Berita Kriminal Palembang
Dokter Ungkap Hasil Forensik IRT di Palembang Tewas Terjerat Selendang, Ada Luka Gores di Nadi Kiri
Sebenarnya gantung diri tidak harus kakinya sampai tergantung. Di jendela atau pegangan tangga saja seseorang bisa melakukan gantung diri.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Warga Jalan Talang Kerangga Lorong Langgar Kelurahan 30 Ilir Kecamatan IB II Palembang dikagetkan penemuan jenazah tetangga mereka berinisial SS (28) yang ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Senin (15/3/2021).
SS ibu muda yang sudah memiliki seorang anak berusia 7 tahun itu, diduga nekat gantung diri lantaran tak kuat menahan persoalan rumah tangga yang kini dihadapinya.
"Kabarnya SS ini selalu cemburu sama suaminya. Dari keterangan tetangga, mereka memang sering ribut," ujar Kapolsek Ilir Barat II, Kompol M Ihsan saat dikonfirmasi, Selasa (16/3/2021).
Saat kejadian, AG suami korban sedang pergi bekerja sebagai sales es krim di Kabupaten Pali.
Meski tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, polisi sempat menaruh kecurigaan dengan peristiwa ini.
Hal tersebut dikarenakan saat ditemukan, kondisi jenazah korban tidak seperti orang gantung diri pada umumnya.
"Kecurigaan itu timbul diantaranya karena korban ini ditemukan tergantung dengan kaki yang berpijak ke lantai. Terus lidahnya tidak menjulur dan matanya juga terbelalak. Sehingga tidak seperti orang gantung diri pada umumnya," ujar Ihsan.
Namun, kata Ihsan, kecurigaan itu sayangnya tidak disambut pihak keluarga lantaran menolak dilakukan proses otopsi.
Padahal otopsi sangat disarankan untuk membantu mengungkap penyebab sebenarnya dari kematian SS.
"Jika keluarga menolak, tentunya penyidik tidak bisa memaksa. Namun jenazah korban tetap kami bawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani pemeriksaan luar," ujarnya.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Lelang Jabatan, Mantan Kepala BKPSDM Muratara 2017 Resmi Tersangka
Baca juga: Ibu Muda di Palembang Tewas Leher Terjerat Selendang, Sempat Tulis Pesan, Minta Difoto Pakai HP
Dikonfirmasi terpisah, dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, dr Mansuri SpKF yang melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah SS mengatakan, penyebab kematian korban kuat mengarah ke tindakan murni gantung diri.
"Kelihatannya kuat ke gantung diri. Itu dilihat dari luka jeratan di leher korban," ujarnya.
Terkait kejanggalan yang ditemui kepolisian terhadap jenazah SS, Mansuri menjelaskan, bahwa tidak semua korban gantung diri kakinya mesti tergantung tak menyentuh tanah.
"Sebenarnya gantung diri tidak harus kakinya sampai tergantung. Di jendela atau pegangan tangga saja seseorang bisa melakukan gantung diri," jelasnya.
Sedangkan untuk lidah yang tak menjulur serta mata terpejam seperti kondisi jenazah SS saat ditemukan, ia mengatakan, ada penjelasan logis yang bisa menjawab mengapa kondisi itu bisa terjadi pada korban gantung diri.
"Lidah menjulur itu terjadi bila jeratannya ada di bawah jakun. Sedangkan bila pas di jakun atau diatasnya, maka tidak akan menjulur (lidahnya). Cuma, ada masih tampak lidahnya menjulur diantara gigi, tapi tidak terlalu nampak bila dilihat sekilas," ujarnya.
"Sedangkan mata yang terpejam, sebenarnya itu bisa terjadi karena reflek seseorang karena menahan sakit. Dalam hal ini sakit akibat jeratan di lehernya. Orang itu punya jeda waktu untuk memejamkan mata saat dia gantung diri," katanya menambahkan.
Terkait tewasnya SS, Mansuri mengatakan, ibu rumah tangga itu sebelumnya diduga hendak bunuh diri dengan cara menggores nadinya.
Hal ini terlihat dari adanya bekas luka yang terdapat di lengan kiri korban.
"Sepertinya ada percobaan bunuh diri sebelum dia (korban) gantung diri. Ada bekas luka sayat di lengannya, dia seperti mau melukai nadinya tapi urung dilakukan. Mungkin korban takut dengan cara itu sehingga lebih memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri," ujarnya.
Saat ini jenazah SS sudah dibawa pulang ke rumah duka untuk selanjutnya dimakamkan oleh pihak keluarga.