Berita Penddiikan

Sambut Belajar Tatap Muka, SMPN 2 Lubuklinggau Siapkan 1.200 Masker, Satu Kelas Hanya 15 Siswa

Selain menyiapkan masker, ia mengatakan bila tempat duduk seluruh kelas yang semula kapasitasnya 32 orang dikurangi menjadi 15 orang dalam satu kelas.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Penjaga sekolah saat mengatur tempat duduk siswa yang semula 32 orang dikurangi menjadi 15 orang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Sekolah di Kota Lubuklinggau, Sumsel mulai bersiap menyambut proses belajar tatap muka Januari 2021 mendatang.

Sebelum proses belajar tatap muka dimulai, Pemerintah Kota Lubuklinggau menginstruksikan Desember mendatang seluruh sekolah di kota ini dipersilahkan melakukan simulasi belajar tatap muka.

Kepala SMPN 2 Lubuklinggau, Suparman mengaku sudah mendengar kabar tersebut, namun, saat ini pihak sekolah masih menunggu instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau.

"Kita sudah lama menunggu kebijakan ini, berdasarkan hasil rapat dengan seluruh guru, rata-rata semua guru menginginkan diadakan belajar tatap muka," ungkapnya pada wartawan, Selasa (24/11/2020).

Sebab, para guru menilai sistem belajar dalam jaringan (daring) belum efektif dan tidak maksimal. Karena yang mengerjakan tugas siswa selama ini adalah orang tuanya.

"Untuk menyambut sekolah tatap muka ini kita sudah menyiapkan 1.200 masker, nanti saat masuk sekolah kita bagikan kepada para siswa yang lupa bawa masker," ujarnya.

Selain menyiapkan masker, ia mengatakan bila tempat duduk seluruh kelas yang semula kapasitasnya 32 orang dikurangi menjadi 15 orang dalam satu kelas.

"Satu kelas berisi 15 orang dengan jumlah 34 rombongan belajar setiap hari. Jadwalnya perkelas seminggu dua kali dengan jadwal masuk pukul 07.15 WIB sampai pukul 12 00 WIB," ungkapnya.

Selanjutnya, untuk kekurangan waktu belajar di kelas akan dibebankan dalam bentuk tugas rumah dan jam waktu istirahat yang semula digunakan untuk siswa bermain kedepan ditiadakan.

"Mereka hanya istirahat lima menit untuk makan, kita sepakat kantin
tidak bukak, para siswa membawa makanan dari rumah, hal itu untuk menghindari kerumunan," ungkapnya.

Kemudian untuk tempat cuci tangan, sekolah sudah menyiapkan 25 buah tempat cuci tangan yang diletakkan di depan-depan dan ruang guru.

"Termasuk thermogun (alat pengukur suhu) kita siapkan sembilan buah dan untuk pengaturan jadwal kepulangan akan diatur per empat kelas 10 menit," ujarnya. 

Desember Sekolah Simulasi Tatap Muka

Sekolah di Lubuklinggau bersiap melaksanakan belajar tatap muka.

Wali Kota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe mengungkapkan, sudah mendengar sekolah sistem tatap muka akan dimulai pada awal Januari 2021.

"Dengan keluarnya kebijakan dari pusat maka Desember ini kita akan melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan (pokes) dimasing-masing sekolah," kata Nanan pada wartawan, Minggu (23/11/2020).

Walau pun ia agak berat sekolah dibuka kembali ditengah pandemi masih tinggi saat ini.

Beberapa pertimbangannya, anak-anak kecil memang susah tepapar dengan persentasenya hanya 10-11 persen saja.

Namun, disisi lain ibu-ibu pengantar anak-anak ke sekolah itu harus jadi perhatian, sebab di Kota Lubuklinggau selama ini ketika anak-anaknya sekolah ibu-ibunya juga ikut mengantar sampai ke sekolah.

Ketua Satgas Covid-19 Kota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe
Ketua Satgas Covid-19 Kota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe (Tribun Sumsel/ Eko Hepronis)

"Ini yang membuat lonjakan-lonjakan, itu yang dikhawatirkan terjadi selama ini, tapi kita lihat bila ada ketentuan pusat maka kita harus patuh," ungkapnya.

Ia menyampaikan, yang menjadi perhatian Satgas kedepan para orang tua yang menjemput, kantin di sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler anak dimasing-masing sekolah.

"Misal olahraga, bila selama ini saat olahraga menimbulkan kerumunan, tapi kedepan akan diatur, bisa saja satu kelas dahulu atau bagaimana, jadi kita mensimulasikan itu setelah sinyal dari pusat ini keluar," ujarnya

Ia berencana, kegiatan simulasi buka sekokah ini kedepan bukan hanya sekolah tertentu atau pun sekolah di tengah kota, melainkan semua sekolah harus melakukan simulasi ini.

"Sejauh ini semua sekolah sudah siap, tapi tanpa diduga sekolah dibuka orang tuanya penjemputnya yang membludak, jadi ini sangat rentan sekali," ungkapnya.

Walaupun untuk kegiatan cuci tangan, jaga jarak dan menghindari kerumunan sekarang hampir semuanya bisa dilakukan.

Tapi pejemputnya ini yang susah, bahkan saat pulang sekolah ramai sekali.

"Kedepan ini juga harus jadi perhatian kita atau nanti kita minta saat pulang dibuat bergiliran, sehingga apa yang selama ini kita khawatirkan tidak terjadi di Kota Lubuklinggau," ujarnya.

Sedangkan untuk masalah Covid-19 di Kota Lubuklinggau, masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak tidak perlu cemas, karena imbauan jalan terus baik oleh Pol PP dan Polisi.

Namun, semuanya harus saling menjaga satu sama lain.

"Kasus meninggal di Lubuklinggau ini rata-rata punya penyakit pengorbit dan penyakit bawaan, bila ada keluarganya ada penyakit bawaan, lingkaran keluarga harus menjaga dan taat prokes," ungkapnya.

Desember Sekolah Simulasi Tatap Muka

Sekolah di Lubuklinggau bersiap melaksanakan belajar tatap muka.

Wali Kota Lubuklinggau, SN Prana Putra Sohe mengungkapkan, sudah mendengar sekolah sistem tatap muka akan dimulai pada awal Januari 2021.

"Dengan keluarnya kebijakan dari pusat maka Desember ini kita akan melakukan simulasi penerapan protokol kesehatan (pokes) dimasing-masing sekolah," kata Nanan pada wartawan, Minggu (23/11/2020).

Walau pun ia agak berat sekolah dibuka kembali ditengah pandemi masih tinggi saat ini.

Beberapa pertimbangannya, anak-anak kecil memang susah tepapar dengan persentasenya hanya 10-11 persen saja.

Namun, disisi lain ibu-ibu pengantar anak-anak ke sekolah itu harus jadi perhatian, sebab di Kota Lubuklinggau selama ini ketika anak-anaknya sekolah ibu-ibunya juga ikut mengantar sampai ke sekolah.

"Ini yang membuat lonjakan-lonjakan, itu yang dikhawatirkan terjadi selama ini, tapi kita lihat bila ada ketentuan pusat maka kita harus patuh," ungkapnya.

Ia menyampaikan, yang menjadi perhatian Satgas kedepan para orang tua yang menjemput, kantin di sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler anak dimasing-masing sekolah.

"Misal olahraga, bila selama ini saat olahraga menimbulkan kerumunan, tapi kedepan akan diatur, bisa saja satu kelas dahulu atau bagaimana, jadi kita mensimulasikan itu setelah sinyal dari pusat ini keluar," ujarnya

Ia berencana, kegiatan simulasi buka sekokah ini kedepan bukan hanya sekolah tertentu atau pun sekolah di tengah kota, melainkan semua sekolah harus melakukan simulasi ini.

"Sejauh ini semua sekolah sudah siap, tapi tanpa diduga sekolah dibuka orang tuanya penjemputnya yang membludak, jadi ini sangat rentan sekali," ungkapnya.

Walaupun untuk kegiatan cuci tangan, jaga jarak dan menghindari kerumunan sekarang hampir semuanya bisa dilakukan.

Tapi pejemputnya ini yang susah, bahkan saat pulang sekolah ramai sekali.

"Kedepan ini juga harus jadi perhatian kita atau nanti kita minta saat pulang dibuat bergiliran, sehingga apa yang selama ini kita khawatirkan tidak terjadi di Kota Lubuklinggau," ujarnya.

Sedangkan untuk masalah Covid-19 di Kota Lubuklinggau, masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak tidak perlu cemas, karena imbauan jalan terus baik oleh Pol PP dan Polisi.

Namun, semuanya harus saling menjaga satu sama lain.

"Kasus meninggal di Lubuklinggau ini rata-rata punya penyakit pengorbit dan penyakit bawaan, bila ada keluarganya ada penyakit bawaan, lingkaran keluarga harus menjaga dan taat prokes," ungkapnya.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved