Jadi Korban Rasialisme, Natalius Pigai Diminta Ali Ngabalin Dewasa dan Tidak Berlebihan
Politisi kelahiran Fakfak, Papua Barat ini yakin Pigai merupakan sosok yang berpendidikan, beragama, dan berpengalaman.
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus Ambroncius Nababan yang diduga melakukan tindakan rasialisme terhadap Natalius Pigai disorot.
Beragam komentar datang, tak terkecuali Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Diketahui, sebelumnya Ambrocius Nababan mengunggah konten yang bersifat rasisme kepada aktivis Papua Natalius Pigai.
Ali Ngabalin meminta Natalius Pigai untuk tidak bersikap berlebihan terkait serangan yang dinilai rasis oleh Ambroncius Nababan yang merupakan ketua Ketua Umum Relawan Pro Jokowi-Amin (Projamin) saat Pilpres 2019 lalu.
Ngabalin mengatakan, sebagai tokoh publik yang kerap mengkritik, sudah seharusnya Pigai juga siap dikritik.
Pigai juga diminta benar-benar memahami definisi rasialisme.
Jika peristiwa ini disebut sebagai rasialisme, kata Ngabalin, maka kedewasaan dalam bernegara belum tercapai.
Ngabalin lantas mencontohkan dirinya yang kerap dikritik oleh masyarakat.
Menurut dia, hal ini merupakan konsekuensi sebagai tokoh publik.

"Begitu kerasnya mereka itu menyandingkan saya dengan apa, sampai muka ular lah, kepala dua lah, munafik lah, segala macam mereka sebut pada diri saya. Ya kita nggak bikin apa-apa, namanya juga netizen, ruang publik, media online," kata Ngabalin kepada Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Ngabalin juga meminta Pigai bersikap lebih dewasa.
Politisi kelahiran Fakfak, Papua Barat ini yakin Pigai merupakan sosok yang berpendidikan, beragama, dan berpengalaman.
Ia berharap Pigai tak selalu menaruh pikiran negatif terhadap pemerintah.
"Jangan juga semua yang dilakukan oleh pemerintah itu kemudian dinilai sebagai hal yang salah, hal yang keliru kemudian untuk dan atas nama menjual nama rakyat, membela kepentingan rakyat," kata Ngabalin.
Ia membantah anggapan pemerintah mengendalikan kelompok buzzer untuk bertindak rasialisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.