Berita Palembang

Diantar Ayah, Mahasiswa yang Terlibat Rusakkan Mobil Polisi Serahkan Diri

Saat kericuhan, tersangka ini diduga naik keatas mobil sambil meloncat-loncat merusak dan menendang rotator mobil dinas Pam Obvit Polda Sumsel

TRIBUN SUMSEL/SHINTA DWI ANGGRAINI
Seorang mahasiswa yang ikut terlibat merusak mobil dinas polisi saat aksi unjuk rasa berujung ricuh di depan gedung DPRD Sumsel beberapa waktu lalu, kini menyerahkan diri, Sabtu (24/10/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Seorang mahasiswa yang ikut terlibat merusak mobil dinas polisi saat aksi unjuk rasa berujung ricuh di depan gedung DPRD Sumsel beberapa waktu lalu, kini menyerahkan diri.

Diantar langsung oleh ayahnya, HM (18) yang merupakan mahasiswa jurusan hukum di salah satu universitas swasta Palembang ini, terlihat lebih banyak diam seraya terus menundukkan kepala setibanya ia di markas Jatanras Polda Sumsel.

"Saat kericuhan terjadi, tersangka ini diduga naik keatas mobil sambil meloncat-loncat merusak dan menendang rotator mobil dinas Pam Obvit Polda Sumsel yang diparkir dekat lokasi demo," ujar Kasubdit III Kompol Suryadi, Sabtu (24/10/2020).

Termasuk HM, saat ini sudah ada sembilan mahasiswa yang diamankan terkait aksi pengrusakan itu.

Mereka berasal dari universitas yang berbeda-beda disejumlah wilayah Sumsel.

"Artinya masih ada 14 orang lagi yang masih DPO. Maka untuk itu, kami imbau mereka agar segera menyerahkan diri karena cepat atau lambat pasti akan ditangkap juga. Identitas seluruhnya sudah kami ketahui," ujar Suryadi.

Diberitakan sebelumnya, ketegangan mewarnai aksi unjuk rasa menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang digelar oleh ribuan mahasiswa di halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel, Kamis (8/10/2020) lalu.

Tak hanya terjadi aksi saling kejar, lempar batu, air mineral dan guyuran gas air mata.

Ketegangan juga mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas yang berada di seputaran lokasi demo.

Terlihat, dua motor polisi dan dua mobil dinas polisi yang terparkir dekat dengan lokasi demo, tak luput menjadi bulan-bulanan kekesalan massa.

Mobil Pam Obvit Polda Sumsel bahkan sampai terbalik dan mengalami kerusakan cukup parah akibat luapan kekesalan massa yang merasa emosi.

Suasana baru kondusif setelah perwakilan massa dan aparat kepolisan saling berdiskusi dan memenangkan situasi.

Sementara itu beberapa mahasiswa yang terlibat aksi juga mengalami luka-luka.

Yoga (19) salah satu pendemo yang mengalami luka di bagian lutut mengatakan, ia terjatuh saat berusaha lari menghindari semprotan gas air mata.

"Tadi jatuh ke aspal, untung tidak terinjak," ucapnya.

Yoga sangat menyayangkan adanya ketegangan yang terjadi saat aksi menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja berlangsung.

"Saya juga tidak tahu kenapa bisa begini. Padahal niat kami hanya ingin menyampaikan aspirasi menolak omnibus law. Mungkin ada pihak-pihak yang memprovokasi," ujarnya.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved