemakaman saboking king dan lainnya," bebernya, Sabtu (6/3/2021).

Menurut laki-laki kelahiran Palembang 30 Agustus 1979 ini, Palembang sudah memiliki cukup sejarah yang dapat digali mulai dari Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang hingga kesultanan Palembang.

Sebagai kota tertua, Palembang seharusnya dapat lebih menghargai sejarah tersebut.

Namun, karena banyak peninggalan yang sudah hilang, pembuktian mengenai sejarah menjadi kabur.

"Kita tidak ingin kejadian seperti Cagar Budaya Pasar Cinde terulang kembali, gerakan-gerakan ini harus bersatu baik dari para ahli sejarah, arkeolog, pemerintah dan masyarakat," paparnya.

Komunitas ini juga aktif mengajak generasi muda yang memang menjadi fokus untuk ikut dalam setiap kegiatan SCB.

Sehingga, ketika para generasi tua sudah tidak sanggup lagi mempertahankan warisan budaya, generasi muda yang sudah mapan mempunyai pondasi sejarah untuk mempertahankan peninggalan bersejarah.

Robby sendiri, sebelum aktif dalam kegiatan bersejarah, pernah berprofesi sebagai pegawai Bank, komika, hingga pernah akitf dalam bidang pariwisata bersama Disbudpar Sumsel.

Kemudian dia memilih untuk aktif kegiatan yang tidak banyak dilakukan orang, namun memiliki nilai yang sangat besar untuk kepentingan generasi berikutnya.

"Saya mulai terpanggil ketika melihat Pasar Cinde dirobohkan, di situ hati saya berdetak.

Sudah banyak orang kenal dan tau bahwa Cinde itu punya nilai saja bisa roboh dan hilang, apalagi yang tidak atau belum banyak orang tau," ujarnya.

Saat ini SCB memiliki anggota yang aktif berjumlah 12 orang, dan akan terus mengadakan bincang diskusi serta menelusuri lokasi bersejarah lainnya yang ada di Kota Palembang.

"Kita terbuka untuk siapa saja yang ingin ikut, terutama generasi muda, semakin banyak yang ikut semakin senang kami," pungkasnya.

Biofile :

Nama : Robby Sunata

TTL : Palembang 30 Agustus 1979

Pendidikan : Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Padjadjaran Bandung Jawa Barat

Ikuti Kami di Google Klik

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved