Sinopsis Ikatan Cinta

Andin Mau Cerai dengan Aldebaran karena Roy, Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 20 Desember

Reyna yang merupakan anak dari Andin, kini masih belum bisa pulang ke pelukan Al dan Andin. Malam tadi Elsa ke panti asuhan

Instagram
Cuplikan Ikatan Cinta 

Sarah diminta Elsa cari tahu seberapa tahu Andin akan keberadaan anaknya (Nindi).

Sarah benar-benar lelah menutupi semua kebohongan demi kebohongan Elsa.

Kembali ke benang merah, Andin masih mendesak Al jujur kepadanya.

Andin: "Mas, tolong jawab!"
Al : "Itu…, foto itu dilipat,… karena saya sengaja…"
Andin: "Sengaja apa?"
Al: "Sengaja ingin tahu."

Andin makin benar-benar tak paham, kenapa Al sampai punya dan mendapatkan foto itu dari mana.

Sebab itu foto yang jadul empat tahun lalu.

Al sesumbar mengatakan tak suka Andin sering sebut nama mantannya.

Sayangnya, Andin tak pernah memikirkan nama mantannya.

Ternyata Al segitunya, pikir Andin yang membuatnya makin geer dan senang.

Sebaliknya Al makin kalut.

Andin bertanya balik, "apakah Al mencintainya?"

Andin minta jawaban, Al belum membalas tanya Andin.

"Kalau belum, tapi kenapa kamu seniat itu mencari foto mantan," tekan Andin.

Keadaan bagai Yin-Yang. Andin senang, Al galak.

Foto mantan Andin pun dikantongi Andin ke kantung jas Al.

Nina pun berada di depan pintu, berusaha tahu sekaligus ragu.

Saat Andin keluar dari kamar, Nina diam sedetik walau cemas dan bertanya apa yang dibicarakan di dalam kamar.

Andin hanya menjawab cuma salah paham,

Jawaban Andin tak menghilangkan kecurigaan Nina.

Al merasa ketakutan karena bertanya-tanya soal Roy.

Kenapa Andin takut Al menyembunyikan Roy.

Di kamar pembantu, ada Mirna dan Kiki. Mirna merasa bersalah dengan foto yang tercecer dan dipungutnya itu.

"Bagaimana kalau semakin runyam," risau Mirna.

Mirna tidak tahu cerita sebenarnya, sebab Kiki ternyata lebih dulu tahu, Roy adik Al.

Lalu ponsel Kiki berdering. Matanya melotot lalu menjawab.

Itu Al. Dia suruh Kiki singkirkan semua foto Roy dan jangan sampai Andin tahu.

Al ancam Kiki dan Uya satpam takkan mendapat bonus sampai 10 tahun mendatang.

Kiki mengiyakan dengan bibir gemetaran.

Mirna bertanyakan apakah Al bahas foto. Kiki mengelak dan tersenyum.

Nina pun mengetuk pintu kamar Al lalu duduk di kursi.

"Jadi Andin belum tahu soal Roy?" tanya Nina memecah kesunyian. Al tetap bungkam.

Nina pun menjawab secara jujur ini seperti bom waktu. Dan semua keputusan ada di tangan Al.

Pesan Nina cuma satu, jangan sampai keutuhan keluarga jadi taruhan. Nina memegang tangan Al untuk memastikan dan menenangkan hati Al.

Nina pun keluar dari kamar. Beban semakin menumpuk di pundak Al.

Nino menggulung jas dan memanggil Elsa dua kali. Elsa pergi tanpa bilang-bilang.

Duduk Nino, Elsa baru kembali.

Nino bertanya dari mana. Elsa jawab merasa tak tenang dengan Reyna jadi dia jalan-jalan buat menenangkan hatinya.

Nino punya ikatan batin dengan Reyna. Dengan demikian Reyna itu keponakan Elsa.

"Jangan sampai Nino tahu kalau Reyna anak kandungnya," batin Elsa.

Nino membentak Elsa karena mematung. Jeda sebentar, Elsa duduk.

"Sayang. aku benar-benar minta maaf. Padahal kita berjuang sama-sama untuk mendapatkan reyna," Elsa memulai omongan.
"Tapi ternyata semua sia-sia, bahkan Papa. Papa juga jangan sampai kita mengapdosi Reyna," lanjut Elsa.
"Aku tahu kamu itu sedih. aku juga sedih, sayang. tapi mau gimana. paling untuk sekarang, kita mulai untuk melupain Reyna, ya," pinta Elsa.

Elsa bersandar di dada Nino. Dalam hati Nino, sanggupkah dia melupakan Reyna.

Al berpikir sejenak. Teh yang dibuat dan diantaran Andin pun datang.

"Ada yang ingin aku bicarakan sekarang," lagi Andin bertanya.

Al berusaha mengalihkan tanya dengan menyuruh Andin tidur agar tak begadang. Tapi Andin tetap memaksa.

Andin: "Tadi kamu bilang, kamu belum cinta sama aku, ya?"

Andin mengatakan Al merencanakan pernikahan ini untuk mengadopsi Reyna dan akan pergi sesudah memperoleh hak adopsi.

Perkawinan ini terasa percuma dipertahankan jika tidak mendapatkan hak adopsi Reyna.

Lebih baik Al suruh Andin pergi.

Mendengar itu, Al mengambil surat perjanjian perkawinan yang dimeteraikan yang tersimpan di laci sebelah kasur mereka.

Syahdan Andin pun merapalnya. "Bahwa Andin harus berusaha membuat Al mencintainya selama enam bulan dari 24 Oktober - 24 April,

Jika Al belum mencintai Andin, Andin harus menyerah," demikian akhir isi surat.

"Itukan surat perjanjian pernikahan?" tegas Al.

Al dari lubuk hatinya pun takut Andin pergi. Mereka sama-sama risau, salah satu dari mereka akan pergi.

Suasana haru pun membuncah.

"Sayang... sayang ...," Al berucap.
"Apa mas, kamu kenapa, katakan, mas," nanti Andin dalam kalbu.

Air mata Andin makin deras meluncur.

"Saya Aldebaran Al Farid...,"

Andin terus menunggu

"Saya janji, saya pastikan reyna akan membawa pulang. Apapun caranya. Saya janji," kaul Al.

Al pun menyuruh Andin tidur dan terima kasih atas minumannya.

Bukannya Andin tidur, jarinya menyentuh bibir Al dan menyentuh tengkuk serta lengah.

"Selamat tiga bulan pernikahan, mas," ujar Andin.

Andin tak ingin perkawinan hanya bertahan tiga bulan atau enam bulan, walau sebenarnya tak mudah menjalaninya.

"Tapi aku ingin selamanya," harap Andin.

Justru Al berharap sebaliknya.

"Jangan, Andin, makin lu baper, makin nggak mampu lu lepasin," dalam hati Al berusaha mencegah.

"Selamat malam, mas," tutup Andin.

Surat itu pun disimpan di dalam laci dan al duduk di kasur, terus terdiam dengan semua keadaan ini seraya menggeser cincin perkawinannya.

Muncul panggilan saat Elsa tertidur.

Saat bangun, Elsa melihat Nino sudah bangun dulu.

Lihat kanan-kiri, Elsa melihat ponselnya yang berdering.

Maka ponsel itu diambil lalu diangkat.

"Halo, Bu Elsa, mohon saya mengganggu,". Itu Mang Dadang, penggali kubur yang disuruh Elsa membuat kuburan palsu.

Ternyata melihat ada yang membongkar makam gadungan itu.

Elsa lantas meninggi, mengapa Mang Dadang tak dapat mencegah.

Dadang coba membicarakan kepada orang yang membongkar kuburan setelah dimarahi.

Dadang datangi kuburan yang ada Rendi dan dua penggali kubur. Dengan polosnya, Dadang bicarakan itu. Bahkan telepon pun belum ditutupnya.

Rendi pun meraih telepon Dadang dan menjawab, kuburan palsu nindi dibongkar atas perintah Al.

Ternyata kuburannya kosong, demikian lihat penggali kubur. Rendi mengatakan Elsa membohongi Al dan melaporkannya.

Elsa mohon dengan berteriak untuk jangan beritahu Al. Ponsel diberikan lagi dan Dadang dengan muka melongok tak tahu bereaksi apa.

Ternyata Elsa bermimpi buruk lalu Nino datang ke kamar.

Ketika Nino bertanya, Elsa berbohong (lagi) dengan berkata memimpikan Reyna, agar tak membahas kuburan Nindi yang jadi mimpinya itu.

"Jangan-jangan Anak Mbak Andin masih hidup," syak Andin membatin.

Nino pun tak mau mendengarkannya sebab dia berusaha melupakan Reyna.

Elsa mengemukakan alasan palsunya itu. Tapi Nino tak mau membahasnya, dia mau menjemput mama-papa ke airport.

Entah mengapa, saat mau salim, muncul rasa canggung. Nino pergi.

Elsa dapat bernapas sejenak, walaupun tetap saja risau, seandainya Andin dan Nino tahu Reyna adalah Nindi.

Nah, kemudian ada panggilan dari cantika skincare yang men-follow-up permintaan endorsement yang sialnya jadi malapetaka baginya.

Malapetaka yang menyebabkan Nino-Elsa tak lagi berpeluang mengadopsi Reyna. Ya, peristiwa tenggelamnya Reyna di kolam renang.

Ternyata Cantika pemilik skincare itu ingin bertemu dengan Elsa pada pukul 10.00.

Sehabis itu, Elsa berencana ke panti untuk meminta Astri pengurus panti asuhan tak menjelaskan asal-usul Reyna kepada Al.

Pagi itu, Andin siapkan sarapan. Datanglah Mirna.

"Andin tak perlu repot-repot, kan sudah tugas saya," ungkap Mirna yang melihat Andin sibuk menyiapkan sarapan buat Al dan Nina.

Walau begitu, tetap saja Andin lakukan itu untuk suami.

Mirna bertanya soal foto mantan Andin. Tak dinyana Andin pun tak persoalkan foto mantan, karena Al yang cari.

Mirna menduga, Al cinta mati sama Andin dengan anggapan bercanda sampai hamil.

Semua yang terjadi, baik-buruk, hanya mereka yang tahu, demikian batin Andin.

Dengan bergurau, mirna bertanya kapan Andin hamil.

Reyna terbangun dan bertanya mana mamanya. Berlarilah gadis malang ini, tapi yang ada kekosongan.

Dia pun merasa kesepian. Mamanya tak kembali.

Bagaikan aliran listrik, ikatan batin ibu-anak itu menyengat. Andin pun terasa Reyna ada apa-apa.

Gelas berisi susu pun terbanting, saat mereka sarapan.

Andin pun hendak membersihkannya. tapi tangan Al mencengkeramnya.

Nina merasakan ikatan cinta Reyna-Andin begitu kuat, "mungkin merasa sayang," lanjut Nina dalam batin.

Andin merasa takut kehilangan karena anggap Reyna sebagai anak sendiri.

Pada saat bersamaan, Al merasa curiga Astri mulai sadar kalau Andin anak yang dititipkan ke panti (Nindi).

Al bersiap ke kantor tapi Andin sekalian ikut untuk diantar ke restoran Surya.

Reyna merasa mama nggak ada, karena ingin mencarinya.

Astri datang menenanginya dan ikut sedih. Sesungguhnya, Astri mendua, dia harus memaksakan perpisahan Reyna dari Al-Andin.

Sebab, status Andin yang mantan narapidana mempersulit proses adopsi.

"Ibu jahat!" teriak reyna dengan menepis tangan Astri lalu berlari ke dalam panti.

Nino sempatkan papa-mama jemput ke bandara dan mau tinggal bersama Elsa.

Mendadak ada panggilan. Nino menelepon Reyna, dengan jam pintar (smartwatch) yang berfungsi seperti ponsel.

Tanpa disadari ada keterikatan Nino dan Reyna. Nino yang sedang menjemput mama-papanya tak kuasa menolak permintaan Reyna yang ingin bertemu mama-papanya. Nino berjanji akan bertemu dengan Reyna.

"Tampaknya teleponnya serius sekali," papanya bertanya.

Nino mengarang dengan hanya menjawab ada masalah pada proyek dan mereka pun pergi.

Surya-Sarah makan bersama. Agar cepat sehat, Sarah suruh Surya makan banyak.

Di tengah makan, tiba-tiba Sarah mau pergi ke restoran untuk melihat Andin.

Dengan meninggalkan Surya yang tak mempermasalahkan makan sendirian, Sarah bergegas menuju ke Restoran.

Surya merasa curiga, tumben Sarah mau bertemu Andin tak sepengetahuannya tanpa tahu apa alasan lebih lanjut.

Andin pun sampai sama Al dengan mobil Mercedes Benz.

Seperti biasa Andin bermanja-manja dulu dengan Al.

Andin pun memperingatkan agar tak mencari mantan-mantannya. Sempat-sempat Andin meledek apakah Al punya mantan dan dapat bertahan. Hanya Andin yang dapat bertahan.

Bukan Al kalau tidak galak, lalu Andin berangkat kerja.

"Jangan lupa makan siang," Ingat Al dengan dingin.

Andin tersentuh dengan ucapan itu dan Al pun menutupinya rasa malu dan risihnya dengan beku.

Melangkahlah Andin ke Restoran.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved