UPDATE Korban Banjir Bandang NTT, 44 Korban Tewas, 24 Orang Hilang, 17 Unit Rumah Hanyut
BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
TRIBUNSUMSEL.COM - Informasi terkini kondisi bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (5/4/2021).
BNPB menerima informasi terkini dampak bencana di beberapa wilayah NTT.
Perkembangan terkini, bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4/2021), pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44.
Sedangkan warga luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.
Sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini.
Kesembilan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5.

BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.
Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. .
BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.
Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat.
Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi pada Minggu (4/4/2021), pukul 01.00 waktu setempat atau Wita.
Tangis Lorensius
Lorensius Latu (65) menangis histeris saat melihat ibunya yang sudah terbujur kaku.
Ibunya menjadi salah satu korban akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tengga Timur (NTT).
Diketahui, tanah longsor dan banjir bandang memakan banyak korban.
Sejumlah daerah melaporkan bahwa korban manusia banyak yang ditemukan meninggal dunia.
Di Kabupaten Lembata misalnya, sejumlah korban jiwa ditemukan sudah tak bernyawa usai diterpa banjir bandang.
Lorensius sangat merasakan duka, pasalnya sang ibu kandung menjadi korban dalam benca alam tersebut.
Naas memang, peristiwa yang dialami oleh Lorensius dan warga lainnya tak pernah diduga sebelumnya.
Kejadian begitu tiba-tiba.
Semua tak menyangka akan peristiwa tersebut.
Lorensius yang warga desa Amakaka tak kuasa menahan tangis pagi itu.
Lorensius histeris seketika.

Baca juga: Misteri Pemilik Potongan Kaki di Japos setelah Dua Minggu Ditemukan, Keterangan Baru Polisi
Baca juga: FAKTA Bencana Longsor dan Banjir Bandang di Flores Timur : Kami Butuh Makanan, Pakaian, Obat, Tenda
Baca juga: Adikku, Ingin Lihat Adikku, Suara Lirih Kakak Antar Adik ke Makam, Meninggal saat Latihan Silat
Ia menangis tak karuan ketika melihat jenazah ibunya, Maria Bengang Geruoda (80).
Maria Bengang ditemukan sudah tak bernyawa di Pantai Desa Tanjung Batu, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu 4 April 2021 pagi.
Menurut Lorensius, ibunya sejak malam berada di rumahnya di Desa Tanjung Batu.
Banjir bandang yang berasal dari arah Gunung Ile Lewotolok menyeret dan menghanyutkan sejumlah rumah di wilayah Desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka dan Lamawara.
Menurut Lorensius, sang ibu merupakan salah satu korban meninggal dunia yang ditemukan pada pagi hari di tepi pantai.
"Mama ditemukan sudah meninggal," kata Lorensius pasrah sambil menangis.
Sementara itu, Tadeus Dosi, warga desa Tanjung Batu, berujar air bah dari arah Gunung Ile Lewotolok menerjang pemukiman warga sekitar jam 3 dini hari.
"Kita dalam rumah, saya tidak lihat air lumpur. Pagi sudah lihat begini," katanya.
Tadeus mengungkapkana warga masih mencari korban yang hilang.
Sementara empat warga desa Tanjung Batu juga sudah ditemukan meninggal akibat tersapu banjir.
Satu orang warga Waowala juga ditemukan meninggal dunia di desa Tanjung Batu.
Pantauan POS-KUPANG.COM di lokasi, banjir yang berasal dari gunung Ile Lewotolok membawa batu-batu besar, gelondongan kayu, dan lumpur tebal.
Proses evakuasi korban luka-luka dan warga yang selamat masih dilakukan secara manual.
Pasalnya, batu-batu besar, gelondongan kayu dan lumpur yang berasal dari gunung membuat akses jalan di wilayah tersebut putus total.
Baca juga: 13 Warga di Lewotolok Kabupaten Lembata Ditemukan Meninggal Dunia, Puluhan Masih Hilang
Beberapa jalan yang putus berada di wilayah desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka dan Lamawara.
Kendaraan dari Lewoleba hanya bisa sampai di desa Waowala.
Sampai saat ini, korban meninggal masih dalam proses pendataan. Personil TNI, Polres Lembata, Pos Angkatan Laut, BPBD Kabupaten Lembata dan warga bergotong royong mengevakuasi korban dan warga yang selamat.
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur, Kapolres Lembata AKBP Yoce Marthen, Ketua DPRD Lembata Petrus Gero dan Sekda Lembata Paskalis Tapobali tampak turun langsung ke lokasi bencana.