Masa Pro Donald Trump Serbu Gedung Capitol Minta Kemenangan Joe Biden Dibatalkan, 4 Orang Tewas
Masa Pendukung Donald Trump Serbu Gedung Capitol, Empat Orang Meninggal Usai Bentrok Dengan Aparat
TRIBUNSUMSEL.COM - Ketenangan nampaknya belum diterima oleh masyarakat Amerika Serikat atas kemenangan Joe Biden menjadi presiden terpilih yang baru bagi mereka.
Terbaru, kerusuha terjadi di gedung Capitol Amerika Serikat usai masa pendukung Donald Trump datang dan meminta pembatalan kemenangan Joe Biden.
Kepolisian Amerika Serikat (AS) menyebut empat orang tewas dalam kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu gedung Capitol.
Empat orang yang meninggal termasuk seorang wanita yang tertembak, serta satu wanita lain dan dua pria yang meninggal karena "keadaan darurat medis."
Hal itu disampaikan Kepala Polisi Washington, D.C, Robert Contee, dalam konferensi pers Rabu (6/1/2021) malam waktu setempat seperti dilansir Reuters dan CNBC, Kamis (7/1/2021).
Gas air mata dilepaskan ke kerumunan demonstran ketika bentrokan pecah dengan polisi di gedung Capitol .
Aksi unjuk rasa untuk mendesak DPR dan Senat membatalkan kemenangan Presiden terpilih AS Joe Biden.
DPR dan senat sedang bersidang untuk memberikan sertifikasi hasil pemilihan presiden AS 2020 oleh Kongres AS, di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021.
Kepala kepolisian mengatakan divisi urusan internal sedang menyelidiki kasus penembakan itu.
Contee mengatakan mereka masih menentukan rincian pasti dari tiga kematian lainnya.
“Setidaknya empat belas polisi mengalami luka-luka dengan beberapa masih di dirawat di rumah sakit,” kata Contee.
“ Satu petugas mengalami luka serius karena ditarik ke kerumunan di mana ia diserang,” tambahnya.
"Ini adalah insiden tragis dan saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman korban," kata Contee.
Kerusuhan terjadi di Gedung Capitol, Washington DC, antara massa pendukung Presiden Donald Trump dengan aparat.
Awalnya diberitakan seorang wanita tewas tertembak di bagian dada di Rabu sore waktu setempat (6/1/2020), dalam upaya mereka menghalangi kemenangan Joe Biden.