Update Harga Karet Sumsel Hari Ini
Naik Terus, Harga Karet Sumsel Hari Ini Tembus Rp 21 Ribu per Kg, Ini Cara Tingkatkan Mutu Karet
Harga karet hari ini, Rabu (24/2/2021) untuk KKK 100 persennya di harga Rp 21.075 per kg, artinya ada kenaikan Rp 161 per kg.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen terus selama tiga hari ini terus naik. Bahkan kini sudah tembus Rp 21 ribu per kg untuk KKK 100 persen.
"Indikasi harga karet hari ini naik Rp 161 per kg dibandingkan indikasi karet hari Selasa, 23 Februari untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Rabu (24/2/2021).
Berdasarkan Data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 23 Februari 2021 Rp 20.914 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Rabu (24/2/2021) untuk KKK 100 persennya di harga Rp 21.075 per kg, artinya ada kenaikan Rp 161 per kg dibandingkan harga hari Selasa.
Lalu untuk KKK 70 persen di harga 14.753 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 12.645 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 10.538 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 8.430 per kg.
"Selama tiga hari berturut-turut harga karet di Sumsel naik, mulai hari Senin sampai Rabu ini. Hal ini dipengaruhi oleh Keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi secara sukarela dalam jumlah besar di bulan Februari dan Maret, sehingga turut mendongkrak harga," katanya.
Baca juga: Sepasang Kekasih Pengedar Narkoba di Palembang Divonis Masing-masing 9 Tahun, Masih Pikir-pikir
Baca juga: Wanita Muda Dijambret Depan Rumah, Sempat Tarik Menarik Tas, Hilang 2 HP Harga Belasan Juta
Dimana sebelumnya ada komitmen pemangkasan produksi oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Sebagaimana diketahui bahwa minyak merupakan bahan baku karet sintetis, dengan mahalnya harga minyak maka konsumen akan beralih ke karet alam.
"Dengan demikian permintaan meningkat dan produksi masih tetap memicu harga terdongkrak naik. Minyak naik, nilai tukar Rupiah ke USD Naik. Jadi harga getah karet kembali terdongkrak naik," katanya
Menurutnya, secara keseluruhan kondisi seperti sekarang ini punya momentum cukup kuat untuk harga bisa bertahan antara Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per Kg. Namun berapa lama bertahan tidak dapat diduga karena faktor lain dapat juga mempengaruhi harga menjadi menurun
"Harga di tingkat UPPB lelang mingguan hari ini berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per kg, untuk KKK antara 50-60 persen. Sementara harga di karet harian di tingkat petani tradisional masih berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 8 ribu per kg," katanya.
Menurut Rudi ada beberapa hal yang menyebabkan harganya rendah seperti kadar karet kering (KKK) ditingkat petani di bawah 50 persen disebabkan karena umur simpan bokar mereka tidak sampai 1 minggu. Biasanya umur 2-3 hari sudah mereka jual, mengingat kebutuhan rumah tangga yang mendesak.
Masih kata Rudi, yang lebih parah lagi masih adanya kebiasan petani merendam karet ke dalam kolam dan tidak menjaga kebersihan karet dari tatal serta tanah. Akibatnya harga jualnya pun menjadi rendah.
"Untuk itu berbagai upaya telah kita lakukan seperti adanya UPPB di Kabupaten/Kota. Selain itu upaya yang dilakukan Dinas Perkebunan dengan mendorong UPPB untuk memanfaatkan Dana KUR (Kredit Usaha Rakyat)," katanya.
Menurutnya, dengan dana tersebut UPPB dapat memberikan pinjaman dana talangan kepada petani tradisional yang membutuhkan uang dimuka dan pada saat lelang mingguan, 2 mingguan maupun lelang bulanan uang tersebut dapat dikembalikan