Berita Muratara
Mata AKBP Eko Sumaryanto Berkaca-kaca, Jenguk Satu Keluarga Punya 3 Anak Kelainan di Muratara
keluarga Zainal Abidin dan Rusma Wati di RT 9 Kelurahan Pasar Surulangun, Muratara memiliki 3 anak mengalami kelainan dikunjungi kapolres Muratara
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Warga terus berdatangan memberikan bantuan kepada keluarga yang memiliki tiga anak cacat di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Adalah keluarga Zainal Abidin dan Rusma Wati di RT 9 Kelurahan Pasar Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu.
Wakil Bupati Muratara Devi Suhartoni sudah menjenguk anak-anak Zainal dan Rusma yang cacat fisik tersebut.
Kapolres Muratara AKBP Eko Sumaryanto bersama sejumlah pejabat tinggi Polres Muratara juga meluangkan waktu melihat anak-anak malang itu.
"Kedatangan kami memberikan dukungan dan semangat kepada keluarganya untuk bersabar dan berusaha," kata Eko Sumaryanto, Jumat (29/1/2021).
Kapolres Muratara bersama Kasat Reskrim AKP Dedi Rahmad, Kasat Intelkam AKP Hendro, dan Kapolsek Rawas Ulu AKP Ujang AR.
Tak hanya menjenguk, mereka juga memberikan bantuan sebagai bentuk kepedulian Polres Muratara kepada masyarakat yang mengalami kesulitan.
"Semoga bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban dan memberikan semangat supaya anak-anaknya diberikan kesembuhan," kata Eko.
Ia mengaku sedih melihat kondisi keluarga Zainal dan Rusma yang memiliki tiga anak mengalami cacat fisik.
Mata Eko pun sampai berkaca-kaca melihat ketegaran keluarga itu dalam menghadapi cobaan.
"Tapi kita harus yakin, Allah tidak memberikan cobaan kepada hambanya di luar batas kemampuannya," tutur Eko.

Untuk diketahui, Rusma Wati dan Zainal Abidin dikaruniai enam orang anak dan beberapa di antaranya mengalami cacat.
Kini anaknya tinggal lima orang, karena ada yang sudah meninggal dunia akibat penyakit hidrosefalus.
Sedihnya lagi, dari lima anak yang mereka rawat saat ini, tiga di antaranya mengalami cacat fisik.
Namun yang cacat berat hanya dua anaknya yakni M Kahfi Al Ghifari dan Latifah Tiya.
M Kahfi Al Ghifari yang kini berusia lima bulan menderita penyakit hidrosefalus (kepala besar) sejak lahir.
Sedangkan Latifah Tiya yang sudah berusia tiga tahun mengalami penyakit polio atau lumpuh layu.
"Anak saya semuanya enam, sudah meninggal satu, kena penyakit kepala besar (hidrosefalus)," kata Rusma.
"Anak saya yang cacat masih ada tiga, satu kepala besar, duanya lagi lumpuh, tapi yang satunya masih bisa jalan dikit-dikit," tambah Rusma.
Ia sedih tak tahu bagaimana harus mengobati ketiga anaknya yang cacat fisik tersebut.
Mengingat suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani karet dimana saat ini harga karet tak stabil.
Bahkan pendapatan suaminya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
"Kami tidak punya biaya, makan saja susah, apalagi mau mengobati anak kami," tuturnya.
Ia masih bersyukur karena rumah yang ditempatinya saat ini tidak menyewa.
Ada warga yang berbaik hati memberikan tempat tinggal cukup dengan membayar listrik saja.
Namun sangat menyedihkan, listrik di rumah mereka pun menunggak karena tak punya uang untuk membayar.
Rusma berharap pemerintah atau organisasi kemanusiaan peduli terhadap keluarganya.
"Ya harapannya begitu, ada yang peduli, kami tidak punya uang untuk mengobati anak kami," katanya.