Penanganan Corona
Virus Corona Varian Baru, Bertambah Daya Tular tapi Tidak Daya Bahayanya
Ahli mikrobiologi Universitas Sriwijaya, Prof Yuwono menyebutkan, varian baru Virus Corona tidak bertambah daya bahayanya
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Virus Corona varian baru telah ditemukan di sejumlah negara.
Terdeteksi awal di Inggris, kemudian telah terkonfirmasi ditemukan di Eropa dan Asia Tenggara.
Covid-19 varian baru ini dikenal dengan nama VUI 202012/01.
Varian ini terdiri dari sekumpulan mutasi antara lain 9 mutasi pada protein S.
Ahli mikrobiologi Universitas Sriwijaya, Prof Yuwono menyebutkan, varian baru Virus Corona tidak bertambah daya bahayanya atau menurut istilah kedokterannya virulensinya rendah.
"Mungkin bertambah daya tularnya. Ada yang bilang 70 persen tapi berdasarkan yang tertular tidak menjadi semakin parah," ujarnya, Minggu (27/12/2020).
Yuwono menambahkan, varian baru virus ini ditemukan dari ditemukan dari sampel yang dikumpulkan sejak April di Inggris.
Baca juga: Ruam Kulit hingga Kebingungan, Gejala Varian Baru Virus Corona, Catat !
"Inggris terkenal untuk melakukan sequencing atau membaca setiap untai RNA dari Covid-19. Dari sana ditemukan banyak varian dan dari sekian banyak itu ada satu yang ditemukan secara nyata di pasien Covid-19," tambahnya.
Dia mengatakan, dia berbeda pendapat dengan berita yang ada saat ini. Menurut dia varian baru virus korona inu bukan berarti dari Inggris menyebar ke Eropa sampai ke Singapura.
"Varian baru ini bisa saja menyebar setiap negara termasuk di Indonesia. Sangat mungkin ada varian di mana pun," kata dia.
Yuwono meyakini, varian baru ini tidak menambah daftar gejala infeksi. Sejak awal gejala Covid-19 bervariasi hanya saja beberapa waktu ini ada pelaporan gejala.
"Dulu orang tidak melaporkan gejala. Misalnya gejala baru anosmia. Gejala cuma pusing dan sebagainya. Sekarang ada yang lapor," ujarnya lagi.
Dengan adanya varian baru virus Covid-19 ini Yuwono meminta masyarakat untuk tidak khawatir.
Hal ini karena berdasarkan data di dunia hanya satu persen penduduk saja yang terinfeksi Covid-19. Dengan kata lalin, hanya 80 juta orang terinfeksi, lalu sekitar 60 juta orang dinyatakan sembuh kasus meninggal hanya 1 juta.
Kemudian, jumlah orang yang masih dirawat akibat dinyatakan positif Covid-19 dan bergejala sebanyak 20 juta.