Kebakaran di Jalan Radial Palembang
BREAKING NEWS, Kebakaran di Jalan Radial Palembang, Satu Orang Tewas
Pantauan di lapangan, warga masih terlihat sibuk membantu proses pendingan usai kebakaran ini.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Terjadi kebakaran di Jalan Radial Lorong Melati I, RT 19 RW 06, Kelurahan, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil Palembang, sabtu (12/12/2020).
Kebakaran menghanguskan sebuah bedeng dua pintu.
Nurhayati (45) salah seorang penghuni rumah tewas dalam kebakaran yang terjadi sekira pukul 08.30 WIB.
M Harun (48), ketua RT setempat mengatakan, sebelum kebakaran itu terjadi, korban sedang memasak di dapurnya.
Baca juga: PERNYATAAN Rizieq Shihab Sebelum Diperiksa Polisi, Tersangka Dugaan Kasus Kerumunan di Petamburan
Baca juga: AKHIRNYA Rizieq Shihab Datangi Polda Metro Jaya, Tersangka Dugaan Kasus Kerumuman di Petamburan
Baca juga: KABAR BARU Reynhard Sinaga Pelaku Rudapaksa Puluhan Pria, Korban Bertambah, Hukuman Tambah Berat
Simak Videonya Di Sini :
Namun tiba-tiba terjadi ledakan dari kompor yang dengan cepat menyambar dinding rumah yang terbuat dari kayu tersebut.
"Jenazahnya sekarang sudah di RS Bhayangkara," ujarnya.
Pantauan di lapangan, warga masih terlihat sibuk membantu proses pendingan usai kebakaran ini.
Sejumlah warga juga masih memadati seputar lokasi kejadian.
Kesaksian Warga

Ibu rumah tangga bernama Nurhayati (39) tewas dalam kebakaran yang menghanguskan bedeng dua pintu di kawasan padat penduduk Jalan Radial Lorong Melati I, RT 19 RW 06, Kelurahan, Kelurahan 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil Palembang, sabtu (12/12/2020).
Diduga kebakaran ini terjadi akibat ledakan tabung gas di bedeng yang ditempati korban.
"Saya tahunya waktu api sudah besar. Dengar orang teriak ada api, saya juga jadi panik," ujar Sumarni (70) tetangga korban.
Saat itu sekira pukul 09.30 pagi, Sumarni seperti biasa sedang duduk di dalam rumahnya.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan minta tolong karena ada api yang sudah besar.
Benar saja, rupanya api sudah dalam keadaan besar dan menyambar bedeng dua pintu bangunan semi permanen yang dihuni korban.
Sumarni tinggal persis di depan lokasi kebakaran itu.
Baca juga: STATUS FPI Dibongkar Mahfud MD, Sebut FPI Dianggap Tak Ada : Kita Tak Membiarkan Mengambang
"Saya langsung diselamatkan sama menantu. Saya panik, sampai lemas kaki ini," ujar Sumarni yang masih tampak begitu pucat akibat peristiwa itu.
Dalam kesehariannya, korban merupakan pedagang lauk matang (siap saji) di dekat tempat tinggalnya.
Beberapa saat sebelum kebakaran itu terjadi, korban masih sempat berbelanja ke warung guna membeli kebutuhan untuk dagangannya.
"Tidak lama setelah dia kembali lagi ke rumah, terjadilah kebakaran itu," ujarnya.
Meski dibuat panik bukan kepalang, namun Sumarni masih sangat bersyukur.
Sebab kobaran api tak sampai menghanguskan kediamannya.
"Untungnya angin tidak terlalu besar, jadi tidak merambat ke bangunan lain. Cuma bedeng itu saja yang terbakar," ujarnya.
Sumarni menuturkan, bedeng dua pintu yang hangus terbakar itu dihuni oleh dua kepala keluarga.
Korban tinggal bersama suami dan tiga anaknya sedangkan bedeng satu lagi dihuni keluarga pasangan suami istri Paiyono (50) Wagimen (50) yang merupakan pedagang bakso.
"Saat itu korban lagi sama dua anaknya di rumah. Suami sama anak laki-lakinya sudah pergi kerja. Dan Alhamdulillah dua anak perempuannya bisa selamat. Tapi ibunya meninggal dunia," ujarnya.
Kesedihan Suami Korban
Bahkan Kgs. A Sobri (44) suami korban, langsung tak kuasa menahan air mata setibanya ia di instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara Palembang.
Sobri langsung terduduk lesu terisak menangis di tangga depan instalasi forensik tempat sementara jenazah istrinya berada, sebelum akan dibawa ke rumah duka di kawasan Jalan A Rivai.
"Astaghfirullah, kok bisa begini," ujarnya seraya terisak menangis.
Beberapa keluarga terlihat langsung menenangkan ayah tiga anak tersebut.
Tak hanya Sobri, anggota keluarga termasuk ketiga anaknya juga terlihat begitu terpukul dengan peristiwa kebakaran yang menewaskan Nurhayati.
Mereka terus saja menangisi peristiwa mengejutkan yang dialami Nurhayati.
Dihadapan petugas yang menemuinya di instalasi forensik RS Bhayangkara, Desi (22) anak kandung korban mengatakan, peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa ibunya terjadi begitu cepat.
"Saya lihat kompor yang ada di bawah sudah mengeluarkan api yang besar," ujarnya.
Saat kebakaran terjadi, Nurhayati sedang bersama Desi dan Azam, anak bungsunya di dalam rumah.
Sempat berupaya meminta pertolongan tetangga, nyatanya kobaran api begitu cepat menyambar bangunan rumah yang mayoritas terbuat dari kayu tersebut.
Desi yang panik langsung lari keluar rumah sembari membawa adiknya.
Sedangkan Nurhayati entah mengapa justru berlari ke dalam rumah.
"Saya sudah tidak tahu apa-apa lagi. Tahunya mau lari dan selamatkan adik saya," ujarnya.
Saat ini jenazah korban masih berada di instalasi forensik RS Bhayangkara.
"Setelah ini, rencananya (jenazah korban) akan kami bawa dulu ke rumah keluarga di Jalan A. Rivai. Baru setelah itu akan dimakamkan di TPU Puncak Sekuning," ujar salah seorang anggota keluarga.