Mengenal Varian Virus Corona D614G, Lebih Cepat Menular Telah Masuk di Kalbar Sejak Agustus

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat ( Kalbar) Harisson menyebut, Virus Corona D614G berbeda dengan virus di Inggris yang bernama B117

Editor: Wawan Perdana
pixabay
Ilustrasi mutasi virus corona. Virus SARS-CoV-2 ini bermutasi dalam jumlah sangat banyak, hingga ribuan. Salah satunya adalah D614G. 

TRIBUNSUMSEL.COM-Dinas Kesehatan Kalimantan Barat memastikan, mutasi virus corona D614G telah masuk ke Kalbar sejak Agustus 2020 silam.

Virus SARS-CoV-2 ini bermutasi dalam jumlah sangat banyak, hingga ribuan. Salah satunya adalah D614G.

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat ( Kalbar) Harisson menyebut, Virus Corona D614G berbeda dengan virus di Inggris yang bernama B117.

Virus corona jenis baru yang dikenal tidak ganas namun cepat menular itu, diketahui masuk melalui warga yang datang dari Jakarta melalui Bandara Internasional Supadio Pontianak.

“Virus D614G ini sebenarnya, yang selama ini dibicarakan nasional, sudah masuk ke Kalbar sejak bulan Agustus,” kata Harisson kepada wartawan, Senin (28/12/2020).

Harisson menjelaskan, varian baru virus corona ini terungkap setelah Laboratorium Untan Pontianak mengirim 11 sampel swab pasien positif Covid-19 ke Genetika Sains Indonesia.

Sampel yang dikirim pada merupakan temuan bulan Agustus-November.

“Hasilnya sudah ada, dan dari analisis kita, ternyata salah satunya adalah virus D614G,” ungkap Harisson.

Harrison menjelaskan, varian virus corona D614G merupakan virus sama yang menyerang Surabaya, Jawa Timur,dan sekarang Yogyakarta.

Berikut Fakta Virus Corona D614G

1. Apa itu D614G?

Dilansir Times of India, SARS-CoV-2 adalah jenis virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Virus SARS-CoV-2 ini bermutasi dalam jumlah sangat banyak, hingga ribuan. Salah satunya adalah D614G.

D614G terletak di dalam protein yang membentuk spike - berupa paku di permukaan virus corona - yang bisa menjadi pintu masuk virus membobol sel kita.

Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin). Sehingga disebut D-614-G.

2. Ada di Indonesia sejak Maret 2020

Tim PNF menganalisis seluruh jenis virus corona di Indonesia dari data sekuens genom virus corona yang dimuat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Mereka menemukan, penyebaran virus corona jenis D614G sudah ada sejak SARS-CoV-2 pertama kali dikonfirmasi di Indonesia.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

3. Mutasi D614G terjadi di daerah motif ADE yang dapat meningkatkan masukya virus ke dalam sel

Dari pengamatan yang dilakukan Nidom dan tim, mutasi virus jenis D614G ada di daerah motif Antibody Dependent Enhancement (ADE).

"Yang menjadi pertanyaan tim PNF saat ini, kenapa mutasi itu terjadi pada daerah motif ADE?" ujar Nidom.

ADE merupakan desain atau sistem pertahanan dari sebuah virus ketika menjumpai sebuah antibodi di dalam host.

"Jadi begini, ketika virus (corona) ini mengetahui ada antibodi di dalam tubuh seseorang, maka ADE ini berperan untuk menutup antibodi dan antibodi itu justru akan meningkatkan masuknya virus ke dalam sel," paparnya.

"Jadi antibodi malah diajak kolaborasi dengan virus (corona) itu (agar bisa masuk ke sel)." Nah, di dalam motif ADE tersebut ada jenis virus corona D614G itu tadi.

4. Paling dominan di dunia

Mutasi D614G merupakan jenis mutasi yang sangat umum ada di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan sebagian Asia.

Mutasi ini pertama kali dideteksi di Eropa pada bulan Februari. Sejak saat itu, jenis ini menyebar dengan cepat dan luas ke berbagai negara.

Ahli biologi komputasi dan ahli genetik Bette Korber mengklaim dalam papernya, mutasi D614G bisa dikatakan paling dominan di dunia karena penyebarannya yang 10 kali lipat lebih tinggi dibanding jenis lain.

Dalam risetnya yang terbit bulan Juli, Korber mengatakan bahwa D614G mampu mendominasi jenis mutasi virus corona di suatu daerah meski ada jenis asli virus di sana.

5. Lebih mudah menyebar tapi disebut tidak mematikan

Dilansir Reuters, Paul Tambyah yang merupakan konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases mengatakan bahwa bukti yang ada menunjukkan D614G di beberapa negara sejalan dengan penurunan tingkat kematian. Paul menjelaskan, ini artinya mutasi D614G kurang mematikan.

"Mungkin mutasi ini lebih menular, tapi tidak terlalu mematikan," kata Paul Tambyah.

Dia menambahkan, sebagian besar virus cenderung kurang ganas ketika bermutasi. "Virus berkepentingan untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka karena virus bergantung pada inang untuk makanan dan tempat berlindung," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Lebih Menular dan Dominan di Dunia"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Virus Corona D614G Telah Masuk Kalbar Sejak Agustus"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved