Rocky Gerung Sentil Moeldoko Sebut Jika Ingin Maju Pilpres 2024 Dekati SBY Jangan Ambil Partai Orang
Rocky Gerung Sentil Moeldoko Sebut Jika Ingin Maju Pilpres 2024 Dekati SBY Jangan Ambil Partai Orang
TRIBUNSUMSEL.COM - Isu panas berupa kudeta posisi Ketua Umum Partai Demokrat tampaknya masih menjadi perbincangan publik.
Sejumlah tokoh dan pengamatpun memberikan tanggapannya terkait kejadian ini.
Pengamat Politik Rocky Gerung ikut memberikan komentarnya terkait adanya isu gerakan kudeta Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, nama yang santer dikabarkan terlibat dalam gerakan tersebut satu di antaranya adalah Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Padahal dilihat dari latar belakangnya, Moeldoko sendiri merupakan sosok yang begitu dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene mantan ketum Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI.
Kedekatan antara Moeldoko dengan SBY juga diakui oleh Rocky Gerung.
"Iya jelas, seorang jenderal yang dekat dengan SBY adalah Moeldoko," ujar Rocky Gerung, dalam tayangan YouTube pribadinya, Selasa (2/2/2021).
Oleh karenanya, Rocky Gerung menyebut bahwa kedekatan itu harusnya bisa dimanfaatkan oleh Moeldoko, yakni dengan cara berbicara langsung dengan Partai Demokrat dan menyatakan keinginannya untuk bergabung.
"Kedekatan itu kadang kala dianggap justru kurang mampu untuk memberi sinyal pada Moeldoko bahwa dia bisa mengambil alih partai," kata Rocky Gerung.
"Kalau kedekatan itu dipakai kan bisa saja dia datang 'Oke saya ingin jadi kader demokrat dan mempersiapkan diri dari sekarang untuk fight masuk ke gelanggang 2024," ungkapnya.
Terkait dugaan itu, Rocky Gerung menilai permainan politik dengan cara mengudeta atau mengambil alih secara paksa telah merusak proses demokrasi.
Selain bergabung dengan Demokrat dengan cara yang baik-baik, Rocky Gerung menyarankan Moeldoko untuk membuat partai sendiri jika memang memiliki tujuan di Pilpres 2024.
"Tapi dengan cara yang diduga dia perlihatkan sekarang, itu betul-betul etika politiknya itu terbaca buruk," katanya.
"Pelajaran kita adalah kalau demokrasi mau dihidupkan lakukan dalam kompetisi yang fair," sambungnya.
"Jadi kalau Pak Moeldoko mau maju kalau enggak bisa masuk partai politik yang bikin partai politik jangan ambil partai orang," pungkasnya.