Kecelakaan Sriwijaya Air
Sosok Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air di Mata Tetangga, Dermawan, Rendah Hati, Jadi Teladan
Captain Afwan menjadi pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021)
Mereka sempat berbincang menanyakan kabar masing-masing.
Baca juga: Tangis Pilu Ibunda Pramugari Grislend Gloria Natalie Sinaga: Pulang Kak, Aku Tau Kamu Kuat, Berenang
Afwan, kata dia, mengaku dalam keadaan sehat dan siap bertugas keesokan harinya.
"Saya pribadi terakhir bertemu setelah Jumatan, kemarin sehari sebelum peristiwa itu. Kami bertegur nanya kesehatan masing-masing di masjid (Addaulah) dan dia bilang Alhamdulillah sehat," ungkap Agus.
Ketika ditanya peninggalan paling berkesan dari Afwan, Agus membenarkan Afwan merupakan ketua panitia pembangunan Masjid Addaulah.
"Captain Afwan ini juga sebagai donatur pembangun masjid depan SMPN 2 Cibinong. Kemudian beliau juga sering membuat acara santunan anak yatim di rumahnya," kata Agus.
Warga, kata dia, kehilangan sosok panutan.
Sebab, Afwan hampir tak memiliki cela di mata warga.
"Makanya warga saat mendengar kabar ini banyak yang bertanya ke saya dan lihat saja terus banyak orang-orang yang berdatangan ke sini," ungkapnya.
Sebelumnya, Captain Afwan, pilot Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak tercatat pernah menjadi penerbang TNI Angkatan Udara.
Afwan merupakan alumni Ikatan Dinas Pendek (IDP) IV 1987.
Baca juga: Istri Kopilot Tak Percaya Dihubungi Sriwijaya Air, Sebelumnya Suami Mengabarkan Terbang ke Padang
"Captain Afwan adalah Penerbang TNI AU periode 1987-1998, beliau terbang di Skadron Udara 4 dan Akadron Udara 31. Alumni dari IDP IV tahun 1987," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang, saat dikonfirmasi, Sabtu (9/1/2021).
Indan menambahkan, pesawat tersebut juga mengangkut keluarga dari Kadislog Lanud Supadio Kolonel Tek Ahmad Khaidir.
Mereka adalah istri Akhmad Khaidir, Rahmania Ekananda dan dua orang anaknya yaitu Fazila Ammara dan Dinda Amelia.
Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.
Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.