Yenny Wahid : Saya Tidak Kenal Abu Janda
Diterangkan Yenny Wahid, Islam adalah agama mengasihi sesama tanpa pandang bulu, agama yang melindungi minoritas dan melindungi keberagaman.
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini nama Permadi Arya alias Abu Janda jadi buah bibir karena cuitannya di Twitter.
Salah satunya adalah yang menyebut 'Islam arogan'.
Walaupun tengah jadi perbincangan publik, Founder Wahid Institute, Yenny Wahid mengaku tidak kenal Abu Janda, sosok yang mengaku sebagai Kader NU Kultural Bandung.
“Saya tidak kenal Abu janda saya tidak kenal beliau”, ungkapnya Yenny Wahid yang merupakan Putri Gus Dur saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, Minggu (31/1/2020).
Diterangkan Yenny Wahid, Islam adalah agama mengasihi sesama tanpa pandang bulu, agama yang melindungi minoritas dan melindungi keberagaman.
“Islam yang saya kenal prinsip konsep Islam justru adalah prinsip yang mengasihi sesama yang mengayomi sesama"
"Melindungi minoritas melindungi keberagaman dalam Islam itu perbedaan adalah rahmat"
"Lalu kemudian yang memberikan keadilan buat saya itu prinsip Islam yang diajarkan orang tua saya teruskan perjuangan mereka"
"Memperjuangkan agar bisa merasa aman”, ungkap Yenny seraya mengomentari terkait cuitan Abu Janda.
Sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda mengunggah cuitan yang menyebut “Islam arogan”.
Cuitan ini telah menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Tulisan tersebut dianggap telah menghina agama Islam.
Namun, Ia berdalih, cuitannya tersebut dipotong dengan menghilangkan konteks.
“Komentar saya itu diviralkan dipotong, tanpa konteks itu adalah pernyataan mandiri"
"Padahal itu adalah cuitan jawaban saya kepada Ustaz Teuku Zulkarnain yang sedang provokasi SARA"
"Yang mengatakan minoritas di sini arogan ke mayoritas”, ungkapnya dalam video klarifikasi yang berdurasi 2 menit 3 detik tersebut.
Klarifikasi Abu Janda
Permadi Arya alias Abu Janda berurusan dengan hukum karena cuitannya yang menyebut “islam arogan”.
Tulisan tersebut dinilai mengandung unsur sara.
Pasca kasus menjadi ramai, ia kemudian membuat video klarifikasi yang ditayangkan di akun YouTube Abu Janda Aktivis dan akun twitternya @permadiaktivis1 pada 30 Januari 2021.
Ia berdalih, cuitannya tersebut dipotong dengan menghilangkan konteks.
“Komentar saya itu diviralkan dipotong, tanpa konteks itu adalah pernyataan mandiri"
"Padahal itu adalah cuitan jawaban saya kepada Ustaz Teuku Zulkarnain yang sedang provokasi SARA, yang mengatakan minoritas di sini arogan ke mayoritas”, ungkapnya dalam video yang berdurasi 2 menit 3 detik tersebut.
Dalam cuitannya ia juga menyebut islam sebagai agama pendatang.
Poin ini juga menjadi salah satu hal yang dipermasalahkan.
“Komentar tersebut tentunya saya berbicara sebagai seorang muslim sebagai konteks otokritik perihal masalah internal islam saat ini"
"Makanya di situ saya tulis islam sebagai agama pendatang dari Arab. Yang saya maksud adalah islam transnasional seperti salafi wahabi"
"yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal, seperti mengharam-haramkan sedekah laut"
"Jadi bukan islam nusantara seperti NU dan Muhammadiyah. Yang saya maksud, islam pendatang dari Arab"
"Yakni Islam transnasional, atau salafi wahabi. Bukan generalisasi semua islam” tuturnya.
Sebelumnya, Permadi Arya sempat menulis sebuah cuitan di media sosial.
Berikut cuitan yang telah menuai polemik di tanah air tersebut.
"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal"
"Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," tulis Abu Janda dalam akun @permadiaktivis1, dikutip Sabtu (30/1).