Perombakan Menteri Jokowi
Jadi Menteri KKP Gantikan Edhy Prabowo, Ini Janji dan Pernyataan Pertama Sakti Wahyu Trenggono
Kepastian Wahyu Sakti Trenggono menjabat menteri ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (22/11/2020)
TRIBUNSUMSEL.COM-Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mempercayakan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Sakti Wahyu Trenggono.
Sakti Wahyu Trenggono menggantikan Edhy Prabowo yang tersandung kasus korupsi.
Trenggono berjanji akan belajar cepat untuk mengetahui isu-isu utama di sektor yang akan dikelola nantinya, dan memberikan solusi yang tepat agar Indonesia sebagai negara bahari dapat berjaya.
"Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden dan Wakil Presiden atas kepercayaannya kepada saya untuk menjalankan amanah sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Indonesia Maju. Saya mohon doa dari semua lapisan masyarakat agar bisa amanah dan berkontribusi positif nantinya bagi sektor Kelautan dan Perikanan nasional sesuai Visi dan Misi bapak Presiden," kata Trenggono, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12/2020).
Ia melanjutkan, dirinya bukan orang yang pandai beretorika.
"Saya hanya ingin segera bekerja bersama seluruh pemangku kepentingan untuk kemajuan sektor bahari. Mohon doa dari masyarakat agar kita lancar, dan amanah menjalankan tugas" tutupnya.
Profil
Wahyu Sakti Trenggono kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kepastian Wahyu Sakti Trenggono menjabat menteri ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (22/11/2020).
Wahyu Sakti Trenggono sebelumnya menjabat Wakil Menteri Pertahanan.
Pada kontestasi Pilpres 2019, Wahyu Sakti Trenggono menjabat sebagai bendahara tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dilansir dari Kontan, Trenggono mempunyai latar belakang sebagai seorang pebisnis di bidang telekomunikasi, meskipun ia sempat berkecimpung di dunia politik sebagai Bendahara Umum Partai Amanat Nasional (PAN) saat ketua umum partai kala itu dijabat Hatta Rajasa.
Ia mendirikan PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama pada 2007, yang berfokus dalam bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce.
Sebelum mendirikan PT TRG, pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) ini telah merintis PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan membangun PT Tower Bersama Infrastruktur.
Pria kelahiran Semarang ini dibesarkan di lingkungan keluarga yang sederhana.
Kariernya dimulai ketika Trenggono menjadi karyawan di PT Astra International Tbk lewat program Astra Basic Training atau management trainee pada 1988.
Statusnya saat itu masih sebagai mahasiswa semester akhir ITB dan belum mendapat gelar sarjana.
Ia pun ditempatkan ke dalam unit bisnis informasi teknologi.
Terjun di Bisnis Kayu
Trenggono mengaku belajar banyak hal selama di Astra, mulai dari membangun infrastruktur IT, membangun budaya perusahaan, hingga mengembangkan pabrik.
Ia mengaku banyak berelasi dengan lembaga konsultan kelas dunia seperti Boston Consulting Group (BCG).
Trenggono memilih mundur setelah 11 tahun berkarier di Astra.
Jabatan akhirnya menjadi Senior General Manager atau setingkat direktur di anak perusahaan Astra.
Dari perusahaan kaliber tersebut, ia mengantongi ilmu dan pengetahuan tentang IT dan manajemen. Pada 1995, Trenggono pernah menjajal dunia bisnis bidang kayu, namun usahanya gulung tikar lantaran krisis tahun 1998.
Hal ini justru menjadi peluang yang dimanfaatkan Trenggono.
Ia melihat di awal tahun 2000-an, Indonesia memasuki era teknologi mobile telekomunikasi yang ditandai dengan munculnya operator-operator seluler dan pengguna ponsel terus tumbuh.
Melihat peluang itu, Trenggono pun mendapat sinyal kuat untuk mengembangkan bisnis di dunia telekomunikasi.
Meskipun sempat diremehkan, Trenggono tetap yakin membangun 70 menara telekomunikasi dalam waktu tiga tahun.
Operator besar seperti Telkomsel, XL, dan Indosat melirik bisnisnya.
Mereka memilih menyewa menara-menara tersebut daripada menghabiskan uang untuk membangun menara sendiri.