Ternyata Mutasi Virus Corona N439K Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya mutasi virus corona N439K.

tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi Virus Corona Terkini 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya mutasi virus corona N439K.

Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih, mengatakan, varian virus corona N439K ini sudah ditemukan di 30 negara dan lebih pintar dari virus corona yang ada sebelumnya.

"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujar Daeng dalam keterangan tertulis, dikutip dari Kompas.com.

Pertama kali mutasi virus corona tersebut ditemukan di Skotlandia pada awal pandemi.

Lalu, kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa dan saat ini sudah sampai Indonesia.

"N439K ini awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia. Tapi justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris. Terus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas," katanya seperti dikutip dari akun twitternya, Sabtu (13/3/2021).

Sifat N439K yang paling disorot adalah resistan terhadap antibodi alias tidak mempan.

"Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," kata Zubairi.

Ia mengatakan, Amerika Serikat merupakan negara yang mencoba mengantisipasi mutasi N439K ini.

Mereka mengeluarkan EUA untuk dua jenis obat antibodi monoklonal dalam pengobatan Covid-19.

"Yang jadi persoalan, N439K ini tidak mempan diintervensi obat itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, seperti dikatakan Gyorgy Snell, Direktur Senior Biologi Struktural di Vir Biotechnology California, N439K memiliki banyak cara mengubah domain imunodominan untuk menghindari kekebalan (tubuh manusia) sekaligus mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi orang.

Namun, yang jadi catatan epidemiolog, penyebaran N439K tidak secepat B117.

"Pesan saya. Tetap jaga jarak, pakai masker dan hindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. Jangan bosan saling ingatkan. Pandemi belum usai," ujar Zubairi.

Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved