Ada Apa dengan Gibran ? Larang Jokowi Pulang ke Solo, Presiden Pilih Bermalam di Yogyakarta

Awalnya Jokowi menceritakan, dirinya baru sekali pulang ke Solo selama masa Pilkada berlangsung.

Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.com/Sabrina Asril
Presiden Joko Widodo berpose bersama putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka (28) dan Ibu Negara Iriana di kediamannya, Solo, Rabu (10/6/2015). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilarang putranya Gibran Rakabuming untuk mengunjungi kota Solo selama masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 berlangsung.

Hal ini diceritakan langsung oleh Jokowi dalam Talkshow Rossi Spesial yang tayang di Kompas TV, Senin (16/11) petang.

Larang Jokowi ke Solo itu dengan alasan untuk menghindarkan pandangan miring terkait pengaruh anak Presiden Jokowi dalam Pilkada Solo.

Awalnya Jokowi menceritakan, dirinya baru sekali pulang ke Solo selama masa Pilkada berlangsung.

Presiden kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 itu pulang ke Solo hanya untuk ziarah ke makam mendiang orang tuanya.

Seusai nyekar, Jokowi mengaku langsung bertolak ke Yogyakarta untuk bermalam.

Baca juga: KISAH SERAM Pilot Pernah Tersedot Keluar dari Jendela Kokpit, Paling Ngeri saat Mata Terbuka Lebar

Baca juga: Pak Jokowi, Tolong Dengar Ini, Ustaz Haikal Tahan Tangis Cerita Soal Habib Rizieq di ILC Semalam

Baca juga: Hampir 9 Jam Anies Baswedan di Polda Metro Jaya, Dicecar 33 Pertanyaan : Tak Ditambah dan Dikurang

"Kemudian malam itu juga saya kembali lagi dan menginapnya di Jogja, tidak di Solo. Untuk menjaga suara-suara seperti yang disampaikan Rossi tadi," ucap Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, dirinya tidak bermalam di Solo atas permintaan Gibran yang kini menjadi calon Wali Kota.

Gibran, kata Jokowi, ingin menghindarkan pencalonan dirinya dari rumor pengaruh anak
presiden.

Rossi: Gibran melarang Pak Jokowi ke Solo selama masa Pilkada?

Jokowi: Iya, salah satunya dia ngomong seperti itu. Bapak tidak usah ke Solo dulu, tapi kan saya mau nyekar.

Rossi: Kok berani calon Wali Kota melarang presiden?

Jokowi: Disampaikan seperti itu ya saya jawab.

Peraturan KPU nomor 5 Tahun 2020 menetapkan masa kampanye berlangsung mulai 26 September - 5 Desember 2020.

Berarti, Jokowi dilarang Gibran ke kota Solo selama kurang lebih 35 hari.

Jokowi mengaku tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk mengikuti dirinya terjun ke dunia politik.

Menurut Jokowi, Gibran Rakabuming maju di Pilkada Solo atas keinginannya sendiri.

Demikian juga menantunya, Bobby Nasution yang maju di Pilkada kota Medan.

"Setiap warga negara memiliki hak politik, termasuk anak-anak saya," ucap Jokowi.

"Sehingga waktu menyampaikan keinginan itu, saya tanya sudah kamu hitung, sudah kamu kalkulasi, sudah. Jalan," sambung Jokowi.

Jokowi menceritakan, baik Bobby maupun Gibran mencari partai pengusungnya tanpa bantuan Jokowi.

Mereka juga melakukan kampanye di daerah pilih masing-masing tanpa bantuan Jokowi.

"Dan ingat, bahwa ini bisa menang, bisa kalah. Masyarakat kita sudah pintar. Kalau dipilih oleh rakyat berarti bisa, kalau tidak dikehendaki, tidak dipilih, berarti tidak menang. Artinya ini proses demokrasi yang kita jalankan," kata Jokowi.

Putra dan menantu Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, hadir saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2019-2024.
Putra dan menantu Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, hadir saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2019-2024. (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Ihwal keduanya diusung Partai PDI Perjuangan, Jokowi menegaskan dirinya hanyalah pengurus partai.

Bukan orang memberikan kewenangan terkait siapa-siapa yang akan maju di Pilkada serentak
2020.

"Saya ini bukan pengurus partai dan bukan ketua partai. Yang memutuskan itu ada di partai,
bahwa melihat saya presiden ya memang saya presiden kok," ucap Jokowi.

Jokowi menceritakan, Gibran dan Bobby sama-sama pernah menghadap dirinya sebelum memutuskan maju di Pilkada kota Solo dan Medan.

"Pak itu hak politik saya, dan ini juga bukan ditunjuk atau dipilih
oleh presiden, tapi ini nanti yang memilih masyarakat," ucap Jokowi menirukan Gibran dan Bobby saat meminta izin.

"Jawaban mereka juga tegas seperti itu, ya sudah jalan," pungkas Jokowi. (tribun network/genik)

Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Ini Murni Keinginan Saya Sendiri

 Tidak bisa dilepaskan dalam majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wali Kota Solo 2020, sosok Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Karena maju menjadi kepala daerah saat ayahnya masih menjabat sebagai RI 1, berbagai dugaan muncul soal Gibran yang mendapat berbagai keistimewaan. 

Disebut mendapat kemudahan tertentu dari pengaruh ayahnya yang merupakan presiden, Gibran tegas membantah. 

tribunnews
Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka saat santap siang di rumah makan Ayam Goreng Kampung Mbah Karto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu, 28 Juli 2019. Dalam kesempatan tersebut keduanya berkomentar soal survei Calon Wali Kota Surakarta 2020-2025. Terbaru, Gibran membantah ada bantuan dari ayahnya untuk maju ke Pilkada Solo 2020. (BPMI Setpres)

Awalnya Gibran menegaskan bahwa dirinya maju atas keinginan sendiri, bukan karena diperintah oleh ayahyna.

"Enggak ada perintah, ini murni keinginan saya sendiri," kata Gibran.

"Tidak ada dorongan?," sahut Najwa.

Ayah dari Jan Ethes tersebut kembali menekankan, dirinya memang maju ke dunia politik atas niatnya sendiri.

"Enggak ada perintah, enggak ada dorongan, ini murni keinginan saya sendiri," ujar Gibran.

Untuk membuktikan kesungguhan niatnya, Gibran mengungkit wawancaranya dengan Najwa yang ditampilkan pada awal acara.

Pada momen tersebut, tepatnya di tahun 2018, Gibran memang menyatakan dirinya tertarik untuk terjun ke dunia politik.

Namun kala itu Gibran mengatakan baru akan masuk ke dunia politik 20 tahun mendatang atau pada tahun 2038.

"Dua tahun lalu saya sudah bilang, saya tertarik, makannya sekarang saya maju," kata Gibran.

Najwa lalu kembali menanyakan soal timing Gibran yang maju saat Jokowi masih menjabat.

"Kenapa harus sekarang, tidak menunggu ayahanda selesai menjabat presiden?" tanya Najwa.

Gibran menjelaskan dirinya memang maju karena sudah merasa siap.

"Karena saya sudah merasa siap," kata dia.

Selanjutnya, Najwa mempertanyakan tentang pengaruh posisi Jokowi terhadap jalan Gibran mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo 2020.

Kakak dari Kaesang Pangarep itu kembali membantah dirinya mendapat keistimewaan tertentu untuk maju di Pilkada Solo 2020.

"Kalau dimudahkan, apa sih yang dimudahkan?" ucap Gibran.

"Semua proses kan sudah saya lalui, semua persyaratan sudah saya penuhi."

Gibran lalu menyinggung soal tahap-tahap yang ia lalui mulai dari pendaftaran, memenuhi persyaratan, serta fit and proper test.

"Tidak ada tahapan-tahapan yang saya lompati," kata dia.

"Tidak ada yang namanya shortcut (jalan pintas)," sambungnya.

Simak video selengkapnya mulai menit ke-5.05:

Optimis Kemenangan Gibran 80 Persen

Sebelumnya diberitakan. Wali Kota Solo sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP), FX Hadi Rudyatmo mengaku sangat optimis menghadapi Pilkada Solo 2020.

Dilansir TribunWow.com, Rudy mengatakan keoptimisannya tidak hanya untuk memenangkan pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Amiruddin yang diusung oleh PDIP.

Namun menburutnya PDIP sangat yakin bisa mendapatkan suara mayoritas di Pilkada Solo 2020, hingga 80 persen.

tribunnews
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (kanan) dan bakal calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri). DPC PDIP Kota Solo mengusung Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Teguh Prakosa. (Instagram @fx.rudyatmo)

Bahkan dikatakannya target PDIP tersebut akan mengukir sejarah perolehan suara terbanyak dari kontestasi pilkada-pilkada sebelumnya.

Hal itu disampaikan FX Rudy dalam acara musyawarah ranting di Gedung Graha Saba Buana, Solo yang tayang di kanal Youtube Official iNews, Minggu (9/8/2020).

Mulanya dirinya memastikan bahwa acara tersebut dihadiri oleh semua kader dari partai berlogo kepala banteng tersebut.

Menurutnya, seluruh kader PDIP sejauh ini sudah sangat solit untuk memenangkan pasangan Gibran dan Teguh.

"Perintah partai semua berangkat, tidak boleh ada yang ndak berangkat, karena partai kalau sudah memerintah itulah yang namanya tegak lurus harus memenangkan Gibran-Teguh untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota yang pelaksanaan pencoblosannya nanti pada 9 Desember," ujar FX Rudy.

Menurutnya, target kemenangan suara sebanyak 80 persen itu lantaran mempertimbangkan partai-partai pendukung lainnya.

Sedangkan untuk target dari PDIP sendiri dikatakannya hanyalah 60 persen.

Dirinya lantas menegaskan bahwa target 80 persen bahkan lebih dirasa sangat realistis.

"Target kalau mau mengukir sejarah juga bisa kita pada tahun yang lalu, sehingga kalau Partai PDI Perjuangan sendiri 60 persen," katanya.

"Nanti kalau partai pendukung berapa persen dan sebagainya ya kita mau mencapai 80 persen ke atas sangat-sangat masih realistis," jelasnya menutup.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ternyata Ini Alasan Jokowi Tidak Pernah ke Solo Selama Pilkada 2020, Pilih Menginap di Yogyakarta

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved