Berita Lubuklinggau
MUI Minta Masyarakat Rayakan Tahun Baru 2021 Tidak Berlebihan, Evaluasi Diri Usia Makin Berkurang
Isilah dengan yang bernilai bagi yang muslim merenung usia makin berkurang, bukan berarti tahun bertambah umur bertambah bersiap menyambut kematian.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat rayakan Tahun Baru 2021 tidak berlebihan, Evaluasi Diri Usia Makin Berkurang
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Lubuklinggau mengimbau agar umat muslim tidak menyambut tahun baru 2021 dengan kegiatan hura-hura dan berlebihan dan menyalakan kembang api.
Ketua MUI Lubuklinggau, Syaiful Hadi meminta masyarakat untuk tidak mengadakan acara hura-hura yang bisa menimbulkan banyak kemudaratan dibanding kemaslahatan.
"Isilah dengan yang bernilai bagi yang muslim merenung usia makin berkurang, bukan berarti tahun bertambah umur bertambah serta bersiap menyambut kematian," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Kamis (31/12/2020).
Menurutnya, momen pergantian tahun dapat menjadi ajang muhasabah diri (evaluasi diri) untuk menilai apa yang sudah dilakukan selama tahun 2020 ini.
"Dalam urusan kehidupan dunia lakukan hal-hal yang baik, mencarilah makan yang halal dan mencarilah pekerjaan dan tidak melanggar kaidah agama," ujarnya.
Ia menuturkan, bagi masyarakat yang mau berhibur, carilah hiburan yang jangan sampai merendahkan diri, bahkan sampai-sampai membuka aurat dan merugikan diri sendiri
"Alangkah berhiburlah yang melahirkan kesenangan diri dan hiburan itu bisa menjadi contoh anak-anak muda masa depan mendatang," ungkapnya.
Namun menurutnya, sebagai seorang mukmin dan muslim menurut pandangan pribadinya saat malam pergantian tahun lebih aman tidak ikut-ikutan sama sekali apa yang dilakukan agama orang lain.
"Karena diakhirat nanti kita tidak di soal, yang paling dibutuhkan adalah itu toleransinya, bukan aktualisasi, mau toleransi silahkan, kemanusiannya boleh dilakukan," ujarnya.
Bahkan rasul bersabda, artinya barang siapa yang menyakiti orang kafir yang mau damai aku musuhnya, untuk itu artinya apa semua harus damai dan saling menjaga.
"Bertetanggalah dengan baik, berdaganglah dengan baik, menjadi pembeli dengan baik, kalau butuh pertolongan ditolong, dalam agama sudah diatur binatang saja harus ditolong apalagi orang lain," ungkapnya.
Selanjutnya, karena saat ini masih suasana pandemi covid-19 masyarakat diminta oleh pemerintah untuk mentaati anjuran jangan sampai menimbulkan kerumunan.
"Saya bukan ahlinya, tapi kata ahli kesehatan harus taat prokes ya jalankan. Kata ahli virus ada banyak virus bahkan sampai jutaan. Tapi jangan takut berlebihan karena virus itu selamanya ada, jadi jangan terlalu takut tapi jangan jangan juga diremehkan," ujarnya.