Berita Palembang

FAKTA Jembatan Ogan, Jembatan Tol Terpanjang di Indonesia, Ada Replika Situs Kerajaan Sriwijaya

Jembatan Ogan ini merupakan titik penghubung yang penting pada ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).

Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI/TANGKAP LAYAR YOUTUBE
Presiden RI Joko Widodo didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru saat meninjau Jembatan Ogan yang menjadi bagian dari ruas jalan Tol Kayuagung-Palembang, Selasa (26/1/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Presiden RI, Joko Widodo telah meresmikan jalan tol seksi Kayu Agung-Keramasan pada, Selasa (26/1/2021). Tambahan operasional seksi sepanjang 9 kilometer ini, menjadikan tol ruas Kayu Agung-Palembang telah beroperasi menjadi 42,5 kilometer.

Sebelumnya, Waskita Sriwijaya Tol telah mengoperasikan Tol Kayu Agung-Palembang sepanjang 33,5 kilometer dari Gerbang Tol (GT) Kayu Agung sampai dengan GT Jakabaring Desa Pedu Ogan Ilir.

Untuk diketahui, ruas tol Kayu Agung-Palembang memiliki salah satu jembatan tol terpanjang di Indonesia yaitu Jembatan Ogan dengan panjang 1,7 kilometer. Jembatan ini memiliki panjang bentang jembatan 180 meter dengan lebar 2x17 meter.

Selain menjadi jembatan tol terpanjang di Indonesia, Jembatan Ogan ini dihiasi dengan Ornamen Songket Palembang di sepanjang parapetnya. Di sekitar area jembatan dibangun juga Replika Candi Muara Takus yang melambangkan situs sejarah Kerajaan Sriwijaya.

Konsep Gapura Jembatan Sungai Ogan yang merupakan transformasi dari candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Konsep Gapura Jembatan Sungai Ogan yang merupakan transformasi dari candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya. (ISTIMEWA)

Direktur Utama Waskita Tol Road, Ir Herwidiakto M Tech menjelaskan Jembatan Ogan ini merupakan titik penghubung yang penting pada ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) untuk menghubungkan kota Palembang menuju Betung hingga ke Jambi. Tol Kapal Betung merupakan jaringan Jalan Tol Tran Sumatera (JTTS).

Selain menjadi jembatan tol terpanjang, pada proses pembangunan jembatan Ogan Tol Kapal Betung ini juga hampir 99 persen menggunakan produk-produk lokal asli Indonesia. "Jembatan Ogan ini adalah jembatan tol terpanjang di Indonesia. Yang membanggakan semua produk digunakan merupakan produk asli Indonesia," katanya, Rabu (27/1/2021).

Menurutnya, keberadaan jalan Tol Kapal Betung ini diyakini akan memberikan kontribusi mengurai kepadatan lalu lintas yang selama ini terjadi jalan lintas Sumatera. Seperti diketahui, kawasan Betung kerap kali jadi langgan macet karena ruas jalan yang rusak serta volume kendaraan tak sebanding dengan ruas jalan.
"Jika sudah tersambung sampai Betung, jalan tol ini bisa jadi solusi kemacetan di wilayah Banyuasin. Kita targetkan pada tahun 2023 dari Kayu Agung ke Betung sudah terkoneksi," harapnya.

Deputy Pembangunan Jalan Tol Kapal Betung PT Waskita Sriwijaya Tol, Yusuf Ar Rosadi menjelaskan, Jembatan Ogan tol Kayu Agung-Palembang dikerjakan sejak Juni tahun 2016. Dipasangnya ornamen jembatan dengan sentuhan kearifan lokal ini, bakal memanjakan mata para pengendara yang akan masuk ke Palembang via jalan tol.

"Jadi para pegendara yang masuk kota Palembang via tol akan disuguhi keindahan gapura yang berdiri di atas Jembatan Ogan," terangnya.

Ia menambahkan, jika ruas tol Kayu Agung-Palembang telah beroperasi hingga Gerbang Tol Keramasan, namun berbeda halnya dengan ruas tol Palembang-Betung. Hingga saat ini jalan tol yang memiliki panjang 70 kilometer tersebut baru memasuki progres 20 persen pekerjaan.

Waskita Sriwijaya Tol (WST) selaku pengelola jalan tol Kapal Betung, menargetkan jalan tol ruas Palembang-Betung itu bakal tersambung dari Kayu Agung hingga ke Betung Banyuasin pada tahun 2023 mendatang. Sedikit lembannya pekerjaan fisik tol Palembang-Betung tersebut lantaran masih terkendala pembebasan lahan. Bahkan, di areal Pangkalan Balai hingga Betung pembebasan lahan masih belum sama sekali bebas.

"Pembebasan lahan ditargetkan selesai tahun ini, sehingga pada tahun 2022 sudah bisa jalan semua pekerjaan fisik dan bisa rampung pada tahun 2023," tegas Yusuf.

Dijelaskannya, jalan tol Palembang-Betung terbagi ke dalam enam seksi yakni seksi jembatan (Keramasan dan Musi), seksi 2, 2A, 3 dan seksi 3B. Dari total enam seksi, seksi jembatan telah menunjukkan progres pekerjaan 40 persen dan penimbunan dari STA 52 sampai STA 67 di seksi 2. Sementara seksi yang lainnya dilaksanakan secara paralel.

Menurutnya, pembangunan fisik jalan tol di ruas Palembang-Betung cenderung lebih ringan dibandingkan Kayu Agung- Palembang yang memiliki kontur tanah rawa. Untuk tol Palembang-Betung kendala yang dihadapi hanya terjadi pada pembebasan lahan.

"Kontur tanah Palembang-Betung ini berbukit, jadi sistem vakum hanya dilakukan di lahan rawa diantara Jembatan Keramasan Musi," tuturnya. (sp/odi)

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved