Jasad Istri Dikubur Setengah setelah Dibunuh Suami Siri, Teman yang Membantu Ngaku Sering 'Dihantui'

Namun tak dilakukan karena alasan yang sama saat dia menolak permintaan Hilda meresmikan hubungan secara hukum, yakni memiliki tanggungan keluarga.

Editor: Weni Wahyuny
Tribun Jakarta
Pembunuh wanita hamil di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur akhirnya terungkap usai hampir dua tahun berlalu 

Saat kejadian Unyil merupakan kernet bus Mayasari P9BC rute Kampung Rambutan-Cikarang berpelat B 7069 IV yang dikemudikan Indra.

Dalam bus tersebut Indra memukul kepala Hilda hingga tewas menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus hingga tewas lalu dibuang di taman kota Tol Jagorawi.

Jasad Hilda ditemukan seorang warga secara tak sengaja saat menangkap burung Love Bird pada Minggu (7/4/2019) sekira pukul 07.00 WIB.

Motifnya diduga kesal minta dinikahi

Hendra Supriyatna alias Indra (38) hanya tertunduk saat digelandang ke Mapolsek Makasar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Saat dihadirkan dalam ungkap kasus di Mapolsek Makasar dia mengaku membunuh lalu membuang jasad istri sirinya Hilda Hidayah (22).

Sopir bus Mayasari itu mengaku membunuh Hilda pada 3 April 2019 lalu membuang jasadnya di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar.

Jasad Hilda yang saat kejadian hamil sembilan bulan anak hasil hubungannya dengan Indra ditemukan warga pada Minggu 7 April 2020.

"Sudah sekitar satu tahun berhubungan. Awalnya enggak niat membunuh, tapi karena dia minta pertanggungjawaban (menikah secara hukum) saya kesal," kata Indra di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020).

Meski saat kejadian Indra dan Hilda sudah tinggal satu atap mengontrak di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi pelaku menolak menikahi korban secara hukum.

Alasannya sebelum berhubungan dengan Hilda, Indra yang kini beralih pekerjaan jadi sopir ekspedisi barang sudah berkeluarga dan memiliki anak.

"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil. Kalau selama tinggal ngontrak kadang saya pulang nemuin dia. Karena kan saya juga sudah punya keluarga," ujarnya.

Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar menuturkan Indra membunuh lalu membuang jasad Hilda dibantu Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20).

Unyil yang ditangkap Tim Rajawali Polrestro Jakarta Timur pada Senin (14/12/2020) merupakan kernet saat Indra masih menjadi sopir bus Mayasari.

"Saat korban hamil lima bulan dia sudah meminta untuk disahkan pernikahannya, tapi pelaku menolak. Sebelum kejadian korban dan pelaku sudah sering bertengkar karena masalah ini," tutur Saiful.

Pertengkaran mencapai puncaknya pada 3 April 2019 lalu, Indra membunuh Hilda menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus Mayasari yang dikemudikannya.

Saiful menuturkan taman kota Tol Jagorawi dipilih jadi lokasi pembuangan jasad karena lokasinya jauh dari permukiman warga dan sepi.

"Saat ditemukan korban tidak membawa identitas apa pun sehingga kita sempat kesulitan mengungkap kasus. Setelah identitas korban terungkap pelaku berhasil kita tangkap," lanjut dia.

Indra dan Unyil kini sudah mendekam di sel tahanan Mapolsek Makasar, keduanya berhasil ditangkap setelah identitas Hilda terungkap pada Senin (14/12/2020).

Dari hasil pemeriksaan sementara keduanya dijerat pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Keluarga Terima Kasih dengan Polisi

Keberhasilan jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur mengungkap kasus pembunuhan Hilda Hidayah (22) pada 3 April 2019 silam mendapat apresiasi.

Kakak ipar Hilda, Abudin (45) berterima kasih atas seluruh upaya mengungkap kasus pembunuhan yang terjadi saat Hilda hamil sembilan bulan.

"Saya sangat berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah menjalankan tugas begitu baik. Salut untuk kepolisia," kata Abudin di Makasar, Jakarta Timur, Jumat (18/12/2020).

Pasalnya selama ini pihak keluarga menyangka Hilda dalam keadaan sehat dan tinggal bersama suami sirinya, Hendra Supriyatna alias Indra (38).

Saat mempertanyakan kabar dan kondisi Hilda mereka dibohongi teman-teman Indra sesama sopir bus Mayasari rute Kampung Rambutan-Cikarang.

"Katanya Hilda masih sehat-sehat saja tinggal di Cikarang. Makannya saya berterima kasih banget sama polisi, semoga ke depan bisa lebih baik," ujarnya.

Pernyataan serupa disampaikan kakak ipar Hilda lainnya, Harum (33) yang selama ini juga mengira korban dalam keadaan sehat meski tak pernah memberi kabar.

Khususnya kepada jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar yang berhasil menangkap Indra di Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (16/12/2020).

Dia kini berharap Indra dan Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya membunuh Hilda.

"Saya sama bapak polisi ini kagum banget, bisa kerja seperti ini. Berterima kasih banget. Dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak polisi," tutur Hilda.

Jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur sebelumnya kesulitan mengungkap kasus karena tak menemukan identitas pada jasad dan ketiadaan CCTV di lokasi.

Jasad Hilda yang yang ditemukan dalam keadaan setengah terkubur pada 7 April 2019 silam sudah dalam kondisi busuk membuat identifikasi secara wajah gagal.

Sementara selebaran informasi orang hilang berisi ciri fisik Hilda yang disebar jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar tidak diketahui pihak keluarga.

Identifikasi lewat sidik jari pun gagal karena Hilda belum melakukan perekaman pembuatan e-KTP, jasad Hilda sebelumnya dimakamkan sebagai Mr. X.

Indra dijerat pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, sementara Unyil pasal 338 KUHP, juncto 56 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Teman 'Dihantui'

Selama hampir 20 bulan lamanya identitas korban menjadi misteri.

Hingga akhirnya, polisi menemukan titik terang terkait identitas korban.

Belakangan korban diketahui bernama Hilda Hidayah (22) setelah polisi mengamankan dua pelaku pembunuhan.

Terungkapnya kasus tersebut berawal saat pelaku Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) bercerita kepada sesama kerndektur bus di Terminal Kampung Rambutan.

Saat itu, Unyil mengaku bahwa dirinya terlibat pembunuhan di Tol Jagorawi.

Informasi tersebut kemudian dilaporkan kepada anggota kepolisian, Senin (14/12/2020).

Penyebab dirinya bercerita kepada rekan-rekannya karena tak tahan terus 'dihantui' korban yang seolah muncul sejak hari kejadian.

Saat itu, ia membantu rekannya Hendra Supriyatna alias Indra (38) membawa jasad korban ke Taman Kota, Tol Jagorawi.

"Saya enggak kuat, stres. Tapi mau nyerahin diri juga enggak berani, takut dipenjara. Saya dihantuin terus sama arwah korban. Saya minta maaf sama korban," ujar Unyil dilansir dari Tribunjakarta.com, Rabu (16/12/2020).

Unyil mengaku diminta bantuan membuang jasad Hilda yang dibunuh Indra dalam bus Mayasari P9BC rute-rute Kampung Rambutan-Cikarang.

Bus berpelat B 7069 IV itu merupakan bus yang saat kejadian, sehari-harinya dikemudikan Indra selaku sopir bus, sementara Unyil kernet bus.

Dari Terminal Cikarang lokasi bus terparkir saat kejadian, bersama Indra dia membawa jasad Hilda ke taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar.

"Saya bantu mengangkat jasad korban pas mau dibuang, saya pegang tangannya. Tapi yang gali tanah untuk lokasi nguburnya si Indra, dikubur malam-malam," ujarnya.

Lokasi taman kota Tol Jagorawi dipilih karena sebagai sopir dan kernet mereka paham betul area sekitar sepi dan jauh dari permukiman warga.

Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan curhatan Unyil yang mengaku 'dihantui' Hilda diterima pada Senin (14/12/2020).

Bersama jajarannya dia bergegas menemui pihak keluarga Hilda yang menjalankan usaha warung makan di Terminal Kampung Rambutan.

"Saat kita tunjukkan apa korban punya pakaian seperti saat jasad ditemukan pihak keluarga langsung menangis dan membenarkan. Selanjutnya kita lakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Zen.

Di hari yang sama informasi didapat, Unyil diringkus Tim Rajawali Polrestro Jakarta Timur di kawasan Cawang, Kecamatan Kramat Jati tanpa adanya perlawanan.

Tanpa butuh waktu lama Unyil buka mulut bahwa pelaku utama merupakan Indra yang kini sudah beralih pekerjaan sebagai sopir truk ekspedisi.

"Pihak keluarga juga membenarkan bahwa Indra ini sebelumnya sempat berpacaran dengan korban. Tapi pihak keluarga tidak setuju karena pelaku sudah berkeluarga," ujarnya.

Pada Rabu (16/12/2020) jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar meringkus Indra di Kecamatan Harjosari, Semarang, Jawa Tengah tanpa adanya perlawanan berarti.

Beda dengan Unyil, Indra mengaku tidak 'dihantui' Hilda, hanya dia berdalih sempat ingin menyerahkan diri ke polisi karena menyesal membunuh korban.

"Enggak (dihantui). Awalnya mau menyerahkan diri, tapi enggak berani karena harus kerja menghidupi keluarga. Saya kan punya keluarga juga," kata Indra.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Keluarga Hilda Hidayah Puji Polisi Berhasil Ungkap Kasus Pembunuh Ibu Hamil di Tol Jagorawi

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved