Thunderstorm Penyebab Dentuman Misterius di Malang, Bali, Sukabumi yang Viral, Ini Maksudnya

Akhirnya terjawab sudah penyebab dentuman yang membuat heboh masyarakat terutama di Malang.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi dentuman. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Akhirnya terjawab sudah penyebab dentuman yang membuat heboh masyarakat terutama di Malang.

Suara dentuman misterius sempat menghebohkan warga Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Nah, dari mana suara misterius berasal, akhirnya diungkap oleh BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 

Menurut penjelasan BMKG, penyebab dentuman misterius di Malang akibat adanya fenomena Thunderstorm.

"Akhirnya dengan tegas sampaikan bahwa dentuman di malang adalah thunderstorm" tulis Daryono di akun @DaryonoBMKG. 

Unggahan Daryono kemudian di-reetweet oleh akun Twitter BPBD Kota Malang. 

Tweet dari petugas BMKG yang menjelaskan suara dentuman di Malang.
Tweet dari petugas BMKG yang menjelaskan suara dentuman di Malang. (Twitter)

'Sudah dikonfirmasi langsung dari pihak BMKG melalui Bapak @DaryonoBMKG yang menyebutkan bahwa suara dentuman yang sampai hingga saat ini, merupakan fenomena thunderstorm atau badai petir. Jadi untuk itu dimohon tetap tenang dan tidak panik ya sobat!' tulis akun BPBD Kota Malang Kamis, (4/2/2021). 

BPBD Kota Malang konfirmasi penyebab dentuman misterius di Malang (Twitter BPBD Kota Malang @bpbd_malangkota)
Lantas apa itu Thunderstorm?

Melansir dari Wikipedia, Thunderstorm adalah badai petir yang juga disebut badai listrik, badai guntur atau badai-p. 

Mengutip situs satelit.bmkg.go.id, terdapat 3 (tiga) syarat dasar untuk terbentuknya badai guntur/thunderstorm, yaitu: uap air, ketakstabilan/instabilitas udara dan mekanisme pengangkatan massa udara (lifting).

Udara dikatakan tak stabil jika ia terus naik ketika ada dorongan ke atas.

Suatu massa udara tidak stabil dicirikan oleh udara panas yang lembab di dekat permukaan dan udara dingin yang kering di atasnya.

Ketika parsel udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus (Cb) yang umumnya disebut badai guntur (thunderstorm).

Perkembangan badai guntur memerlukan faktor pemicu atau mekanisme awal yang menimbulkan gerakan massa udara ke atas.

Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung untuk bergerak naik.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved