Profesionalisme Jurnalis Ditengah Digitalisasi dan Pandemi Covid-19
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang menggelar Outlook Series ke-3 Jurnalis 2021 dengan tema "Profesionalisme Jurnalis", Senin (4/3/2020).
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang menggelar Outlook Series ke-3 Jurnalis 2021 dengan tema "Profesionalisme Jurnalis", Senin (4/3/2020).
Hadir dalam kegiatan Ketua AJI Palembang Prawira Maulana, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel Firdaus Komar, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumsel Ardiansyah Nugraha, dan Ketua Komite Etik Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palembang.
Ketua PWI Sumsel Firdaus Komar mengatakan, perkembangan teknologi kian maju, sehingga banyak bermunculan media-media online. Bahkan media sosial (medsos) pun semakin cepat menyebarkan informasi. Untuk itu jurnalis dituntut kreatif, dan inovatif serta bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini.
"Wartawan tidak akan hilang meski teknologi semakin maju. Maka sajikanlah konten yang menarik," kata Firkom.
Lebih lanjut ia mengatakan, bicara media maka sebagai wartawan tentu sebagai jurnalisnya. Bicara jurnalisme tidak bisa berdiri sendiri karena ada jurnalisnya. Untuk itu sebagai jurnalis juga ada kode etik jurnalis.
"Sebagai jurnalis maka kita harus memiliki pengetahuan. Seberapa besar pengetahuan kita terhadap berita yang kita tulis. Lalu kemampuan kita untuk menulis dan menyampaikan berita," katanya.
Menurut Firdaus, terkait isu jurnalis ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Salah satunya seperti perusahaan media sudah terbentuk manajemen yang baik atau belum. Sebab pers yang sehat menimbulkan jurnalis yang profesional, dan bermartabat serta beretika.
Isu jurnalis pun sangat terkait pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini. Kemudian political will pemerintah. Political will dalam arti keberpihakan pada rakyat, sehingga hal-hal yang menguntungkan untuk rakyat memang harus didukung sepenuhnya.
Sementara itu Ketua IJTI Sumsel Ardhiasyah Nugraha mengatakan, bicara isu jurnalisme di 2021 sangat banyak dan semua penting. Namun jurnalis harus independen.
"Era digital mempengaruhi praktik jurnalisme dalam berbagai hal. Jurnalisme di Indonesia juga turut berubah seiring dengan berkembangnya teknologi digital," katanya.
Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan di 2021 seperti harus melakukan revolusi terhadap jurnalisme. Lalu kesejahteraan jurnalis harus diperhatikan dan perlunya penguat hukum terhadap jurnalis.
Sedangkan menurut Ketua Komite Etik PFI Palembang Mushaful Imam mengatakan, ada beberapa faktor eksternal maupun internal. Baik dari perusahan maupun lingkungan yang mempengaruhi pewarta foto.
"Ada kekuatan, ada kelemahan, dan ada ancaman yang terjadi pada pewarta foto. Adanya perkembangan teknologi mengakibatkan penyebar luasan foto kini semakin mudah dan tidak terbatas," katanya.
Lalu dengan semakin luasnya perkembangan digital dan mudahnya menyebarluaskan informasi maka menimbulkan kurang percanya masyarkat, sehingga cendrung tidak percaya langsung terhadap visual.
Kemudian, kemajuan teknologi juga membuat wartawan foto memiliki beban kerja tambahan, sehingga selain memfoto juga harus melakukan hal lain. Misal membuat video dan lain-lain.
