Berita Prabumulih
Syamsul Pembunuh Ibu Kandung di Prabumulih Dimasukkan ke Ruangan Tahanan Khusus
Pasca diamankan Polisi Syamsul Bahri (42) pelaku pembunuh ibu kandung bakal dimasukkan ke ruang tahanan khusus. Karena memiliki riwayat gangguan jiwa
Penulis: Edison | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Pasca diamankan oleh tim gabungan Satreskrim Polres Prabumulih dan Polsek Prabumulih Timur, Syamsul Bahri (42) yang merupakan pelaku pembunuh ibu kandung akan dilakukan pemeriksaan kejiwaan.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Prabumulih Timur, AKP Herman Rozi didampingi Kasat Reskrim AKP Abdul Rahman kepada sejumlah wartawan.
"Setelah kita lakukan pemeriksaan nanti hasilnya akan kita lakukan observasi ke rumah sakit jiwa," ungkap Kapolsek dan Kasat Reskrim.
Kapolsek Prabumulih Timur menuturkan, observasi ke rumah sakit jiwa akan dilakukan untuk mengetahui apakah tersangka benar-benar mengalami dipresi atau penyebab lainnya.
"Itu akan kita lakukan untuk mengetahui apakah saat melakukan aksi pembunuhan terhadap ibunya itu tersangka mengalami depresi atau lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut Herman Rozi menjelaskan, di polsek Prabumulih Timur tersedia ruang tahanan untuk orang dewasa, anak-anak dan perempuan.
"Nanti untuk tersangka kita masukkan ruangan tahanan khusus, mengingat tersangka memiliki riwayat gangguan kejiwaan," jelasnya.
Kabur Susuri Rel Kereta Api
Syamsul Bahri (42) yang merupakan pelaku pembunuh ibu kandung dengan cara menggorok leher, akhirnya berhasil diringkus tim gabungan jajaran Satreskrim Polres Prabumulih dan Polsek Prabumulih Timur, Selasa (26/1/2021).
Warga Jalan KH Ahmad Dahlan Al Fatah Perumahan Griya Sejahtera Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih itu diringkus polisi di Stasiun Kereta Api Lubuk Rukam Peninjauan Kabupaten OKU.
Syamsul Bahri diringkus petugas setelah mendapat informasi dari masyarakat Kabupaten OKU yang melihat pelaku istirahat di Stasiun Kereta Api Lubuk Rukam. Pelaku yang memiliki riwayat gangguan kejiwaan ini kabur dengan berjalan kaki menyusuri rel kereta api.
Saat diamankan tersangka membawa identitas berupa KTP dan satu buku tabungan milik adiknya Syarif Hidayat.
Kapolres Prabumulih AKBP Siswandi SH SIK MH melalui Kasat Reskrim AKP Abdul Rahman didampingi Kapolsek Prabumulih Timur AKP Herman Rozi mengungkapkan pelaku diringkus di stasiun KAI Lubuk Rukam.
"Tersangka diamankan petugas keamanan rel sedang tidur di pinggir rel kereta api, selanjutnya unit reskrim Polsek Peninjauan berkoordinasi dengan kita dan pelaku kita amankan," ungkap Kapolsek didamlingi Kasat Reskrim dalam press realise di gedung Polsek Prabumulih Timur.
Kapolsek mengatakan, atas perbuatannya itu pelaku akan dijerat pasal 44 ayat 3 UU no 23 tajun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan atau pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
"Pelaku akan dijerat dengan hukuman 15 tahun kurungan penjara," tegasnya.
Tetangga Baru Tahu Ada Riwayat Gangguan Jiwa
Sementara itu, Madi yang merupakan tetangga korban mengungkapkan pihaknya tahu pembunuhan setelah Syarif berteriak minta tolong sekitar pukul 20.30.
"Jadi ketika Syarif pulang mendapati kakaknya (pelaku-red) sedang ada dikamar milik Syarif, karena kamar dibongkar Syarif terkejut dan menanyakan ada apa pelaku masuk kamar itu," ujarnya.
Lalu pelaku Syamsul Bahri keluar kamar dan menuju depan rumah namun disusul Syarif.
Kesal dengan adiknya itu, Syamsul lalu menyampaikan jika telah membunuh sang ibu.
"Pelaku keluar kamar disusul Syarif, kemudian pelaku ngomong 'aku baru bunuh emak apo kau nak ku bunuh jugo'.
Mendengar itu Syarif langsung ke dapur mencari emaknya tapi sudah meninggal bersimbah darah," jelas Madi.
Setelah melihat sang ibu mati dibunuh, Syarif lalu mengejar tersangka ke depan rumah namun tersangka telah kabur ke kebun karet.
"Setelah itu kami dengar Syarif menjerit minta tolong ke warga.
Tersangka itu pendiam dan orangnya baik, tidak pernah ada keributan di rumah itu, kalau mengenai gangguan kejiwaan kami baru tahu," tuturnya
Seperti diketahui, Syamsul Bahri membunuh ibunya Nurhayati (63) dengan cara menggorok leher di dapur rumah mereka di Jalan KH Ahmad Dahlan Al Fatah Perumahan Griya Sejahtera Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih, pada Minggu (24/1/2021).
Berdasarkan pengakuan Syamsul, dirinya membunuh sang ibu lantaran kesal selalu dimarahi dan saat kejadian lebih dulu dibacok menggunakan parang sebanyak dua kali.
Syamsul yang kesal lalu merebut parang dan menebas leher dan bagian muka ibunya berkali-kali hingga tewas mengenaskan di tempat kejadian perkara.
Harta Warisan
Kapolres Prabumulih AKBP Siswandi SH SIK MH menegaskan pembunuhan dilakukan Syamsul Bahri (42) terhadap ibu kandung Nurhayati (63) disebabkan karena berebut harta warisan.
"Jadi berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi, pembunuhan ini dilatarbelakangi atau motifnya karena harta warisan," ungkap Siswandi ketika diwawancarai usai menghadiri rapat di gedung Pemkot Prabumulih, Senin (25/1/2021).
Siswandi menjelaskan, pembunuhan itu bermula ketika orang tua pelaku menjualkan rumah lama milik keluarga seharga Rp 80 juta dan rencananya akan dibelikan rumah lagi.
"Bukan rumah sekarang yang ditempati tapi rumah lama, untuk apa dijual untuk beli rumah lagi dan ada sisanya.
Sisa itulah rencana untuk membayar hutang tersangka," ujar Kapolres.
Namun lantaran kurang puas dengan jumlah yang diberikan sang ibu, tersangka Syamsul Bahri lalu menghabisi ibu sendiri dengan cara menggorok leher dan menebas bagian muka menggunakan parang.
"Tersangka merasa kurang lalu meminta lagi sama emaknya tapi tidak dikasih lalu dibacok," jelas Kapolres.
Siswandi menuturkan, menurut keterangan pihak keluarga menyatakan tersangka memiliki riwayat sakit epilepsi dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
"SB ini pedagang dan banyak utang, sementara hasil penjualan warisan ini banyak lebih dan rencananya akan dibayarkan utang tersangka tapi mungkin kurang lalu minta lagi, ngak dikasih lalu dibacok pakai parang," tuturnya.
Lebih lanjut Kapolres menambahkan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi termasuk adik pelaku yakni Syarif yang mengetahui pembunuhan dan para tetangga korban.
"Jadi adiknya itu yang melapor karena dia pulang ke rumah mengetahui korban dibunuh disampaikan pelaku, lalu Syarif lihat ke dapur ternyata memang dibunuh dan setelah Syarif mau kejar pelaku tapi sudah kabur," tambahnya.