Berita Viral

Pengakuan Diduga Karyawan Ruangguru yang Digaji Rp 1 Juta per Bulan Bikin Heboh Twitter

Jor-joran mengeluarkan uang untuk promosi iklan, ternyata salah ssatu start-up bidang pendidikan, Ruangguru agak kejam menggaji karyawannya.

Editor: Moch Krisna
Kolase Tribun Sumsel
Lanjutan Tangkapan Layar Curhatan Karyawan Magang Ruangguru, Jumat (13/3/2021) malam. 

TRIBUNSUMSEL.COM -  Sedang ramai di dunia maya, fenomena perusahaan start-up yang eksploitasi pekerja magang dengan beban kerja bejibun dan digaji Rp 1 Juta.

Jor-joran mengeluarkan uang untuk promosi iklan, ternyata salah ssatu start-up bidang pendidikan, Ruangguru agak kejam menggaji karyawannya.

Mencuri perhatian, pengguna Twitter bernama @NathPribady pada Jumat (13/3/2021) malam melemparkan untaian yang berasal dari Insta Story akun Instagram bernama @ecommurz.

Salah seorang warganet yang diduga bekerja di Ruangguru ini dengan jujur mengirimkan DM kepada @ecommurz berisi borok dalam Ruangguru pada Jumat (13/3/2021) pagi.

Semisal lebih sering merekrut pekerja magang, tidak adanya prospek jadi karyawan, beban kerja yang terlampau banyak, harus menyenangkan bos yang idealis, dan alur kerja yang belum rapi.

Bahkan Ruangguru agak kejam menggaji karyawannya senilai Rp 1 juta.

"Teman saya yang bekerja di sana bahkan bekerja pada malam akhir pekan dan liburan!

Semua hanya diberikan remah roti (uang lelah) hanya Rp 1 juta, mau lulusan Harvard juga dapatnya segitu katanya," imbuhnya.

Lebih mengenaskan lagi nasib guru yang bekerja di Ruangguru.

Seorang guru lepas bahasa Indonesia dan Mandarin mengaku upahnya dapat dipotong sampai Rp 70-80 ribu per sesi (30 menit), termasuk pajak.

Sang guru yang identitasnya disamarkan ini lebih kaget lagi.

Upahnya sekarang mentok pada angka Ro 48 ribu per sesi tanpa pajak, mirip guru honorer.

"Ini orangtuanya yang minta rendahin upahnya atau dari Ruanggurunya said (mengatakan),

kalo udah lebih dari 4 Tahap Pertemuan, mereka turunin upahnya.

So sad. Spill ya mimmurz (Sedih sekali, bocorkan ya mimmurz). Batinku menangis," keluh guru anonim ini.

Dampaknya, seorang mantan pekerja magang terkena gangguan kecemasan setelah tak lagi bekerja di sana.

Mantan pekerja magang ini berharap ada perbaikan sistem magang di sana setelah ada cerita ini.

Lanjutan Tangkapan Layar Curhatan Karyawan Magang Ruangguru, Jumat (13/3/2021) malam.
Lanjutan Tangkapan Layar Curhatan Karyawan Magang Ruangguru, Jumat (13/3/2021) malam. (Kolase Tribun Sumsel)

Untuk lebih jelasnya, berikut terjemahan curhatan karyawan magang Ruangguru yang berhasil ditangkap layar oleh Tribun Sumsel: 

Terus terang, kami menggunakan pekerja magang sebagai tenaga kerja murah,

dan kebanyakan mereka dipekerjakan sebagai dan hanya jadi magang

(demikian banyaknya, kami memdapatkan seabreg dari mereka pada tim, ada satu divisi yang mempunyai seorang pekerja magang untuk setiap seorang),

terkadang tidak ada prospek untuk maju ke langkah selanjutnya juga untuk pekerja magang,

jadi ya lulusan baru selalu melamar untuk posisi purwa-waktu ya, dan pekerjaan kami teramat banyak.

Kami harus menyenangkan hati bos yang idealis dan alur kerja kami masih berkembang, belum terlalu rapi.

Tangkapan Layar Curhatan Karyawan Magang Ruangguru, Kamis (12/3/2021) malam.
Tangkapan Layar Curhatan Karyawan Magang Ruangguru, Kamis (12/3/2021) malam. (Kolase Tribun Sumsel)

Lanjutannya:

Sayangnya ini benar,

mereka agak kejam dengan gaji dan teman saya yang bekerja di sana bahkan bekerja pada malam akhir pekan dan liburan!

Semua hanya diberikan remah roti (uang lelah) hanya Rp 1 juta,

mau lulusan Harvard juga dapatnya segitu katanya.

Klarifikasi Ruangguru 

Pihak Ruangguru, melalui Head of Corporate Communications Anggini Setiawan, Selasa (16/3/2021) memberikan tanggapan terkait cuitan tersebut.

Dalam isi surat tanggapan tersebut, Anggini Setiawan mengatakan jika seluruh tim yang merupakan prioritas utama di Ruangguru.

" Kami selalu siap mendengarkan masukan yang ada sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki sistem secara berkelanjutan," ujarnya dalam surat tanggapan yang dikirim ke Tribunsumsel.com.

Anggini Setiawan mengatakan, semua sistem dan tata kelola kepegawaian sudah sesuai dengan aturan ketenagarkerjaan yang ada.

" Kami tetap berkomitmen untuk terus mendengar dan menindaklanjuti aspirasi dari seluruh karyawan, termasuk peserta magang," jelasnya.

Pihakmya telah menampung berbagai masukan dalam beberapa hari ini dan tengah meninjau ulang kebijakan perusahaan.

Khususnya mengenai program pemagangan.

" Praktik baik yang sudah berjalan akan dilanjutkan dan ditingkatkan lagi, namun hal-hal yang perlu diperbaiki juga sudah menjadi cacatan untuk perbaikan ke depannya," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved