Curiga Pesawat Oleng Tajam, Analisa Captain Vincent Raditya Soal Sriwijaya Air Sj 182 Jatuh
Captain Vincent Raditya mengurai analisa terkait data pesawat Sriwijaya Air SJ182 sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2020).
Hal tersebut dilihat dari kecepatan, track hingga ketinggian yang tampak normal.
Namun tak sampai satu menit, pesawat tersebut mendadak oleng 3 derajat.
Yakni dari posisi semula 46 derajat menjadi 43 derajat.
Melihat hal tersebut, Capt Vincent menjelaskan bahwa itu lumrah terjadi.
Saat pesawat mengalami turbulensi, perpindahan posisi berubah sekian derajat adalah hal wajar.
"Bisa enggak terjadi ? bisa saja. Kalau kena turbulens, bisa saja dia belok ke kiri," kata Capt Vincent.
Namun, kemiringan pesawat Sriwijaya Air tersebut justru semakin bertambah.
Sebab dalam waktu sekian detik, pesawat tersebut kembali oleng dengan kemiringan tajam hingga 16 derajat.
"Tapi, tiba-tiba, tidak sampai 1 menit. Pesawat ini belok dari 46 ke 30 ini sudah 16 derajat off track. Ini sesuatu hal yang sudah cukup mencurigakan," ujar Capt Vincent.
Momen tersebut diakui Capt Vincent adalah indikasi awal pesawat Sriwijaya Air ada masalah.
Karena dalam detik selanjutnya, posisi pesawat tersebut terus berubah dan semakin oleng hingga 6 derajat.
Kala itu, kecepatan dan ketinggian pesawat masih normal yakni di atas 250 knot dengan ketinggian 10.000 kaki
"Ini sudah mulai mengindikasikan pesawat menikung secara stip nih ke kiri. Di sini sudah out track. Dari 46 derajat pindah jadi 6 derajat. Waktunya 14.40 menit. Kurang dari 1 menit, pesawat ini off track 40 derajat," ungkap Capt Vincent.
Masih pada pukul 14.40 WIB, pesawat Sriwijaya Air tersebut secara mendadak juga mengalami penurunan ketinggian dan kecepatan yang drastis.
Hal tersebut menurut Capt Vincent adalah sebuah tanda bahwa Sriwijaya Air diduga mengalami stall.
