Keluarga Jokowi Disebut Bakal Bergabung Dengan Dinasti Politik Lain Untuk Perebutan Kekuasaan
Keluarga Jokowi Disebut Bakal Bergabung Dengan Dinasti Politik Lain Untuk Perebutan Kekuasaan
TRIBUNSUMSEL.COM - Keluarga presiden Jokowi disebut bakal bergabung dengan dinasti politik lain untuk perebutan kekuasaan.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 telah berlangsung pada Rabu (9/12/2020) kemarin.
Masyarakat telah memiliki hak memilih pemimpin politik di 270 wilayah.
Lebih dari 105 juta orang memilih kepala sembilan provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota pada hari Rabu.
Pesta rakyat tahun ini memanglah menarik, sebab sebagian calon pemimpin daerah datang dari para kerabat hingga anggota keluarga dari pemerintah saat ini.
Sebut saja Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi, dan Bobby Nasution, menantunya.
Anak laki-laki tertua presiden, Gibran Rakabuming, mencalonkan diri sebagai walikota di kota Solo, jabatan yang sama yang memulai karir politik ayahnya pada tahun 2005 sebelum menjabat sebagai Presiden RI selama dua periode.
Sementara menantu laki-lakinya Bobby Nasution juga menjadi calon walikota di Medan, kota keempat terbesar di Indonesia.
Meski belum sampai hitungan akhir, namun Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa telah mendapatkan suara sebanyak 86,5% hingga Jumat (11/12/2020).
Belum semua suara terhitung, keunggulannya cukup lebar untuk menjamin kemenangannya, seperti dilansir dari Nikkei Asia pada Rabu.
Sedangkan Bobby Nasution berpasangan dengan Aulia Rachman hingga Jumat ini memperoleh suara 52,5%.
Meski mereka pendatang baru, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution telah mendapat dukungan dari partai politik terbesar, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, partai pengusung Jokowi.
Bahkan melawan kader-kader menjanjikan lainnya yang telah bekerja di PDIP lebih lama, kata Abdil Mughis Mudhoffir, seorang post-doctoral, peneliti di Institut Asia Universitas Melbourne seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/12/2020).
“Jika mereka hanya warga negara atau politikus biasa, mereka tidak akan mendapatkan tiket itu dengan mudah,” kata Mudhoffir.
“Keluarga Jokowi akan bergabung dengan klub dinasti politik lain yang ada dalam perebutan kekuasaan dan sumber daya.
Politik Indonesia akan tetap sama, atau bahkan memburuk karena dinasti dan nepotisme akan menjadi normal baru,” imbuhnya.
Ikatan Keluarga dan dinasti politik meningkat
Awal yang mungkin dari dinasti politik Jokowi menggarisbawahi bagaimana beberapa keluarga politik telah berhasil mengakar dalam demokrasi muda Indonesia.
Kenaikannya yang meroket ke tampuk kekuasaan adalah unik karena kurangnya ikatan dengan elit politik atau latar belakang militer, yang merupakan alasan utama popularitasnya, tetapi ia mungkin meninggalkan masa jabatan terakhirnya setelah menetapkan warisan yang lebih akrab.
Pendukung utama presiden dan ketua PDIP, Megawati Sukarnoputri, adalah putri dari presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Dia menjadi kepala negara wanita pertama pada tahun 2001 dan putrinya Puan Maharani, yang saat ini menjadi Ketua DPR, disebut-sebut sebagai calon calon presiden.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut mendirikan Partai Demokrat, yang kini diketuai oleh putra tertuanya, mantan calon gubernur DKI Jakarta.
Putra kedua Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono adalah anggota parlemen.
Jokowi, telah meremehkan ambisi serupa untuk keluarganya, dengan mengatakan bahwa tawaran Gibran dan Bobby adalah milik mereka sendiri.
“Saya tidak pernah memaksa anak-anak saya mengikuti saya atau terjun ke politik, tidak ada hal seperti itu,” kata Jokowi dalam wawancara dengan Kompas TV, November lalu.
“Itu hak politik setiap warga negara, termasuk anak-anak saya,” lanjut Presiden.
Gibran Rakabuming menanggapi pembicaraan tentang dinasti yang sedang tumbuh dengan mengatakan dia tidak menjamin kemenangan dalam pemilihan.
“Ini kontes, bukan janji,” katanya setelah pencalonannya diumumkan pada Juli.
(Tribunnewswiki.com/SO)