Diambang Kekalahan, Donald Trump Tak Terima dan Sebut Hanya Kecurangan yang Bisa Membuatnya Kalah
Diambang Kekalahan, Donald Trump Tak Terima dan Sebut Hanya Kecurangan yang Bisa Membuatnya Kalah
TRIBUNSUMSEL.COM - Perhitungan suara akan pemilihan presiden AS masih terus berlangsung.
Namun Calon Presiden AS, Donald Trump, telah berulangkali menyatakan menolak untuk berkomitmen pada transisi kekuasaan yang damai, dalam Pilpres AS 2020.
Kekalahan Trump sudah mulai membayang ketika saat ini, Rabu (4/11/2020), pukul 12.30 WIB atau pukul 00.30 waktu Amerika, Capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengungguli sementara Trump dengan perolehan 223 melawan 145.
Ketika AS bersiap untuk Joe Biden atau kemenangan Donald Trump, orang Amerika dipaksa untuk mempertimbangkan skenario luar biasa di mana Trump kalah, tetapi menolak untuk menyerah.
Trump telah menyatakan dia mungkin tidak menerima hasil pemilu 2020 cukup sering untuk menimbulkan kekhawatiran apakah dia benar-benar serius.
Selama enam bulan terakhir, Trump berulang kali menolak untuk berkomitmen pada transisi kekuasaan yang damai.
Ketika ditanya soal ini, dia mengklaim bahwa dia hanya akan kalah jika pemilihan dicurangi, dikutip The Guardian, Rabu (4/11/2020).
Sebenarnya Trump menunjukkan nonkomitmen yang sama pada tahun 2016.
Tetapi 'untunglah', dia menang waktu melawan Hillary Clinton.
Tetapi tahun ini ekspektasi penundaan hasil memberikan presiden lebih banyak ruang untuk mengklaim hasil pemilu tidak dapat dipercaya, atau bahkan untuk mengklaim kemenangan sebelum cukup banyak suara dihitung.
Kembali pada bulan Juli, Trump tampaknya meletakkan dasar untuk berpotensi menolak pemungutan suara.
Dalam sebuah wawancara dengan Chris Wallace di Fox News, sebagian besar dikenang karena Wallace menghadapkan Trump dengan tes kognitif sangat sulit yang diklaim telah diambil oleh presiden.
Tes tersebut mengharuskan pengasuh untuk mengidentifikasi gajah, buaya, dan ular.
Wallace bertanya kepada Trump jika dia mau menerima hasil pemilu.
"Saya harus melihat," kata Trump.