Berita Pendidikan

Guru SMK Harus Tinggalkan Gaya Mengajar yang Lama. Mengapa? Ini Penjelasannya

Yang saya lihat masih banyak SMK ini rasa SMA. Masih banyak yang belum bisa memberikan pembelajaran yang diimplementasikan langsung dengan kehidupan.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
tribunsumsel.com/khoiril
Gambar ilustrasi. Ketua Umum Asosiasi SMK Pariwisata Seluruh Indonesia, Hadi Sutrisno, SE MM CHA mengatakan para guru yang mengajar di satuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus meninggalkan "gaya" lama dalam mengajar. 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG - Ketua Umum Asosiasi SMK Pariwisata Seluruh Indonesia, Hadi Sutrisno, SE MM CHA mengatakan para guru yang mengajar di satuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus meninggalkan "gaya" lama dalam mengajar.

Hal ini dikarekan saat ini guru harus bisa menyesuaikan Pendidikan vokasi dengan budaya kerja sesuai standar industri dan dunia kerja (Iduka).

"Guru harus bisa meninggalkan gaya lama mengajar yang hanya teori saja terutama guru yang non produktif seperti guru agama, Bahasa Inggris dan lain sebagainya yang ada di SMK," jelas dia saat menjadi narasumber di acara Workshop Sinkronisasi Kurikulum Berbasis Industri SMKN 3 Palembang, Jumat (29/1/2021).

Ia mengatakan walaupun saat ini SMK telah berbeda dengan SMA bahkan sudah berdiri sendiri dibawah naungan yang berbeda dengan SMA namun masih banyak gaya guru yang mengajar seperti SMA.

"Yang saya lihat masih banyak SMK ini rasa SMA. Masih banyak yang belum bisa memberikan pembelajaran yang diimplementasikan langsung dengan kehidupan nyata," jelas dia.

Contoh, lanjut dia guru agama mengajar siswa bagian Tata Boga bisa memasukan nilai agama ini didalam sebuah makanan. "Diberikan nilai agamanya, da hadistnya juga misalnya cara menyajikan makanan dan lain sebagainya," ungkapnya.

Begitu juga dengan Guru Bahasa Inggris misalnya. Guru ini bisa memasukkan pembelajaran misal cara siswa menerima tamu saat di hotel dengan bahasa inggris.

Sementara itu, Kabid SMK Disdik Provinsi Sumsel, Mondyaboni mengatakan kegiatan ini sangat perlu sekali karena apa yang kita harapkan dari lulusan SMK ini harus memiliki bekal.

"Sekarang yang kita ajarkan ini apa kebutuhan industri bukan hanya teoritis tapi apa yang dibutuhkan di lapangan sehingga lulusan ini dapat diserap oleh industri," jelas dia.

Menurut dia, selama ini siswa yang magang hanya sebatas magang lalu pulang tapi tidak dapat apa-apa.

"Karena itu kita harus punya strategi bagaimana membuat perusahaan ini bisa percaya supaya lulusan SMK ini bisa terserap di dunia industri tersebut kalau tidak bisa bekali mereka dengan wirausaha," jelas dia.

Mondy mengatakan banyak ia lihat di beberapa SMK yang ada di Sumsel ini para siswa menciptakan produk yang luar biasa dan bisa dikembangkan.

"Seperti produk tas, sabun, cemilan dan lain sebagainya. Ini bagus sekali dan bidang teknologi juga beberapa waktu lalu kita sudah buat booster sinyal ini. Ini bukti kalau SMK ini bisa," jelas dia.

Karena itu, ia berharap kedepan SMK ini mampu bersaing dengan lulusan lainnya. "Setiap tahun ada hampir 100 ribu lebih siswa SMK yang lulus di Sumsel ini. Kita harap mereka ini dapat terserap di dunia industri," pungkas dia.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved