Berita Pendidikan

Hampir 1 Tahun Belajar Daring, Ini Tantangan Dunia Pendidikan Ke Depan, Kata Profesor Sirozi

Hampir satu tahun sudah kegiatan belajar mengajar di Indonesia ini berlangsung secara daring atau dalam jaringan.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
tribunsumsel.com/Weni Wahyuny
Pengamat Pendidikan dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Prof Drs HM Sirozi PhD menyampaikan tantangan dunia pendidikan ke depan. Foto diambil sebelum masa pandemi covid-19. 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG - Hampir satu tahun sudah kegiatan belajar mengajar di Indonesia ini berlangsung secara daring atau dalam jaringan.

Hal ini lantaran pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Menurut Pengamat Pendidikan sekaligus Dewan Pendidikan Sumsel, Prof Drs HM Sirozi PhD mengatakan tantangan ke depan di dunia pendidikan akan semakin berat. Apalagi sudah hampir selama satu tahun kita semua berada di masa pandemi covid-19 yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Tentu, dari semua lini merasakan ini hal terutama di dunia pendidikan. "Saya kira kalau selama belajar daring ini ada yang kurang efektif dan belum maksimal itu wajar saja dan ini bisa diprediksi," ujarnya.

Menurutnya, daring selama ini memang tidak memiliki persiapan yang baik. Selama ini modul untuk belajar daring sama digunakan untuk modul belajar luring.

"Sehingga standar ketercapaian atau ketuntasan luring dipaksakan untuk daring maka jelas ada kesulitan," jelas dia.

Tentu, lanjut dia ada perbedaan baik dari sisi pendekatan dan juga pola luring dengan daring.

"Karena itu, tantangan terberat ke depan pemerintah yakni guru harus diajak merancang modul daring yang cocok dengan digital saat ini," jelas Sirozi.

Seperti materi khusus untuk anak SD haruslah disajikan semenarik mungkin sehingga anak betah berada di depan gadget belajar secara daring.

"Kalau tak menarik tentu anak-anak bosan mereka lebih memilih bermain diluar sana," ungkap dia.

Karena itu, lanjut dia penyusunan modul pembelajaran daring ini harus diperhatikan dan perlu keseriusan.

"Kalau mengandalkan infrastruktur digital gak bisa cepat," tuturnya.

Karena itu, evaluasi pembelajaran di tahun 2020 ini sulit dievaluasi karena apa yang dilakukan oleh guru berbeda-beda.

"Misalnya tiap guru, tiap sekolah menggunakan aplikasi yang berbeda-beda untuk belajar daring. Ada yang pakai google meeting, zoom, dan lain sebagainya," ungkap dia.

Ketidakseragaman inilah yang sulit dievaluasi. Karena itu, perlu ada penyeragaman aplikasi yang dipakai guru untuk belajar daring sehingga pertengahan semester bisa dievaluasi.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved