Berita Muratara

Beli Excavator untuk Bantu Warga Buka Lahan Terlantar, Surian: Kami Berikan Bukti, Bukan Cuma Janji

Surian mengaku sengaja membeli excavator tersebut sebelum hari pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muratara 9 Desember.

Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/RAHMAT AIZULLAH/ISTIMEWA
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), Syarif Hidayat dan Surian Sofyan membeli alat berat jenis excavator untuk membantu masyarakat dalam membuka lahan terlantar 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), Syarif Hidayat dan Surian Sofyan membeli alat berat jenis excavator.

Calon Wakil Bupati Muratara Surian Sofyan mengatakan excavator dibeli untuk membantu para petani dalam membuka lahan terlantar.

"Alat berat ini kita beli untuk masyarakat, untuk membuka lahan tidur atau lahan terlantar," kata Surian, Kamis (3/12/2020).

Surian mengaku sengaja membeli excavator tersebut sebelum hari pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muratara 9 Desember.

Ia ingin menunjukkan kepada masyarakat Muratara bahwa pasangan calon nomor urut 03 Syarif-Surian memberikan bukti bukan hanya berjanji.

Syarif-Surian pada Pilkada Muratara 2020 ini memiliki beberapa program unggulan, salah satunya pemanfaatan lahan terlantar.

"Kami ada program pemanfaatan lahan terlantar, kami berikan bukti, bukan cuma berjanji, inilah buktinya kami sudah beli excavator," ujarnya.

Calon Bupati Muratara Syarif Hidayat menambahkan program pemanfaatan lahan terlantar yang digagasnya di periode pertama sudah terbukti.

"Selama saya memimpin di periode pertama, sudah ribuan hektare lahan terlantar kita jadikan lahan produktif," kata Syarif Hidayat.

Menurut dia, keberhasilan dari program pemanfaatan lahan terlantar tersebut akan dilanjutkan pada periode keduanya bila terpilih kembali di Pilkada 2020 ini.

"Program ini akan terus kita lanjutkan, saya sudah memberi bukti, bukan baru mau berjanji," tegasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Suhardiman melalui Kabid Sapras, Ade Meri mengungkapkan sudah 3.000 lahan terlantar dijadikan lahan produktif.

"Sejak 2016 sampai 2019 tergarap 2.300 hektare, tahun 2020 ini 700 hektare, jadi semuanya sudah 3.000 hektare," kata Ade Meri.

Ia menyebutkan, masih ada sekitar 7.000 hektare lagi lahan potensial di wilayah Kabupaten Muratara yang belum tergarap maksimal.

Lahan dimaksud banyak ditinggali masyarakat karena dianggap tidak ekonomis.

Mengingat mayoritas lahan pertanian di Muratara adalah lahan marginal berupa sawah lebak.

Lahan-lahan tersebut kebanjiran saat musim penghujan dan kekurangan air saat kemarau.

"Mayoritas di daerah kita ini sawah tadah hujan, jadi cuma bisa panen sekali dalam setahun."

"Karena sering terkena bencana banjir dan kekeringan, makanya banyak lahan sawah ditinggalkan masyarakat," kata Ade.

Ia menyatakan pemerintah daerah sudah berupaya meningkatkan potensi lahan tidur tersebut dengan cara optimalisasi lahan.

Seperti menggunakan sistem pompanisasi, membuat saluran irigasi, hingga pembagian bibit dan lain-lain.

Ade menambahkan, Dinas Pertanian terus mendorong peningkatan produksi pertanian di Muratara agar bisa panen dua kali dalam setahun.

"Saat ini sudah ada yang panen sampai tiga kali dalam setahun, tapi rata-rata banyak yang dua kali panen."

"Estimasi produksi sekitar lima ton per hektare, pada tahun 2020 ini ada sekitar 30.000 ton produksi padi di wilayah Muratara," ungkap Ade.

Wasir, salah seorang petani di Rupit menyebutkan beberapa kendala yang sering dihadapi masyarakat saat hendak menggarap lahan.

"Di wilayah kita ini rata-rata sawah tadah hujan, tidak seperti di Tugumulyo Musi Rawas, ada irigasi besar."

"Dulu banyak yang bersawah, karena sering kekeringan dan kebanjiran, jadi ditinggalkan," katanya.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved