Isra Miraj 2021
Sidratul Muntaha Artinya Apa? Terletak di Mana? Tujuan Akhir Perjalanan Isra Miraj Rasulullah
Sidratul Muntaha adalah tujuan akhir perjalanan Isra Miraj Rasulullah SAW, dalam waktu semalam. Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha ini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Isra miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha.
Sidratul Muntaha adalah tujuan akhir perjalanan Isra Miraj Rasulullah SAW, dalam waktu semalam.
Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha ini, Nabi Muhammad SAW menggunakan hewan buraq.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW mendapat perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan salat lima waktu.
Secara bahasa arti Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit atau surga ke tujuh.
Sidratul Muntaha juga dikatakan sebagai batas di mana makhluk tidak dapat melewatinya.
Beberapa hadist yang menerangkan keadaan Sidratul Muntaha:
Hadis dari Anas ra, Nabi saw bersabda: "Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?" Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR. Bukhari 3207)
Hadis dari Asma binti Abu Bakr ra, beliau mendengar Rasulullah saw menjelaskan tentang Sidratul Muntaha: "Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada laron dari emas, buahnya seperti kendi besar." (HR. Turmudzi 2541 dan beliau menilai: Hasan Shahih).
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda: "Ketika saya dimirajkan ke langit ke tujuh, saya diajak ke sidratul muntaha, ketika pohon ini diliputi perintah Allah, dia berubah. Tidak ada seorangpun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah." (HR. Abu Yala Al-Mushili 3450 dan dishahihkan Husain Salim Asad).
Baca juga: Isra Miraj Adalah Peristiwa Apa? Tahun Ini Jatuh Pada Tanggal 27 Rajab/11 Maret 2021
Perayaan Isra Miraj
Isra Miraj adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Isra Miraj menceritakan kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam.
Peringatan Isra Miraj jatuh pada hari ke-27 bulan Rajab. Atau pada tahun ini jatuh pada 11 Maret 2021.
Isra Miraj dikutip dari kompas.com, adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam satu malam.
Isra Miraj adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekah ke masjid terjauh yaitu Masjid Aqsa di Yerusalem, lalu naik ke langit ke tujuh, kemudian ke sidratul muntaha untuk diberi perintah melaksanakan shalat lima waktu.
Akademisi dari Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Sulhani Hermawan MAg menerangkan, dalam Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW mendapat perintah secara langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat.
Hingga saat ini, Isra Miraj menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Sulhani menerangkan, peristiwa Isra' Mi'raj menjadi momentum umat islam untuk meningkatkan iman dan takwa.
"Ini menjadi sesuatu momentum yang perlu kita peringati. Karena kita butuh itu."
"Sebagai sesuatu manusia normal kita butuh sesuatu yang mengingatkan," kata Sulhani saat berbicara di Program Oase Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).
Lantas bagaimana cara merayakan atau memperingati Isra' Mi'raj?
Sulhani menerangkan, tidak ada kesepakatan mengenai model perayaan atau peringaan Isra' Mi'raj.
Masing-masing tempat bisa saja berbeda-beda dalam model peringatannya.
"Ada yang peringatannya itu dengan banyak-banyak membaca shalawat, itu baik silahakan saja," kata Sulhani.
"Ada yang peringatannya dengan lomba-lomba, silahkan saja kalau itu kemudian mengajari sesuatu yang penting," sambungnya.
Apapun bentuk peringatannya, kata Sulhani, harus menekankan pada pentingnya untuk kembali pada nilai-nilai yang diajarkan dalam peristiwa Isra' Mi'raj.
"Apapun yang dilakukan itu harus ada pemaknaan pentingnya yang kembali pada nilai-nilai yang diajarkan dalam peristiwa Isra' Mi'raj entah itu berupa pengajian atau yang lain tidak masalah untuk itu," jelas dia.
Lebih lanjut, setiap daerah bisa saja melakukan peringatan Isra' Mi'raj dengan model dan gaya yang berbeda.
Selain itu, ulama di masing-masing tempat sesuai zaman dan waktunya akan bisa mengarahkan bagaimana peringatan Isra' Mi'raj dilakukan.
"Para ulama di masing-masing tempat sesuai zaman dan waktunya akan bisa mengarahkan kita untuk seperti apa peringatan isra' Mi'raj," terangnya.
"Tidak ada kesepakatan bahwa peringatan Isra' Mi'raj harus begini atau begitu."
"Adat budaya kita masing-masing bisa berbeda-beda, Jawa, Bugis, Madura bisa punya gaya peringatan yang berbeda-beda."
"Indonesia, Saudi, Mesir, Malaysia bisa saja punya adat yang berbeda tapi tentu ada nilai penting yang harus dipegang berkaitan dengan peringatan Isra' Mi'raj," tandasnya. (Anggi TS/ Kompas.com/BanjarmasinPost)