Pelaku Bom Gereja Katedral Makassar Pernah Ngebom di Jolo Filipina, Setiap Beraksi Umumkan di Medsos
Pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ternyata pernah melakukan bom di Filipina. Bahkan, setiap beraksi pelaku selalu mengumumkannya
Dari 20 orang, dua di antaranya disebut melawan sehingga ditembak anggota Densus hingga meninggal.
Menurut Polri, keduanya diketahui menyatakan berbaiat kepada ISIS pada 2015 di pondok pesantren Arridho pimpinan Basri yang meninggal di Lapas Nusakambangan.
Polri juga menyebut, mereka terlibat dalam pengiriman dana ke pelaku bunuh diri di gereja di Jolo, Filipina.
Akhir Januari, Densus kembali menangkap lima terduga teroris di Provinsi Aceh. Kelimanya diduga terlibat dalam jaringan bom Polrestabes Medan dan terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sama seperti terduga teroris yang ditangkap di Makassar.
Kemudian pada Februari, Densus menangkap sejumlah terduga teroris di Kalimantan Barat yakni Pontianak, Kubu Raya, dan Singkawang.
Masih di bulan yang sama, 22 terduga teroris ditangkap di Jawa Timur. Mereka teridentifikasi dengan Jamaah Islamiyah.
Kemudian Densus juga menangkap 22 orang terduga teroris di Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Puluhan orang ini diketahui berafiliasi dengan jaringan Jamaah Islamiyah.
Penangkapan tersebut merupakan hasil pengembangan operasi Densus di Jawa Timur yang juga menyita 31 kotak amal yang diduga dipakai untuk mendanai kegiatan terorisme.
Terakhir pada Maret, satu terduga teroris ditangkap di sebuah perumahan di Kabupaten Tangerang, Banten.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, Al Chaidar, meyakini pelaku pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.
Analisisnya didasarkan pada sasaran pengeboman yang serupa dengan insiden di Surabaya, Jawa Timur, pada 2018 dan Jolo, Filipina, pada 2019: sama-sama menyasar gereja Katolik.
Al Chaidar menduga, serangan tersebut merupakan balas dendam kelompok JAD atas penangkapan puluhan anggotanya dan tewasnya dua orang dari kelompoknya oleh Densus 88 Antiteror Polri pada awal Januari lalu di Makassar.