Kenangan Nabila Tentang Sosok Kakak, Satu Keluarga Kakaknya Penumpang Sriwijaya Air SJY182
Jatuhnya pesawat milik Sriwijaya Air dengan rute penerbangan Jakarta - Pontianak masih jadi perbincangan hangat di seluruh negeri.
Penulis: Winando Davinchi | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Jatuhnya pesawat milik Sriwijaya Air dengan rute penerbangan Jakarta - Pontianak masih jadi perbincangan hangat di seluruh negeri.
Dalam tragedi tersebut terdapat satu keluarga yang menjadi penumpang yakni Indah Halima Putri warga Ogan Ilir bersama suami, anak, mertua serta keponakannya.
"Kami juga masih terus menunggu informasi mengenai nasib keluarga yang ikut menjadi korban pesawat Sriwijaya Air tersebut," jelas Nabila Fitria Putri (19) adik ketiga Indah, Minggu (10/1/2021) malam.
Mengingat masa kecil kakak sulungnya, Nabila sangat bangga pada sosok kakak yang juga menjadi panutan dalam menuntut pendidikan.
Bagaimana tidak selama masih duduk di bangku sekolah, Indah dikenal cerdas dan berprestasi.
"Iya dari dulu waktu ayuk (Kakak perempuan-red) sekolah memang pintar, dan sering juara kelas juga," ungkapnya menceritakan kenangan bersama.
Selain berprestasi, Nabila menjelaskan kakaknya kerap mengajarinya saat diberikan pekerjaan rumah (PR) oleh guru di sekolah.
"Pokoknya hampir setiap ada PR, aku selalu diajari Ayuk terutama untuk soal hitung-hitungan," terangnya.
Tidak sampai disitu, Indah jugalah yang menyupport Nabila agar semangat belajar sehingga bisa diterima di Universitas terkemuka di Sumatera Selatan.
"Waktu aku masih SMA dulu, dia berpesan kalau aku harus diterima di Universitas Sriwijaya. Setelah lulus aku langsung diajak untuk mendaftar ke Unsri dan berhasil lulus," bebernya semua berkat semangat yang diberikan Indah.
Sementara itu, Siti Nur, bibi korban menjelaskan bahwa keponakannya itu setelah lulus kuliah di UIN Palembang langsung diterima bekerja di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).
"Sebelum dia menikah memang sempat bekerja di perusahaan yang ada di Pali. Akan tetapi setelah resmi menikah dia langsung diajak ke Pontianak oleh suaminya," tambah Siti.
Sebelumnya diberitakan, ayah dan adik kandung Indah Halimah Putri langsung pergi ke Jakarta untuk memastikan pencarian dan nasib penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
Indah Halimah Putri bersama suami Rizki Wahyudi, ibu mertua Rosi Wahyuni, anak berusia tiga bulan Arkana Wahyudi, dan seorang keponakan Nabila Anjani, menjadi penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak ini jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Indah merupakan warga Desa Sungai Pinang II, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel.
Sedangkan suaminya, Rizki Wahyudi bekerja sebagai Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Palung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Sri Rahayu (38), sepupu Rizki Wahyudi menceritakan, sebelum ke Jakarta, Rizki bersama istri dan anaknya berangkat ke Pangkalpinang untuk menjemput ibunya.
Dari Pangkal Pinang, mereka berencana menuju ke Kalimantan Barat.
Namun berhubung biaya tes swab PCR mahal, akhirnya mereka memutuskan untuk tes di Jakarta.
"Jadi mereka mampir ke Jakarta itu untuk test swab berlima," kata Ayu.
"Dari hasil test swab itu rencananya mereka nunggu ke Kalimantan itu. Tapi karena tes swabnya cuman berlaku dua hari dan langsung keluar, jadi tahu-tahunya mereka berangkatnya hari Sabtu," lanjutnya.
Ayu menyatakan, saat di Jakarta, Rizky dan empat keluarganya menginap di hotel kawasan Slipi.
Berhubung jarak dari Bekasi cukup jauh, dirinya tak sempat bertemu dengan korban.
Namun dirinya menghubungi melalui layanan video call.
"Saya video call hampir sekitar setengah jam-an karenakan saya enggak bisa ke hotelnya mereka nginep di hotel kawasan Slipi, karena saya di Bekasi mau ke Slipi itu jauh mengunjungi mereka," cerita Ayu.
"Jadi saya bilang kalau misalnya hari Minggu berangkat bisa ke Bekasi dulu Sabtunya, tapi mereka berangkat di hari Sabtu," ucap lirih Ayu.
Baca juga: Ini Diduga Lokasi Black Box Sriwijaya Air SJ-182, Terdeteksi di Kedalaman 17-20 Meter
Ayu bercerita dalam komunikasi jarak jauhnya itu, para korban sempat menyampaikan permintaan maaf kepadanya karena tak sempat bertemu secara langsung.
Dirinya pun memberikan jawaban untuk dapat bertemu dengan para korban di lain waktu kemudian.
Sementara itu, Rapin (40) paman Rizki, adik bungsu Rosi yang kerap dipanggil acu itu masih tak menyangka kakak dan keponakannya menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air.
Kata Rapin, Rizki merupakan sosok pemuda yang kuat sebab menjadi tulang punggung keluarganya.
"Rizki sejak bayi sudah ditinggalkan ayahnya, jadi dialah yang jadi tulang punggung keluarga. Mau ke Ketapang ini biar bisa tinggal sama-sama dengan ibunya, istrinya, anaknya, biar kerja di sana ada yang nemenin katanya," ucap Rapin.
Sedangkan sang kakak kandungnya Rosi, sempat menyebutkan tidak akan pernah pulang lagi ke Bangka ingin tinggal selamanya di Kalimantan bersama Rizki.
"Sekarang kata-kata itu baru terkenang, ibu Rosi pernah bilang tidak akan pulang lagi ke Bangka akan tinggal di sana selamanya, kalaupun dia meninggal ia tak ingin dibawa pulang ke Bangka, minta dikuburkan di Kalimantan saja. Baru sekarang kepikir dengan kata-kata itu," sebutnya.
Isromaini (52) tetangga Ibunda Rizki tak menyangka kepergian Rosi (51) ke Jakarta pada Jumat (08/01/2021) lalu ternyata meninggalkan duka yang mendalam.
Baca juga: Ibunda Indah Syok, Ayah dan Adik Langsung Terbang ke Jakarta, Keluarga Gelar Takziah
"Ya Allah, baru kemarin Rosi pamit, tetangga sekaligus teman saya. Maaf Nan, ku mau pamit, besok mau pergi, mendadak ke Jakarta. Tidak jadi hari Sabtu berangkatnya. Nitip emak ku ok," ungkap Isromaini sambil menangis saat ditemui di rumahnya oleh Bangka Pos, Sabtu malam.
Menurutnya, Rosi merupakan sosok ibu yang tegar dan kuat meski hidup menjanda.
Pada kesempatan itu, Rossi sempat memberikan topi anak-anak sebagai kenang-kenangan sambil memeluk Isromaini.
Dia menyebutkan, Rosi tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Rossi diketahui berangkat ke Jakarta untuk meneruskan perjalanan ke Pontianak.
Kepala Desa Sungai Pinang 2, Herman Sawiran saat dihubungi via telepon oleh Tribun Sumsel, Sabtu (09/01/2021), mengatakan,
"Dia (Indah) pergi sekeluarga berlima. Kalau yang tercatat warga Sungai Pinang 2 ya cuma Indah. Yang empat orang lainnya bukan," Indah adalah istri Rizki.
Indah dan Rizki diketahui menikah pada 18 Agustus 2018 lalu, dan belum lama bertugas sebagai Pengendali Ekosistem Hutan di Taman Nasional Gunung Palung.
Dari hasil pernikahan tersebut, Indah mengandung dan sempat kembali ke kampung halamannya.
"Indah sempat 7 bulan tinggal di Sungai Pinang karena mengandung. Pas dekat-dekat mau lahiran, waktu itu suaminya datang ke Sungai Pinang," terang Herman.
Menurut Herman, setelah melahirkan, Indah dan suaminya kembali ke Pontianak.
Barulah pada libur tahun baru lalu, pasangan suami-istri dan anak semata wayang mereka itu kembali ke Sungai Pinang di Ogan Ilir.
Saat pulang, sebelum terbang kembali menuju Pontianak, Indah beserta suami dan anak semata wayangnya terbang ke Bangka untuk menjemput Rosi Wahyuni, ibu dari Rizki Wahyudi.
Menurut berbagai laporan, Rizki selalu membawa sang ibunda kemanapun dia pergi dan bekerja.Rizki sendiri tumbuh dan dibesarkan orangtuanya di Pangkal Pinang, Bangka.
Di Taman Nasional Gunung Palung, Ketapang, Kalimantan Barat, Rizki bertugas sebagai Pengendali Ekosistem Hutan.
Itu adalah posisi terpilih bagi seorang pelaku konservasi karena bekerja langsung di lapangan untuk menjaga, merawat dan mengendalikan ekosistem hutan.
