Berita Palembang
Tertular HIV/AIDS Tanpa Bersentuhan dengan Penderita? Ini Penjelasan Dokter RSMH Palembang
Lantas banyak juga pertanyaan apakah ini bisa menular tanpa kita bersentuhan dengan penderita atau terinveksi.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setiap tanggal 1 Desember diperingati hari HIV/AIDS sedunia.
Berdasarkan data yang ada kasus HIV/AIDS di dunia per 2019 tercatat 38 juta kasus engan jumlah kasus baru 1,7 juta HIV dan kematian akibat AIDS 690 ribu.
Ketua Divisi Infeksi Menular Seksual RSMH Palembang dr M Izazi Hari Purwoko, SpKK(K),FINSDV, FAADV mengatakan berdasarkan data yang ada di Sumsel kasus di tahun 2019 sebanyak 433 kasus HIV diantaranya 233 kasus AIDS.
"Sedangkan di tahun 2020 Januari hingga seperti kasus HIV 330 kasus dan AIDS 123 kasus," ujarnya dalam Sumsel Virtual Fest, Selasa (1/12/2020).
Ia mengatakan sejak 10 tahun terakhir kasus di Sumsel ini cukup menurun dari segi jumlah maupun angka kematian.
"Tentu dari segi jumlah kita lihat masih banyak apalagi ditahun 2019 kemarin," beber dia.
Karena itu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apalagi kalau ia orang yang berisiko tinggi terkena HIV/ AIDS perlu dibangkitkan.
"Kita sangat wellcome sekali di RSMH Palembang kalau ada yang mau memeriksakan diri dan akan kita layanani dengan baik," beber dia.
Apalagi orang yang terinveksi ini sulit dilihat karena sama seperti orang pada umumnya tak ada perbedaan.
"Karena itu orang yang suka menyembunyikan statusnya dapat menularkan kepada orang lain," ungkapnya.
Dokter Izazi menjelaskan orang yang beresiko besar terkena ini yakni orang-orang yang seperti pengguna narkoba yang memakai jarum suntik, pasangan berisiko tinggi, perilaku seks menyimpang sesama jenis.
"Bahkan saat ini penularan 75 persen itu dari seksual sesama jenis yang terbanyak hingga saat ini disamping pengguna narkoba pakai jarum suntik," ungkapnya.
Parahnya lagi, lanjut dia bahkan banyak pihaknya temui usia dibawah 20 tahun alias masih pelajar. "Ini yang menyakitkan dan menyedihkan buat kita," ungkap dia.
Pemerintah pun saat ini telah melakukan deteksi bagi orang yang beresiko tinggi untuk dilakukan secara sukarela.
Ia mengatakan penularan ini terjadi melalui cairan seperti sperma, darah, asi.