My Lecturer My Husband
Rangkuman My Lecturer My Husband Episode 5, Tristan Akhirnya Tahu Sosok Inggit
Rangkuman Episode 5 My Lecturer My Husband, Inggit jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit oleh Arya, ada Tristan di rumah sakit.
TRIBUNSUMSEL.COM - Episode 5 My Lecturer My Husband yang tayang di WeTV dan iflix ini membuat Tim Arya dan Tim Tristan sama-sama terhanyut dalam suasana pilu.
Cerita ini masih berkisar seputar problematika Arya (Reza Rahardian), Inggit (Prilly Latuconsina), dan Tristan (Kevin Ardillova).
Arya dan Inggit dijodohkan oleh ayah Inggit (Tegar Satrya) yang ingin melihat anak semata wayang menikah sebelum ajat menjemputnya.
Karena ayah sendiri terkena serangan jantung.
Bagaimana jalan cerita episode ini? Baca sampai habis.
Episode yang tayang Jumat (25/12/2020) pukul 18.00, bermula dengan mengocok emosi penonton.
Tristan memberi kejutan kepada Inggit sembari meminta maaf atas dirinya yang terlalu fokus dengan cita-cita jadi dokter.
Hingga Tristan sadar, Inggit bagian terpenting dari impiannya.
Dengan wajah memelas Tristan tak ingin dicap sebagai lelaki yang tidak memperjuangkan Inggit.
Lalu, Arya melihat Inggit sudah tidur, tapi wajahnya demikian murung.
Arya berbicara dan mengingatkan Inggit di kasur kamar sembari duduk.
Tapi Inggit yang masih kekanakan tak meminta Arya untuk tidak terlalu capek jadi suaminya.
Karena akan susah membuatnya berubah pikiran.
Inggit pun menghela napas tanda berat.
Terjadilah pertengkaran hebat antara Arya dan Inggit di depan pintu masuk rumah Inggit.
Arya yang selalu mengalah dengan Inggit meledak amarahnya.
Karena Inggit tak pernah memahami perasaan dan perkawinan mereka dijodohkan oleh Ayah Inggit.
Di samping itu, Arya pun tak memaksakan perkawinan ini.
Mendengar itu, Inggit pun menangis sesunggukkan di tengah hujan deras pada malam hari.
Kondisi sudah mereda, Arya yang berada di luar, masuk ke kamar, ganti baju, dan melihat Inggit.
Lantaran hujan-hujanan kemarin malam, Inggit terlihat menggigil.
Kalakian, karena panik, Arya membawanya ke rumah sakit dengan mendorong Inggit yang pucat pasi menggunakan kursi roda.
Pandemi COVID-19 menyebabkan semua pasien harus diuji cepat (rapid test) dan tes usap (swab), termasuk Inggit.
Arya yang melarikan Inggit ke rumah sakit pun lupa mengenakan masker.
Jadi harus membeli masker di farmasi agar dapat menemui Inggit di unit gawat darurat.
Nah, Tristan, pacar Inggit yang sedang menangani pasien sebagai tenaga medis melihat Inggit yang tak sadarkan diri.
Muncul risau hati Tristan dengan keadaan Ingggit.
Dokter yang berada di ruang resepsionis Unit Gawat Darurat bertanya dengan pasien yang dikenal Tristan.
Tristan sambil membawa Inggit ke ruang ICU.
Dokter yang dapat giliran jaga pun bingung dengan keadaan ini.
Inggit pun dirawat pacarnya bersama perawat lain.
Dalam keadaan setengah sadar dan sedang diambil sampel rapid test, Inggit mengigau dengan memanggil Arya di samping Tristan.
Sempat mendengar Inggit memanggil nama suaminya, Arya yang baru masuk melihat Inggit.
Melihat Tristan ada di situ, dia memilih mundur dan kembali dengan langkah tertunduk lesu.
Walau tertutup makser, sorot mata Arya tampak tegang dan kalut.
Inggit mengerang kesakitan dan mengira Arya yang melakukan pengambilan sampel rapid test.
Hasil itu diantar ke dokter dan Tristan masih berusaha membangunkan Inggit.
Rekan Tristan, Dave, mencari Tristan.
Tristan menduga Inggit masih kepikiran tugas Arya.
Padahal, Inggit memanggil nama suaminya.
Ternyata teman-teman di bangsal menyuruh Dave mencari Tristan.
Memandang sejenak, Tristan minta digantikan.
Dave menidakkan, tenaga medis lain sedang kewalahan.
Tanpa memedulikan pasien lain dan tenaga medis yang kewalahan, Tristan tak mau meninggalkan Inggit.
Tristan pun dibilang temannya, Dave, tidak profesional, karena lebih memikirkan Inggit ketimbang pasien lain.
Mendengar ucapan Dave, Tristan baperan dan lantas menyusul dengan perasaan berat.
Arya yang menunggu di kursi tunggu yang dikasih silang merah di tengah mendatangi tim dokter.
Dia menanyakan hasil rapid test.
Sesudah diadakan rapid test, Inggit dinyatakan non-reaktif.
Hasil pemeriksaan menunjukkan Inggit mengalami demam dan naik asam lambung.
Tim dokter sudah memberi obat, jadi diperbolehkan pulang.
Jadi, Arya memberitahu Inggit boleh pulang.
Masih dengan perasan kalut, Tristan pun meninggalkan lagi tugasnya dan mendatangi ruang Inggit sekali lagi.
Tapi Inggit sudah dibawa pulang oleh Arya.
Hampir saja ketahuan bagi Inggit dan Arya si dosen killer yang dibenci sekampus.
Kemudian, Tristan melihat jam dan pergi ke meja perawat
Sesudah pulang ke rumah, Inggit rebahan dan sadar sebentar, melihat Arya sedang sembahyang.
Di meja perawat Tristan berusaha menelepon Inggit untuk tahu kondisi.
Dave yang menemui Tristan meminta bantuan ke bangsal karena ada pasien serangan jantung.
Namun, Tristan masih mementingkan Inggit ketimbang pasien itu.
Dave meninggalkan meja perawat, lalu sesudah tidak tersambung, baru Tristan menyusul.
Saat Arya berdoa, Inggit pun teringat antara Tristan dan Arya.
Sesudah dikasih obat demam, kondisi Inggit mulai lumayan.
Selesai bermunajat, Arya melihat Inggit yang mulai tersadar.
Arya ke belakang menyiapkan sarapan untuk Inggit.
Sarapan sudah siap, Arya menyuapkan bubur ke mulut Inggit.
Lalu, Ibu Inggit menelepon Arya menanyai kondisi anaknya.
Arya mengatakan tidak apa-apa dan akan menjaga Inggit.
Ibu Inggit merasa tenang sebab kondisi suaminya turun dan mudah sakit, terutama pernah kena serangan jantung.
Terpikir Inggit, Tristan mendatangi rumahnya dan menggedor pintu rumah pacarnya.
Yang jadi permasalahan, Tristan tidak tahu, Arya dan Inggit sudah menikah.
Arya dan Inggit mulai panik.
Mereka bertengkar soal kedatangan Tristan, apalagi sedang merawat pasien rumah sakit.
Pinta Arya, Inggit memikirkan dirinya sendiri.
Arya berusaha tidak melarang untuk menemuinya dan Inggit memohon sekali ini.
Inggit berkeras, dialah yang perlu bertemu dengan Tristan dan memahami pacarnya.
Dengan memeluk sambil memohon, Arya tidak sama sekali melarang dan Inggit memohon untuk kali ini.
Arya dengan berat hati membolehkan.
Jantung Inggit berdegup kencang dan matanya melotot panik, waktu mendatangi pintu masuk.
Lantas Arya masih menyusul di balik pintu dan meminta sebentar saja.
Makin panik Inggit dengan keberadaan Arya.
Namun, Arya bergeming dan menunggu di balik pintu.
Inggit menyandar di pintu dan membukanya.
Tristan yang cemas lantas memeluknya, ketika membuka pintu.
Kekuatiran Tristan terhadap Inggit pun dan tak mengurusnya, membuat Tristan memilih meninggalkan rumah sakit.
Tristan tak kuat mengurusi pasien, meninggalkan ambisi dan kepentingan.
Sebab dia harus mengorbankan dirinya demi orang lain.
Di balik pintu, Arya hanya memandang Inggit yang dipeluk Tristan.
Semasih Tristan mau masuk untuk berbicara, Inggit tak mengizinkan masuk.
Berkali-kali Tristan mencoba masuk dan meyakinkan Inggit, tetap saja Inggit tak mau.
Hati Inggit makin kalut, dia tak ingin keadaan makin rumit.
Tangan Arya menutup mulut, mencoba diam atau menghalangi Tristan.
Melihat sikap Inggit, Tristan meninggalkan Inggit dengan kesal.
Seakan-akan pengorbanannya sia-sia.
Untuk menenangkan perasaan Inggit yang hancur lebur, Arya memeluk Inggit yang menangis sejadi-jadinya.
Arya pun coba menjelaskan, tapi Inggit ingin sendiri.
Tak tahu lagi Arya harus berkata apa, Inggit pun memeluk guling dan meraung sedih.
Kalbu Arya pun ikut muram di meja kerjanya.
Sedangkan Inggit, ini posisi yang mendua, sebab Tristan tidak tahu kondisinya yang sudah dinikahkan.
Sesudah kekacauan mereda, Arya minta izin berbicara dengan Inggit.
"Menikahi saya saja boleh, apalagi berbicara," jawab Inggit yang masih termenung.
Arya mau membicarakan antara dia, Inggit, dan Tristan, tapi masih dengan pembawaan dosen.
Hingga menyebut kerangka berpikir dan sebab-akibat.
Mendengar Arya yang masih dengan cara dosennya, Inggit meminta suaminya memudahkan penjelasan.
Tetap saja Arya ngotot menggunakan cara akademis, karena sejak mereka menikah kehidupannya jadi kacau.
Tanggapan Inggit pun ketus.
Cara menjelaskan Arya pun masih tentang dia, Inggit, dan Tristan, walau Inggit merasa itu tentang dirinya dan Tristan.
Inggit pun menanggapi dengan wajah bingung.
Sesaat Arya membuka omongan, ada telepon untuk Inggit.
Inggit lantas berlari ke kamar, meninggalkan Arya yang tertunda menjelaskan maksudnya.
Sebab Iim sahabatnya yang memanggil secara video.
Iim pun bertanya serius dan meminta jawaban jujur Inggit.
Inggit pun kaget dengan pertanyaan Inggit.
Iim sepertinya tahu Inggit sudah menikah, karena melihat postingan sepupunya yang seorang asisten perias pengantin.
Tanpa ba-bi-bu, Iim mengira Inggit menikah karena hamil anak Tristan.
Pertanyaan Iim membuat Inggit panik dan menidakkan.
Semakin panik mereka berdua, Inggit tidak hamil dengan siapa-siapa, Iim ingin tahu siapa yang menikahi sahabatnya.
Karena Iim ingin tahu, dia bertanya Inggit menikah dengan siapa.
Iim pun merasa kecewa karena tidak diundangkan oleh sahabat terbaiknya.
Cerita ini membuat Inggit panik dan berusaha menjelaskan pelan-pelan.
Saat Inggit mau menjelaskan semua problematika ini, Joana dan Rara teman sekampusnya memanggil.
Iim berpura-pura ke kamar dan memberikan camilannya kepada Joana dan Rara.
Keadaan ini membuat Inggit semakin risau dan berlari memanggil Arya.
Inggit memberitahu Arya, Inggit tahu dan mengira karena hamil dengan Tristan.
Air muka Arya memerah.
"Tega kamu, git," ucap Arya.
Terjadilah kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum sempat Inggit menjelaskan, Arya menyelanya dan kecewa dengan kenyataan tak mengenakkan ini.
Arya pun mau bertanggung jawab meski mereka tidak berhubungan badan.
Lalu Iim memanggil lagi dan meminta Arya yang berdiri untuk duduk.
Inggit pun berlari lagi ke kamar dan menjawab panggilan Iim.
Bagi Iim, dia kecele karena tak dapat menghadiri pernikahan Inggit.
Sebab dia ingin menjadi bridemaids (pendamping pengantin, mirip dengan pagar ayu dan pagar bagus).
Inggit dengan wajah memelas sedih meminta Iim tidak memberitahu Joana dan Rara.
Sahabatnya ini masih menduga Inggit menikah dengan Tristan.
Panggilan video Inggit dan Iim pun kembali terganggu.
Makin kocar-kacir keadaan ini.
Kali ini, Rara yang mengundang teman-temannya datang.
Mendadak Iim kesal karena masih suasana pandemi, karena tak mengindahkan imbauan untuk jaga jarak dan kurangin kerumunan.
Teman cowok Iim pun takut dengan kekesalan Iim.
Iim pun masuk ke kamar lagi.
Tapi teman-teman Iim mana peduli.
Keadaan Inggit yang runyam ini, justru membuat Arya memikirkan nama anaknya, laki-laki atau perempuan.
Padahal, mereka sendiri yang resmi menikah belum bercinta.
Inggit pun menegaskan dirinya tidak hamil dengan Tristan ataupun siapapun.
Iim mengira Inggit menikah karena dia hamil anak Tristan, beserta alasan waktu yang cepat dan tidak diberitahu.
Mendengar itu, Arya merasa tenang dan justru bagus.
Lagi-lagi Iim menelepon, ini menyebabkan Inggit makin gelagapan dan menangis panik.
Arya menyuruh Inggit mengangkat telepon, tenangkan diri, tarik napas.
Iim masih menanyakan itu, tapi Inggit semakin buntu mengurai jalan cerita pernikahannya.
Iim pun menenangkan Inggit, malah jadi ikut sedih.
Inggit dengan menangis sedih tak mau menjelaskan secara rinci, tapi meminta Iim tidak memberitahu Joana dan Rara.
Pertanyaan Iim yang sederhana itu menyulitkan Inggit.
Sebab Inggit ingin menyenangkan orang tua dan bingung menjabarkan sebab perkawinan.
Arya mendekat dan menenangkan Inggit yang kalut.
Dia pun mengambil ponsel Inggit, lalu menutup mata kamera depan ponsel Inggit agar tidak tahu.
Arya tetap seperti meminta izin kepada Inggit untuk berbicara dan menjelaskan semuanya kepada Iim.
Sebab ingin meringankan beban Inggit.
Inggit masih mencegah Arya yang mau mengungkapkan semuanya.
Syahdan, Arya membuka kamera depan ponsel Inggit dengan tangannya dan mulai berbicara kepada Iim.
Alangkah terkejut Iim melihat keadaan ini.
Keadaan ini membuat Iim pingsan seakan-akan tak percaya.
Inggit merasa keadaan makin bingung dan kacau-balau.
Arya masih berusaha menenangkan Inggit.
Tunggu kelanjutannya tahun depan, sebab episode 6 tayang tepat pada 1 Januari 2021.