Pengusaha Tahu Tempe Serasa Dipukul Bertubi-tubi, Pandemi Belum Hilang Sekarang Harga Kedelai Naik
Melonjaknya harga kedelai impor membuat pengusaha tahu dan tempe harus memutar otak agar tetap bisa untung
Penulis: Hartati | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Melonjaknya harga kedelai impor membuat pengusaha tahu dan tempe harus memutar otak agar tetap bisa untung.
Apalagi kondisi pandemi yang membuat omzet mereka turun drastis belum juga berakhir.
Siti, pengerajin tahu di kawasan Gandus mengatakan dia sehari-hari biasa membuat tahu mentah yang kemudian dijual ke pedagang gorengan gerobak.
Omzet sejak pandemi turun karena sebagian besar pedagang gorengan yang biasa berjualan di depan sekolah juga kini tidak lagi berjulan karena sekolah daring.
"Bertubi-tubi masalahnya, omzet turun, sekarang malah harga kedelai naik lagi jadi semakin susah," ujarnya, Mingu (3/1/2021).
Siti menuturkan dia menyiasati mahalnya harga kedelai dengan mengutang bahan baku terlebih dahulu ke warung langganannya.
Baca juga: Mengenal Sosok Yusuf Efendi, Habiskan Dana Miliaran Bangun Pos dan Fasilitas Polisi di Muara Enim
Setelah tahu laku terjual barulah membayar modal yang diambil sebelumnya.
Mengurangi ukuran dirasanya tidak mungkin karena tahu kotak sebagai bahan baku gorengan yang dibuatnya akan semakin kecil jika ukurannya diperkecil.
Sementara itu pengrajin tempe lainya, Yusuf mengatakan, mengurangi ukuran menjadi solusi saat harga kedelai mahal seperti saat ini.
Pasalnya kedelai impor menjadi bahan baku yang paling penting.
Menggantinya dengan kedelai lokal hasilnya tidak akan sebagus tempe yang dibuat dengan kedelai impor.
Sebab kata Yusuf, ukuran kedelai lokal lebih kecil sehingga tidak bagus.
Baca juga: Corona Belum Terkendali, Belajar Tatap Muka Siswa di Prabumulih Kembali Ditunda
"Kedelai impor itu besar dan padat sehingga hasilnya bagus, kalau kedelai lokal seperti tempe dicampur bahan lainnya tidak bagus butiran kedelainya," ujar Yusuf.
Mengecilkan ukuran terpaksa dilakukannya karena jika mempertahankan ukuran semula rugi.
Menjual dengan harga tinggi juga khawatir tidak akan laku apalagi saat ini daya beli masyarakat turun karena pandemi.
Dia berharap pemerintah memberikan solusi harga kedelai impor tidak akan naik lagi, sebab jika terus naik mereka khawatir usahanya bakal gulung tikar.