Mengenal Reaksi, Resiko, Serta Efek Samping Dari Vaksin Virus Corona Sebelum Diberikan ke Masyarakat

Mengenal Reaksi, Resiko, Serta Efek Samping Dari Vaksin Virus Corona Sebelum Diberikan ke Masyarakat

Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA TRISNAWATI
30 Ribu Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Sudah Sampai di Gedung Vaksin di Palembang, Senin (4/1/2020 (ILUSTRASI) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Vaksinasi virus corona bakal dilakukan diseluruh dunia.

Di Indonesia sendiri rencananya vaksinasi virus corona bakal dimulai pada 13 Januari 2021.

Presiden Joko Widodo bakal menjadi orang pertama yang bakal divaksin.

Ratusan juta orang di seluruh dunia mengharapkan vaksinasi secepatnya melawan virus corona. Namun dalam waktu bersamaan, banyak orang ragu dan takut. Pasalnya, di satu sisi mereka ingin melindungi dari dari infeksi Covid-19, namun di sisi lainnya takut pada efek samping vaksin baru itu.

Banyak yang menyangsikan keamanan vaksin yang dikembangkan sangat cepat itu, dan mempertanyakan apakah efek sampingnya sudah benar-benar diteliti dengan memadai.

Pertanyaannya cukup panjang: reaksi vaksinasi mana yang normal? Apa efek samping yang mungkin muncul? Apakah saya harus divaksinasi?

Reaksi vaksinasi normal

Apapun jenis vaksin yang diberikan, reaksi tertentu tubuh setelah imunisasi adalah hal normal. Reaksi normal biasanya tidak memicu gejala berat. Demam ringan, sakit kepala dan nyeri anggota tubuh, bengkak di lokasi suntikan atau gatal-gatal, dalam waktu tiga hari setelah divaksinasi bukanlah hal aneh.

Gejala ini biasanya hilang setelah beberapa hari. Reaksi tubuh merupakan petunjuk, bahwa vaksin ampuh, dengan memicu sistem kekebalan tubuh dan tubuh mengembangkan antibodi terhadap "infeksi tipuan" yang dipicu vaksin.

Reaksi khas setelah vaksinasi semacam itu, juga sudah dilaporkan muncul dari vaksin yang sudah digunakan, yakni buatan BioNTech-Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan vaksin buatan Rusia, Sputnik V.

Jarang timbul efek samping dengan gejala serius

Di samping reaksi khas vaksinasi normal, tentu saja ada kasus efek samping dengan gejala yang amat berat pada sebagian sangat kecil individu. Misalnya syok alergi, yang sudah diberitakan dengan gencar. Tapi perlu diingat, ini adalah kasus individual.

Tiga vaksin corona yang sejauh ini sudah mendapat izin, menurut jawatan obat Eropa-EMA, jawatan obat dan makanan AS - FDA serta organisasi kesehatan dunia-WHO, secara keseluruhan aman. Jika tidak, lembaga pengawasan obat dan makanan ini tidak akan mengeluarkan izin penggunaan vaksinnya.

Vaksin dari BioNTech dan Moderna dalam pengembangannya menggunakan metode terbaru, yang disebut vaksin mRNA. Secara mendasar, vaksin ini berbeda dengan vaksin konvensional. Dalam artian, vaksin tidak mengandung virus mati atau virus yang dilemahkan. Melainkan hanya rancang bangun untuk satu bagian pembentuk penyebab Covid-19.

Sementara vaksin AstraZeneca pengembangannya juga menggunakan teknologi baru, yang disebut vektor virus. Vaksin vektor ini memanfaatkan adenovirus, misalnya virus flu yang hanya menginfeksi simpanse, sebagai alat transportasi, untuk menyusup ke protein permukaan SARS-CoV-2 yang disebut protein duri, agar memicu reaksi kekebalan tubuh.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved