Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, Menkes Sebut Tak Terkendali, Aturan Diperketat
"Akan sangat sulit mengendalikannya sampai kami mendapat vaksinnya. Inilah yang kita hadapi selama beberapa bulan mendatang."
TRIBUNSUMSEL.COM - Negara Inggris mengakui adanya mutasi varian baru dari virus Corona.
Kepala Tenaga Medis Inggris Chris Witty mengatakan pemerintah Inggris telah melaporkan jenis baru virus corona tersebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tentu saja berita ini kembali membuat warga dunia panik.
Bahkan sejumlah negara melarang penerbangan dari Inggris.
Antara lain Belanda, Belgia, Jerman, Italia, dan Perancis.
Bahkan ada negara yang juga melarang kedatangan dari Inggris melalui jalur darat.
Inggris juga melakukan pencegahan sedini mungkin untuk menghindari penyebaran mutasi virus Corona ini.
Baca juga: Keluarga 6 Laskar FPI akan Beri Bukti Terkait Insiden Penembakan di Tol, Datangi Komnas HAM Hari Ini
Baca juga: Filosofi Logo Peringatan Hari Ibu 2020, Bentuk Bunga hingga Bentuk Siluet dan Wajah Perempuan
Lantas, seperti apa jenis baru virus Corona ini?
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Minggu (20/12/2020) mengatakan, varian baru virus corona tak terkendali.
Akibatnya, Pemerintah Inggris memberlakukan lockdown ketat saat Natal di London dan Inggris tenggara.
Hancock juga memperingatkan, aturan-aturan ketat bisa tetap berlaku sampai vaksin Covid-19 disuntikkan sepenuhnya.
"Kami bertindak sangat cepat dan tegas," kata Hancock kepada Sky News, seraya membenarkan adanya perintah "di rumah aja" dan penutupan toko-toko non-esensial.
Aturan ini akan berdampak ke sekitar sepertiga populasi "Negeri Ratu Elizabeth".
"Sayangnya strain baru ini di luar kendali. Kita harus mengendalikannya," ucap Hancock.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu (19/12/2020) mengumumkan, orang-orang garus membatalkan rencana Natal dan tetap di rumah karena jenus baru virus corona ini menyebar jauh lebih cepat.
Kepada Sky News Hancock berkata, situasinya sangat serius.
"Akan sangat sulit mengendalikannya sampai kami mendapat vaksinnya. Inilah yang kita hadapi selama beberapa bulan mendatang."
Baca juga: Anggota TNI Sertu Sumarna Tewas Tertimpa Truk, Berawal dari Bantu Benarkan Motor Istri yang Mogok
Dilansir dari AFP, para ilmuwan pertama kali mendeteksi varian baru virus corona ini pada pasien bulan September.
Susan Hopkins dari Public Health England menerangkan kepada Sky News, pihaknya sudah menginfokan ke pemerintah pada Jumat (18/12/2020), ketika pemodelan mengungkap jenis baru virus corona tersebut.
Dia mengonfirmasi angka yang diberikan oleh Johnson, bahwa strain virus baru ini bisa 70 persen lebih mudah menular, tapi ini baru perkiraan awal.
"Saya rasa 70 persen angka yang sesuai saat ini," katanya.
Di Indonesia, Pengendalian Transmisi Lokal Terhadap Covid-19 Disebut Lemah
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menilai, dampak Covid-19 membuat penurunan kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Menurutnya, penurunan wisatawan mancanegara ini karena ada rasa takut terhadap lemahnya pengendalian transmisi lokal di luar area poses penerbangan.
"Dari pengamatan data lapangan kami, kegiataan kerumunan pada simpul-simpul ekonomi lokal dari bandara tujuan menuju akhir perjalanan atau dari asal menuju perjalanan belum bisa dikendalikan," ucap Agus dalam diskusi onlin Forwabuh, Sabtu (18/12/2020).
Selain itu Agus juga mengungkapkan, dari hasil riset Balitbang Kementerian Perhubungan ada beberapa fakta dan referensi ilmiah terkait keinginan publik untuk melakukan perjalanan dengan pesawat udara.
"Salah satunya adalah, dari hasil survei sebagian besar publik tidak mau membayar kursi yang dikosongkan untuk physical distancing. Tetapi ada juga yang setuju membayar tetapi tidak lebih dari harga normal," kata Agus.
Kemudian lanjut Agus, dalam survei juga menyebutkan bahwa masyarakat yang melakukan perjalanan dalam urusan bisnis dan keluarga akan tetap terbang dengan pesawat.
"Selanjutnya, dari hasil survei juga menemukan bahwa saat ini publik yang ingin melakukan perjalanan menggunakan angkutan udara masih menunggu vaksin," ujar Agus.
Ia juga mengatakan, tentunya masyarakat masih terbilang khawatir untuk melakukan perjalanan.
Maka dari itu, penting sekali meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan angkutan udara dengan protokol kesehatan yang ketat.
(Tribunnewmaker.com/Kompas/Tribunnews/ Hari Darmawan)