Natalius Pigai Buka Suara Soal Ambroncius Nababan Ditahan : Korbannya Juga Masyarakat Papua
Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menanggapi penahanan Ambroncius Nababan, usai jadi tersangka kasus ujaran rasisme terhadap dirinya.
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri menahan Ambroncius Nababan, tersangka kasus ujaran rasisme kepada aktivis Papua Natalius Pigai, Rabu (27/1/2021).
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Slamet Uliandi menyatakan, tersangka ditahan setelah diperiksa oleh penyidik sejak Selasa (26/1/2021) malam.
"Ya, betul (Ambroncius Nababan ditahan)," kata Slamet kepada wartawan, Rabu (27/1/2021).
Ia mengatakan, kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar lebih cermat dalam bersosial media.
Dia bilang, tidak ada boleh ada tindakan rasisme kepada sesama warga bangsa.
"Agar tidak dianggap mematikan demokrasi dan bebas berbicara."
"Pesannya, jangan lagi main jari yang mengarah ke perpecahan bangsa, khususnya rasis agama, suku, golongan, namun kalau bentuk kritik hal yang berbeda," paparnya.
Tanggapan Natalius Pigai
Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menanggapi penahanan Ambroncius Nababan, usai jadi tersangka kasus ujaran rasisme terhadap dirinya.
Pigai mengatakan dirinya tak menaruh concern secara personal kepada kasus ini.
"Saya sendiri tidak berada dalam konteks itu, meskipun saya korban."
"Secara individu saya memang kena, tapi korban langsungnya juga masyarakat, yakni masyarakat Papua," kata Pigai saat dihubungi Tribunnews, Rabu (27/1/2021).
Pigai mengatakan saat ini dirinya lebih fokus bagaimana mengubah mindset pemimpin dan sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya yang anti-diskriminatif.
"Ini kan bukan hal baru rasisme terhadap Papua," ujarnya.
Dirinya pun menjabarkan bagaimana sejarah para pemimpin Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan hingga pasca-reformasi, yang selalu bersikap diskriminatif terhadap rakyat Papua, mulai dari Mohammad Hatta hingga Luhut Binsar Panjaitan.