'Saya Cari Tongkat Sambil Merangkak', Perjuangan Teja Selamatkan Anaknya saat Kilang Minyak Meledak

Ketika hujan deras berlangsung disertai gelegar petir yang tak henti di malam ledakan kilang minyak Pertamina , Teja mulai berniat melihat kondisi ana

Editor: Weni Wahyuny
Kolase Tribunnews: Tribun Cirebon/ Handhika Rahman dan Tribunjabar/Irvan Maulana
Cerita Teja Sutedja, Pria Lumpuh Berhasil Selamatkan Anaknya saat Ledakan Kilang Minyak Balongan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah Teja Sutedja, laki-laki lumpuh yang selamatkan anak-anaknya saat terjadi ledakan dan kebakaran di Kilang Minyak Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021) dini hari.

Teja ingat betul bagaimana dirinya berjuang menyelamatkan diri dan anaknya saat terjadi ledakan.

Teja bahkan tak lupa membawa mainan sang anak agar anak tak menangis.

Pria usia 48 tahun ini mengaku, beberapa saat sebelum ledakan terjadi, ia mulai merasa tidak enak hati, lantas ia bangun dari tidurnya.

"Waktu itu emang mulai gak enak, hujan juga jadi saya bangun liat anak-anak," kata Teja Sutedja ketika diwawancara Tribun Jabar di Posko pengungsian GOR Perumahan Bumi Patra, Indramayu, Selasa (30/3/2021).

Teja yang memang keadaan kaki kanannya sudah lumpuh semenjak setahun terakhir harus merangkak mencari tongkat untuk berjalan.

"Kaki saya sudah setahun sakit, jadi memang harus pake tongkat. Saya cari tongkat sambil merangkak," katanya.

Ketika hujan deras berlangsung disertai gelegar petir yang tak henti di malam ledakan kilang minyak Pertamina , Teja mulai berniat melihat kondisi anak-anaknya yang sedang tidur.

"Pas saya lihat anak saya, tiba-tiba ada suara ledakan besar sekali, pintu rumah langsung terbuka, saya lihat keluar rumah langit itu kayak kelihatan ambles, beberapa kaca bagian depan juga pecah. Wah ngeri, " katanya.

Selang berapa saat ledakan kedua dan ketiga terjadi, Teja pun ketakutan lalu berupaya membopong anak bungsunya yang saat itu belum bangun dari tidur.

"Saya angkut saja anak ini, sambil jalan pakai tongkat. Saya juga bawa mainan robotnya, karena dia nangis nanti kalau gak ada mainan," papar Teja.

Teja mengatakan ketika ia mulai keluar rumah setelah ledakan hendak menyelamatkan diri, dia bingung harus mengungsi dimana.

"Saya akhirnya balik lagi ke rumah, soalnya bingung mau tidur dimana, kasian juga anak-anak lagi tidur harus bangun," katanya.

Raut wajah polos Jalindo, putra bungsu Teja yang saat di pengungsian tengah bermain bersama mainan robotnya seolah tak menunjukan rasa takut dan sedih sama sekali.

"Jarak dari rumah ke pos satu itu hanya 50 meter, kalau ke pusat ledakan jaraknya kemungkinan 500 meter, jadi anak ini memang tahu sehari-hari suasana kilang, kalau bau tiap hari ada bau jadi terbiasa," kata Teja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved