Berita Palembang

Viral Kakek Pedagang Tempe di Palembang Ditipu, Muklas: Dia Kesusahan Jadi Saya Bantu

Kisah Muklas (76) kakek penjual tempe di Palembang Ditipu yang viral di sosial media. Ia mengaku tidak merasa ditipu.

tribunsumsel/shinta
Muklas (76) kakek penjual tempe di Palembang yang viral karena ditipu pemuda tak dikenal dengan modus membantu menjualkan lagi dagangnya.Tapi membantah ditipu melainkan Ia membantu pemuda dengan memberi modal 15 Potong tempe dan Uang Rp 20 ribu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Muklas (76) kakek penjual tempe di Palembang kini menjadi perhatian masyarakat setelah kisahnya viral di sosial media. 

Pria asal Banyumas Jawa Tengah yang tinggal sebatang kara di Palembang ini sudah jadi korban penipuan oleh pemuda tak dikenal. 

Pemuda itu berdalih ingin membantu menjualkan lagi tempe dagangan Muklas. 

Namun lewat 2 minggu berlalu, pemuda itu tak kunjung kembali apalagi membawa hasil dagangan. 

Hebatnya, Muklas sama sekali tidak merasa sudah jadi korban penipuan. 

Padahal tak hanya sekadar tempe, ia juga dengan sukarela memberi pemuda itu uang sebesar Rp.20 ribu sebagai pegangan bila ada pembeli yang meminta kembalian belanja. 

"Tidak, sama sekali saya tidak kena tipu. Anak itu memang lagi kesusahan, jadi saya bantu," ujar Muklas saat ditemui tribunsumsel.com, Rabu (31/3/2021). 

Baca juga: Awal April 2021 Harga Karet di Palembang, Tren Penurunan Terus Berlanjut

Muklas bercerita, awalnya ia melihat seorang pemuda berusia sekitar 19-20 tahun, terus duduk selama berhari-hari di dekat Masjid tak jauh dari tempatnya berjualan. 

Merasa iba, ia lantas memanggil pemuda itu untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. 

Kemudian pemuda itu mengaku sebagai pengangguran dan tidak memiliki uang. 

Muklas yang tersentuh hatinya, tanpa pikir panjang bersedia memberikan 15 potong tempe dagangannya pada pemuda itu untuk selanjutnya ia sarankan agar dijual kembali. 

"Waktu itu saya bilang, ya sudah kamu bawa saja tempe ini. Jual saja harga 1 tempe ini Rp. 6 ribu. Terus kalau kamu tidak ada kembalian, ini saya kasih uang Rp. 20 ribu. Ambil saja, tapi nanti kembali lagi kesini ya," ujar Muklas dengan suara rentanya. 

Namun ternyata pemuda itu tak kunjung menunjukkan lagi batang hidungnya. 

Bukannya marah, Muklas justru tetap berpikir positif bahwa pemuda itu akan kembali lagi menemuinya meski waktu sudah 2 minggu berlalu. 

"Iya sampai sekarang saya masih tunggu. Saya cuma mau tanya, seperti apa mau kamu, masih mau terus jualan atau mau berhenti. Saya nunggu dia cuma buat nanya itu saja," katanya. 

Namun bila pemuda itu benar-benar tak kembali, Muklas mengaku iklhas dengan apa yang terjadi. 

Bahkan dengan santainya ia berujar masih bersedia memberikan tempe bila pemuda itu kembali memintanya. 

"Ya tidak apa-apa. Niat saya cuma mau nolong. Kalau dia masih mau jualan, ya saya kasih tempe lagi. Sesama manusia harus saling membantu," ujarnya seraya tersenyum. 

Baca juga: Kronologi Ali Penjaga Malam di Palembang Tewas Ditusuk, Malam Tadi Datang 2 Pria

Ada yang Borong Dagangan 

Dengan tubuh rentanya, setiap hari Muklas berjualan tempe di depan ruko yang berada persis di samping Masjid Baitul Mu'minin simpang tiga Jalan Prajurit Nazaruddin Sekojo Kecamatan Kalidoni Palembang. 

Sebelumnya, ia biasa berkeliling untuk menjual tempe dengan bermodalkan sepeda tuanya. 

Namun dikarenakan faktor usia, kini Muklas memilih untuk berdiam diri di satu tempat saja untuk berjualan. 

Sebab tubuh tuanya bahkan sudah tidak sanggup untuk mengayuh sepeda. 

Alhasil sepeda tua itu selalu ia dorong setiap harinya saat pulang-pergi dari rumahnya di Jalan Iswahyudi Kalidoni ke tempat berjualan dengan jarak tempuh mencapai sekira 1 KM.

"Tapi kadang masih saya naikki juga (sepeda), tapi memang lebih banyak didorong. Soalnya sudah tidak kuat lama-lama mengayuh," ujarnya

Beruntung, agen tempe yang jadi langganannya juga berbaik hati. 

Setiap harinya ada kurir yang mengantarkan tempe ke tempat Muklas berjualan agar pria tua itu tidak lagi susah untuk datang ke agen. 

Tak banyak memang, setiap harinya Muklas hanya menjual 20 potong tempe dengan waktu berjualan sekira pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. 

"Satu tempe saya jual Rp.6 ribu. Alhamdulillah hasilnya bisa saya pakai buat makan," ujarnya. 

Muklas memilih untuk tinggal seorang diri di Palembang.

Tak pasti memang, namun seingatnya ia sudah 16 tahun mengadu nasib di Palembang. 

Selama itu pula ia mencari nafkah dengan berkeliling jualan tempe disekitaran simpang celentang, sapta marga hingga kawasan Sekojo Palembang. 

Bahkan panggilan kakek tempe juga melekat pada pria murah senyuman ini. 

"Saya punya 2 anak perempuan, mereka ikut suaminya di Jawa. Istri juga disana (Jawa) ikut sama anak-anak. Saya tinggal disini sendiri. Tidak kuat panas nyangkul disana (Jawa)," ujarnya. 

Baca juga: Isi Tuntutan Jurnalis di Palembang Terkait Kasus Kekerasan Terhadap Nurhadi Jurnalis Tempo

Dikatakan Muklas, ia sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarganya termasuk sang istri. 

Di Palembang, ia tinggal seorang diri di sebuah rumah petak yang sukarela dibangun oleh warga sekitar untuknya. 

Terkait dengan kejadian viral yang menimpanya, Muklas merasa tak ada yang spesial dari hal tersebut. 

Meski diakuinya, beberapa hari terakhir ada orang-orang baik yang dengan sengaja memborong dagangannya. 

Namun dengan lugunya, ia malah tak tahu kenapa beberapa hari ini ada terus orang yang memborong dagangannya. 

"Iya, tidak tahu kenapa ada terus yang borong. Alhamdulillah tempe saya jadi cepat habis," ujarnya seraya tertawa. 

Diperingatkan Sesama Pedagang 

Sementara itu, Irma (45) pedagang di ruko dekat Muklas berjualan mengatakan, sebenarnya ia sudah memperingatkan agar kakek tersebut tidak mudah begitu saja percaya pada orang yang tak dikenal. 

Diketahui, Irma jugalah yang memviralkan penipuan terhadap Muklas. 

"Kita itu kasihan, dia tinggal sendiri disini, cari uang sendiri. Sudah diperingatkan, jangan mudah percaya sama orang, harus hati-hati. Tapi rupanya masih saja dikasih tempe itu," ujarnya. 

Bahkan Irma juga sempat memperingatkan pemuda tak dikenal itu agar tidak melakukan hal buruk terhadap Muklas. 

Irma sebenarnya sudah merasa curiga dengan kehadiran pemuda tak dikenal yang dikatakannya, selama 3 hari terus mengintai Muklas. 

"Saya bilang kamu jangan ada niat buruk sama kakek. Kasihan, dia orang baik, jangan kamu ganggu," ujarnya. 

Kecurigaan itu rupanya terbukti benar. 

Muklas jadi korban penipuan oleh pemuda tersebut. 

"Waktu tempe itu dikasih, saya tidak ada. Kalau ada, pasti saya larang," ujarnya.

Irma tak bisa merincikan bagaimana ciri-ciri dari pemuda tersebut. 

Sebab ia selalu menggunakan masker. 

Namun satu hal yang Irma ingat, yakni pemuda itu memiliki tato di betisnya. 

"Ada tato di betisnya. Memang anak itu sudah tidak baik kelihatannya," ujar dia. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved