AS Memanas, Donald Trump Menolak Tinggalkan Gedung Putih Saat Pelantikan Joe Biden, ini yang Terjadi

AS Memanas, Donald Trump Menolak Tinggalkan Gedung Putih Saat Pelantikan Joe Biden, ini yang Terjadi

Editor: Slamet Teguh
Kolase TribunStyle (Evan Vucci/AP via dmarge.com, montredo.com)
Harga jam tangan Joe Biden empat kali lebih murah dibandingkan dengan Donald Trump. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Amerika Serikat kembali memanas. Donald Trump menolak meninggalkan gedung putih saat pelantikan Joe Biden.

Presiden AS Donald Trump dilaporkan menolak meninggalkan Gedung Putih di saat Hari Pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.

Trump, sebagaimana dilaporkan para pembantunya, menyatakan penolakannya hengkang dari Gedung Putih, hal yang sudah menjadi tradisi, ketika penggantinya yang sah, Joe Biden, dilantik sebagai Presiden AS, di Hari Inaugurasi, Januari tahun depan.

Sejak kalah dalam pemilihan November, orang dalam mengklaim bahwa perilaku Presiden menjadi semakin tidak menentu dengan hari-hari terakhirnya di kantor sekarang ditandai dengan "amukan amarah" yang besar, dikutip Mirror, Kamis (17/12/2020).

Kabarnya Trump secara pribadi menerima bahwa dia kalah dari saingannya Joe Biden tetapi sejak itu melakukan perubahan dramatis yang dipicu oleh penasihat seperti mantan walikota New York Rudy Giuliani.

Menurut CNN, Trump telah memberi tahu beberapa penasihat bahwa dia akan menolak meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari hanya untuk diperingatkan bahwa dia harus melakukannya.

Kemungkinan itu mengkhawatirkan beberapa pembantu, tetapi sedikit yang percaya dia benar-benar akan menindaklanjutinya.

"Dia mengamuk," kata seorang penasihat kepada CNN.

Presiden AS Donald J Trump dilaporkan akan menolak meninggalkan Gedung Putih pada Hari Pelantikan Joe Biden.
"Dia akan pergi. Dia baru saja menyerang."

Puluhan gugatan yang diajukan Presiden untuk membatalkan hasil pemilu yang semuanya gagal total.

Dia terus menggunakan Twitter untuk meluncurkan klaim tak berdasar bahwa pemilu itu dicurangi dan dicuri darinya.

Tetapi semua negara bagian telah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki bukti untuk mendukung tuduhannya.

Alih-alih masih menjalankan negara dan menangani krisis Covid yang memburuk di Amerika yang telah menewaskan lebih dari 309.000 orang, ia dilaporkan menghabiskan hari-harinya untuk memikirkan pemilu yang kalah.

Sebagian besar waktunya dicurahkan untuk merencanakan cara-cara untuk menentang hasil dan merancang balas dendam kepada Partai Republik yang dia yakini telah membuatnya marah.

Juga kepada pembawa acara dan eksekutif Fox News, anggota kongres, dan anggota kabinet.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved