Tempati Loji Gandrung, Gibran Teruskan Tradisi Fx Hadi Rudyatmo Eks Wali Kota Solo : Tidak Berubah
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mempersilahkan masyarakat untuk berekreasi ke Loji Gandrung.
"Kita bukan orang kantoran, langsung lapangan," papar dia.
"Rahasia kemananya, besok aja," jelas dia.
Dia mengatakan, agar bisa menyimak pidatonya sebagai Wali Kota Solo besok.
Dalam pidato itu, Gibran menyebutkan akan menyampaikan prioritas mana yang perlu dikunjungi dan mana hal yang perlu diberesi terlebih dahulu.
Cerita tentang Loji Gandrung dan Jokowi
Pada 2013 lalu, kepada Tribunnews.com, Rudy pernah menceritakan sejarah Loji Gandrung.
Awalnya Loji Gandrung merupakan rumah mewah milik seorang pengusaha pertanian asal Belanda, Yohanes Agustinus Dezentye, yang dibangun sekitar 1823 pada jaman Paku Buwono IV.
Pada saat perayaan khusus dan akhir pekan, Yohanes kerap mengadakan pesta-pesta ala Eropa di rumahnya ini.
Selain orang Belanda, sejumlah kerabat Keraton diundang dalam pesta itu.
Diiringi alunan musik, para tamu dengan berpasangan biasa berdansa di ruang tengah, hingga akhirnya masyarakat setempat menyebut rumah mewah tersebut sebagai Loji Gandrung.
"Dulu, (Loji Gandrung) ini dipakai untuk Londo-londo pada berdansa. Kalau ada jamuan makam malam di ruangan ini, kalau dansa di ruang yang belakang. Nah, saya tidur di kamar yang ini," kata Rudy.
Selama bertahun-tahun Loji Gandrung diwariskan secara turun-temurun kepada keturunan Yohanes hingga akhirnya Belanda meninggalkan Indonesia dan bangunan ini dikuasai oleh Jepang.
Pada masa pendudukan Jepang, Loji Gandrung pernah digunakan sebagai Markas Militer Brigade V Slamet Riyadi, dengan Gubernur Militer dipegang oleh Gatot Subroto.
Maka tak heran, sebuah patung Gatot Subroto bisa dilihat di halaman depan Loji Gandrung.
Tak lama setelah itu, Loji Gandrung beralih fungsi menjadi rumah dinas Wali Kota.