Bocah Perempuan Nampak Lemas Berurai Air Mata di Reruntuhan Bangunan saat Gempa Majene, Kata Tim SAR
Dalam video tersebut, terlihat anak tersebut menahan sakit karena badannya tertimpa reruntuhan bangunan.
TRIBUNSUMSEL.COM - Viral video seorang bocah perempuan minta menangis minta tolong terjebak reruntuhan gempa di Majene, Sulawesi Barat.
Dalam video berdurasi 30 detik ini, seorang anak perempuan tampak terjebak di reruntuhan.
Video tersebut diduga direkam oleh warga yang juga terdampak gempa.
Video tersebut tersebar di media sosial dan diunggah ulang oleh banyak akun, satu di antaranya akun Twitter @prince_corner.
Dalam video tersebut, terlihat anak tersebut menahan sakit karena badannya tertimpa reruntuhan bangunan.
Suara sang bocah pun terdengar menahan isak tangis.
Wajahnya pun sudah tampak lemas dan berurai air mata.
Baca juga: 8 Orang Meninggal Dunia, 637 Luka-luka, Update Korban Gempa Majene Sulbar, Jaringan Listrik Padam
Baca juga: Permintaan Terakhir Syekh Ali Jaber ke Putra Sulungnya Al Hasan Segera Diwujudkan : Insya Allah
Di sela-sela reruntuhan itu, terlihat sebuah boneka berwarna merah muda berada disampingnya.
Kendati dalam keadaan kesakitan, ia masih bisa berkomunikasi dengan warga.
Mereka pun berkomunikasi menggunakan bahasa daerah, yang terdengar seperti bahasa Mandar.
"Siapa nama kau dek," kata warga.
"Angel," jawab Angel.
Tak sendiri, rupanya Angel terjebak di reruntuhan bersama seorang anak lain.
Warga kemudian bertanya siapa sosok yang ada disebelah Angel.
"Siapa itu disebelah ta?" tanya warga.
"Catherine," sahut Angel.
Warga juga menanyakan apakah sosok yang ada disebelah Angel masih hidup.
"Masih bernapas ji dek, disamping ta (Masih bernafaskah anak disampingmu)," kata warga.
"Iya masih bergerak ji tadi, masih adaji suaranya. Tapi susahmi (Masih ada suaranya, tapi susah ini)," tutur Angel.
Dari video diketahui, Angel dan kerabatnya ini tertimpa reruntuhan di Jalan KS Tubun III, Mamuju, Sulawesi Barat.
Warga yang merekam pun hanya bisa menenangkan Angel untuk bersabar karena keterbatasan alat untuk mengevakuasi.
"Sudah empat orang yang kelihatan, tapi susah diangkut," kata warga menambahkan.
Hingga Jumat (15/1/2021) siang, video tersebut pun telah ditonton sebanyak 44 ribu kali.
Video itu juga diretweet sebanyak 326 kali, disukai 634 kali dan dikomentari ratusan warganet di Twitter.
Saat dikonfirmasi mengenai kebenaran video tersebut, Kepala Kantor Sar (Kakansar) Mamuju, Sulawesi Barat, Saidar Rahmajaya mengaku belum bisa memastikannya.
Pasalnya, hingga Jumat (15/1/2021) siang, pihaknya masih kesulitan untuk berkomunikasi.
Untuk itu, ia belum bisa mencari tahu sumber video tersebut untuk mengevakuasi anak tersebut.
"Ini yang masih kami mencari tahu dari mana sumbernya."
"Karena kebetulan tiga tim yang kami turunkan ke lapangan sampai sekarang masih belum bisa komunikasi," kata Saidar dalam tayangan Kompas TV, Jumat (15/1/2021).
Bahkan, alat komunikasi HT yang digunakan oleh timnya pun masih belum bisa tersambung satu sama lain.
Untuk itu, pihaknya berusaha mendapat informasi secara manual dengan mendatangi tim evakuasi secara langsung.
"Saya menggunakan HT juga masih belum bisa berkomunikasi jadi saya kesulitan sekali ini."
"Sehingga kami berusaha mendatangkan dari tim ke tim," ujar Saidar.
Gempa 6,2 Magnitudo Guncang Majene
Sebelumnya diketahui, gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo kembali mengguncang warga Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) dini hari.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) lalu gempa juga dirasakan oleh warga di sejumlah kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene mengatakan, gempa dirasakan selama lima sampai tujuh detik.
Gempa tersebut berpusat di 6 kilometer timur laut Majene, Sulawesi Barat.
Warga pun panik hingga akhirnya mereka keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Kominikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
"Laporan yang diterima Pusat Pengendali Operasi BNPB pada dini hari tadi mengatakan masyarakat masih berada di luar rumah untuk mengantisipasi gempa susulan."
"Itu juga dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar," kata Raditya, dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews, Jumat (15/1/2021).
Dari analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity), gempa 6,2 magnitudo ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene.
Kemudian, skala III MMI di Palu, Sulawesi Tengah, dan skala II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan.
Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
"Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk yang membuat orang banyak terbangun."
"Gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, serta bandul lonceng dapat berhenti," ujar dia.
Sementara skala IV MMI menunjukkan gempa dirasakan pada siang hari oleh orang banyak dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah.
Gempa juga membuat gerabah pecah, jendela, pintu berderik serta dinding berbunyi.
(Tribunnews.com/Maliana)