Fery Lemas Sebelum Meninggal, Anak Tiri Merasa Puas Pembunuh Ibu Wafat: Yang Maha Kuasa Berbuat Adil

Dijelaskan Kanit Pidium Polrestabes Medan, Iptu Ardian Yunan Saputra, mulanya Fery Pasaribu mengeluh lemas dan demam tinggi sehari sebelum wafat.

Editor: Weni Wahyuny
kompas/dewantoro
Fery Pasaribu sempat merasakan amukan dari keluarga korban saat digelandang menuju sel tahanan di Mapolrestabes Medan sebelum dan setelah konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Kamis (24/9/2020). Tersangka membunuh istri sirinya dengan cara menyayat leher korban dengan pisau setelah diajaknya makan malam. 

Fery Pasaribu (55) mengajak istrinya, Fitri Yanti (45) bertemu lalu makan malam sekira pukul 19:00 WIB, Sabtu 29 Agustus 2020 lalu.

Tak ada yang menyangka, hari itu adalah makan malam terakhir yang dirasakan Fitri.

Sekira pukul 21:00 WIB, Fitri yang bekerja sebagai driver ojek oline (ojol) ini mengabari sedang bersama seorang teman.

Kabar itu diberikan kepada anaknya, Parhan Aulia (21).

"Mama telepon lagi keluar sama temennya, tak bilang di mana," ucap Parhan dilansir dari Kompas.com.

Beberapa saat setelah mendapat kabar tersebut, Parhan tak lagi bisa menghubungi ponsel sang mamah.

"20 menit kemudian ku telepon sudah gak aktif," sambungnya.

Anak-anak Fitri tak tahu, ibunya sedang bersama Fery, pria yang menikahinya pada tahun 2015.

Fery memang suami Fitri, tapi keduanya hanya tinggal serumah sekitar 5 bulan.

Setelahnya, Fitri tinggal bersama anaknya di Jalan Bromo.

Pergi makan malam

Fery mengajak Fitri bertemu, pada saat malam Minggu itu keduanya makam malam bersama.

Setelahnya, Fery dan Fitri berboncengan ke suatu tempat, tapi Fitri melihat ada yang aneh.

Fitri melihat, ada benda yang menonjol di depan pakaian suaminya.

Karena penasaran, Fitri bertanya apa benda yang dibawa Fery.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved